Soal Pembubaran Ibadah Sekeluarga di Cikarang, Cuma Salah Paham Sampai Akhirnya Berdamai
Sumber: Totabuan.com

Nasional / 20 April 2020

Kalangan Sendiri

Soal Pembubaran Ibadah Sekeluarga di Cikarang, Cuma Salah Paham Sampai Akhirnya Berdamai

Lori Official Writer
2927

Kasus pembubaran ibadah di Cikarang, Bekasi sempat menjadi perhatian public pada Minggu, 19 April 2020 kemarin.

Kronologinya berawal dari dua orang pria mendatangi sebuah rumah yang di dalamnya sedang berlangsung ibadah minggu keluarga.

Usut punya usut, kedua pria tersebut adalah Ketua RT setempat dan juga seorang haji berpeci.

Lewat sebuah video, pembubaran ini diwarnai oleh kemarahan. Tak bisa berbuat apa-apa, keluarga Kristen tersebut pun berusaha menjelaskan jika itu adalah ibadah yang sesuai dengan anjuran pemerintah.

Namun sang haji ngotot bahwa perkumpulan dalam bentuk apapun tidak diijinkan terjadi di rumah.

Sementara pembubaran ini sendiri berawal dari ketika warga mendengar suara orang sedang berdoa dari dalam rumah. Berpikir jika itu adalah ibadah massal, warga pun segera melaporkan hal tersebut.


Baca Juga: Ini Alasan PGI Minta Gereja Kosong Jadi Tempat Isolasi Pasien Corona


Sayangnya, setelah diusut ibadah tersebut hanya diikuti oleh suami, istri, anak-anak dan delapan orang lainnya. Bisa dibilang itu hanyalah berdoa.

Kejadian inipun akhirnya sampai kepada pihak kepolisian dan masalahnya telah tiba sampai titik penyelesaian.

Melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Jawa Barat, kedua belah pihakpun sudah diperdamaikan.

"Kedua belah pihak sudah damai sudah menganggap itu kesalahpahaman saja," kata Ketua FKUB Jabar Rafani Achyar, Senin (20/4).

Dia menjelaskan bahwa ibadah itu tidak dilakukan secara massal melainkan hanya diikuti oleh keluarga inti saja.

“Mereka di rumah mengadakan doa. Keluarga doing dia, istri, anak, terus siapa gitu kalau enggak salah delapan orang. Itu berdoa mendoakan mertuanya yang sedang sakit. Kan orang Kristen kalau berdoa kedengaran keluar ya. Sehingga ada yang melaporkan bahwa mereka melakukan kegiatan keagamaan secara massal,” katanya.

Pemilik rumah sendiri sempat akan melaporkan kejadian kepada pihak yang berwajib. Namun tokoh agama mulai melakukan mediasi. Jalan penyelesaian pun berujung damai.

“Oleh Ketua FKUB di lobi lah supaya karena kondisi gini kalau saling lapor juga kan nggak enak malah memancing. Akhirnya dengan negosiasi a lot sudah cabut laporan,” kata Rafani.

Kedua belah pihak pun berdamai dan sama-sama mengakui jika kasus ini hanyalah salah paham.

“Kedua belah pihak sudah damai, sudah menganggap itu kesalahpahaman saja dan mereka saling memaafkan, saling memahami kondisi demi keamanan, demi persatuan dan demi NKRI,” jelasnya.

Di tengah masa-masa wabah saat ini, penting bagi seluruh umat beragama saling menjaga kerukunan bersama. Bahkan pemerintah telah menganjurkan semua umat beragama untuk beribadah di rumah dan di ruang public. Jadi sewajarnya bila setiap orang bebas menjalankan ibadahnya di rumah.

Sumber : Berbagai Sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami