Hadapi Kebenaran dan Tegaskan Dengan Kasih
Kalangan Sendiri

Hadapi Kebenaran dan Tegaskan Dengan Kasih

Lori Official Writer
      2654

Amsal 12: 25

Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia.


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 109; Lukas 21; Hakim-Hakim 5-6

Hubungan yang sehat dan kuat selalu dibangun di atas dua kaki: berhadapan dengan kebenaran dan menegaskannya dengan kasih. Kalau kamu hanya punya satu sisi kaki saja dalam hubuganmu, hubungan itu tidak akan bertahan. Tidak akan ada yang berubah.

Kebenaranlah yang akan membebaskanmu. Walaupun di awalnya kebenaran itu akan sangat menyakitkan. Misalnya, hari ini aku mengajakmu keluar dan berkata, "Ayo kita minum kopi. Aku mau menunjukkan bagian apa saja dalam hidupmu yang harus diubah." Pastinya kamu akan berkata, “Kamu pikir kamu siapa?”

Kamu akan mulai marah, berontak dan keras kepala. Kamu akan menderita karena saat kamu membagikan kebenaran, awalnya hal itu akan sangat menyakitkan. Kadang-kadang seorang ahli bedah harus memotong bagian tubuh yang ditumbuhi sel kanker supaya kita sembuh.

Saat kita punya waktu untuk berkomunikasi dan menyampaikan kebenaran lalu cintalah seseorang, kamu akan meresponinya dengan nada positif dan kamu akan menegaskan tiga hal ini:

1 Tegaskan bahwa kamu mengasihi dan peduli dengan orang itu.

2 Tegaskan bahwa kamu akan berdoa dan membantunya.

3 Tegaskan bahwa kamu percaya orang itu bisa berubah.

Paulus melakukannya juga. Di dalam 1 dan 2 Korintus, dia memulai dan mengakhiri dengan penegasan. Sebagai contoh: Paulus memulai surat pertamanya dengan berkata, “Aku senantiasa mengucap syukur kepada Tuhan karena kamu.” Dan di akhir tulisannya, dia berkata, “Kasihku menyertai kamu sekalian dalam Kristus Yesus.” Padahal sebelumnya, dia berurusan dengan beberapa kebenaran yang sangat sulit.  Dia memulai dan mengakhiri dengan nada positif, tapi dia juga memasukkan penegasan seperti ini di tengah surat keduanya: “Aku sangat berterus terang terhadap kamu; tetapi aku juga sangat memegahkan kamu.” (2 Korintus 7: 4)

Perhatikanlah bahwa Paulus memakai kata ‘dan’. Tidak ada kata ‘tetapi’ yang bisa kita gunakan dalam konfrontasi. Saat kita melakukannya, apapun yang kita katakana sebelum dan sesudahnya akan sama sekali diabaikan dan tidak dianggap. “Aku pikir kamu adalah orang yang hebat tapi…” Atau “Aku sudah lama berteman dengan kamu, tapi…” Alih-alih memakai kata ‘tetapi’, gunakanlah kata ‘dan’ untuk memberikan seseorang penegasan bahwa dia bisa menjadi lebih baik. “Kamu punya hubungan yang hebat, dan aku percaya ada beberapa yang perlu kita selesaikan.” Itulah salah satu bentuk penegasan.


Hak cipta Rick Warren, disadur dari Crosswalk.com.

Ikuti Kami