Kabar tidak sedap datang dari Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Dilaporkan bahwa sebanyak delapan penumpang travel mudik yang baru saja tiba di
Kecamatan Cimanggu Cilacap dinyatakan positif virus corona. Akibatnya mereka harus menjalani isolasi di RSUD Majenang.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap, Pramesti Griana
Dewi menyampaikan bahwa kedelapan orang ini dinyatakan positif Covid-19 meski tanpa gejala.
Terkait kasus ini, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo pun meminta semua warganya untuk memathui aturan larangan mudik tahun ini.
"Masih ada yang bocor di beberapa tempat. Tolong masyarakat ikuti aturan dengan baik, bahaya betul kalau ngumpet-ngumpet," katanya, Selasa (28/4) kemarin.
Sebelumnya, larangan mudik sendiri secara resmi sudah
diumumkan oleh Presiden Joko Widodo. Dia menyampaikan bahwa tahun ini, semua
warga negara Indonesia dilarang keras melakukan perjalanan pulang kampung
selama wabah virus corona. Pasalnya, mudik menjadi berbahaya jika si pemudik
ternyata adalah pembawa virus ke kampung halamannya dan menularkan virus
tersebut ke orang lain. Hal inilah yang diharapkan bisa dipahami oleh seluruh masyarakat.
Baca Juga: Larangan Mudik Efektif 24 April, Sanksi Berlaku Efektif 7 Mei 2020
Sebagai langkah penting yang harus dipatuhi, Dokter Rumah
Sakit Persahabatan dr Andika Chandra Putra sendiri turut menghimbau masyarakat untuk
taat aturan dan tidak mencoba untuk mudik secara sembunyi-sembunyi demi membatasi penularan virus yang lebih luas ke daerah lain.
“Ini memang sulit karena berhubungan dengan perilaku dan
budaya. Mengubah perilaku dan budaya (mudik) memang agak susah,” kata dr Andika Chandra.
Dia juga menekankan bahwa pemudik yang terkena virus corona
tanpa gejala (Orang Tanpa Gejala) sangat berisiko membawa virus dan
menularkannya ke kepada anggota keluarga dan orang-orang yang berinteraksi. Dia
meyakinkan bahwa tujuan mudik adalah untuk berbagi kebahagiaan dengan
orang-orang terdekat. Tapi untuk kali ini, mudik di tengah situasi wabah virus corona hanya akan menyebabkan petaka bagi keluarga di kampung halaman.
Meskipun pemudik mungkin merasa sehat dan tidak terpapar
virus, dr. Andhika memastikan bahwa pemudik bisa saja terpapar di tengah
perjalanan pulang karena interaksi dengan orang lain yang tidak terelakkan. Hal inilah yang menyebabkan risiko penyebaran virus menjadi sangat luas.
Karena itu, dia menghimbau semua masyarakat bersabar dan menahan diri untuk tidak mudik di masa-masa ini.
Dengan patuh pada larangan mudik, masyarakat juga menunjukkan
kepeduliannya kepada orang lain dan tidak menjadi pribadi yang egois. Menunda
mudik juga bisa jadi sikap bagaimana kita menyayangi sesama seperti kita menyayangi diri kita sendiri.
Sebagai warga negara, kita juga perlu mendukung pemerintah
untuk menuntaskan masalah pandemi ini bersama-sama. Sehingga kondisi ini tidak
menjadi berlarut-larut atau semakin memburuk melainkan segera usai. Karena
dengan kerja sama yang baiklah, kita bisa melawan wabah virus corona jauh lebih
cepat sama seperti yang dilakukan oleh negara-negara lain yang saat ini sudah
mulai membaik seperti Singapura, Korea Selatan, Italia, Jerman dan sebagainya.
Jadi, mari menunjukkan bahwa kita bukanlah warga negara yang
egois, melainkan warga negara yang peduli dengan keselamatan sesama.