Yesus memberikan murid-murid-Nya roti dan anggur di malam
terakhirnya sebelum disalibkan. Ketepatan saat itu adalah perayaan Paskah yang
bagi orang Israel sudah menjadi tradisi turun temuran sejak pembebasan umat Israel dari tanah Mesir.
Sampai saat ini tradisi tersebut terus dilakukan oleh
gereja-gereja di seluruh dunia. Perjamuan Kudus ini sendiri juga dikenal dengan
istilah yang berbeda oleh berbagai gereja. Ada yang menyebutnya Perjamuan Suci,
Perjamuan Paskah atau juga Ekaristi. Sama halnya dengan itu, pelaksanaan Perjamuan
Kudus inipun berbeda -beda di setiap gereja. Ada yang mengadakannya hanya di
acara-acara ibadah tertentu termasuk Paskah dan ada juga gereja yang
melakukannya setiap minggu dalam ibadah. Juga banyak yang menganggap Perjamuan Kudus
ini hanya bisa diterima oleh orang-orang tertentu saja (tidak termasuk anak-anak).
Tapi bagaimana pun caranya sebuah gereja merayakan Perjamuan
Kudus, maknanya tetap satu yaitu dimana setiap orang percaya kembali diingatkan
tentang pengorbanan Yesus di kayu salib. Mengambil Perjamuan Kudus jadi tanda pengingat
akan harga yang harus dibayar oleh Yesus untuk hidup kita yaitu tubuh dan darah-Nya yang diserahkan untuk pengampunan kita.
Mengambil Perjamuan Kudus berarti menerima pengorbanan Yesus, belas kasihan dan kasih karunia-Nya atas hidup kita.
“Sebab apa
yang telah kuteruskan kepadamu, telah aku terima dari Tuhan, yaitu bahwa Tuhan
Yesus, pada malam waktu Ia diserahkan, mengambil rotidan sesudah itu Ia
mengucap syukur atasnya; Ia memecah-mecahkannya dan berkata: "Inilah
tubuh-Ku, yang diserahkan bagi kamu; perbuatlah ini menjadi peringatan akan
Aku!"Demikian juga Ia mengambil cawan, sesudah makan, lalu berkata:
"Cawan ini adalah perjanjian baru yang dimeteraikan oleh darah-Ku;
perbuatlah ini, setiap kali kamu meminumnya, menjadi peringatan akan Aku!" (1 Korintus 11: 23-25)
Tapi di tengah-tengah masa sekarang ini, dimana semua orang
dipaksa harus berada di rumah dan orang Kristen dilarang merayakan Paskah di
gereja. Mau gak mau Perjamuan Kudus yang harusnya dilakukan di gereja, harus dilakukan
di rumah. Ada banyak yang bertanya, apakah dalam situasi ini kita masih harus melakukan Perjamuan Kudus? Apakah Perjamuan Kudus bisa dilakukan di rumah?
Mari kembali merenungkan apa makna Perjamuan Kudus itu
sendiri. Di masa-masa yang gak pasti ini, apakah kita masih bisa melakukan Perjamuan Kudus bersama sebagai gereja? Jawabannya adalah masih.
Hal ini mungkin sesuatu yang baru terjadi di beberapa denominasi
gereja dan menjadi biasa bagi sebagian gereja lainnya. Dan karena situasi ini
gak akan terus berjalan seperti ini, maka Perjamuan Kudus sangat mungkin dilakukan
di rumah masing-masing jemaat gereja. Kenapa? Karena kita perlu mengingat bahwa
Perjamuan Kudus bukan taurat sama halnya dengan pengertian gereja bahwa gereja
bukan bicara soal gedung atau tempat berkumpul. Tapi gereja bicara soal tubuh
Kristus. Kita adalah gereja karena itulah kita bisa melakukan Perjamuan Kudus
dimanapun selama kita benar-benar ingin mengingat dan kembali mendeklarasikan kuasa tubuh dan darah Yesus atas hidup kita.
Perjamuan Kudus bisa kita lakukan ketika kita berjuang untuk
sakit penyakit maupun situasi yang kita alami. Karena Tuhan tidak membatasi kapan
waktunya kita mengingat Dia dan mengucap syukur atas pengorbanan-Nya.
Jadi, jangan dikecohkan oleh berbagai-bagai pikiran yang
membuatmu merasa gak layak melakukan Perjamuan Kudus sendiri di rumah,
sekalipun itu tidak dipimpin oleh pendeta atau pemimpin gerejamu. Dalam situasi
yang gak memungkinkan ini, mari berpikir untuk tidak memusingkan aturan-aturan tertentu.