Pertama
kali kasus corona virus atau COVID-19 dilaporkan di Korea Selatan pada 20
Januari 2020, setelah itu jumlahnya terus bertambah dengan pusat pandemic di
Daegu, terkait dengan Gereka Shincheonji.
Namun
gereja di Korea Selatan baru menghentikan ibadah di gedung gereja per 1 Maret
2020. Hal ini menurut Steve Chang, seorang pendeta di Seoul kepada TheGospelCoalition.org merupakan saat-saat
emosional karena selama ini gereja selalu menjalankan ibadah, bahkan saat
Perang Korea terjadi. Ini pertama kalinya gereja harus lockdown atau menutup
pintu gereja mereka di seluruh negeri.
Karena itu pengalaman
pahit ini sangat membekas di hati umat Kristen Korea, walau demikian mereka
tetap bisa melihat bahwa Tuhan bekerja di tengah masa-masa sulit tersebut. Ada
beberapa hal yang mereka bagikan dan bisa menjadi pelajaran penting untuk umat
Kristen dan gereja di Indonesia.
Membuat
rencana dan persiapan untuk ibadah online dalam waktu yang lebih panjang
Pikirkan
rencana jangka Panjang, paling tidak dua kali lipat dari yang sebelumnya kamu
rencanakan. Korea Selatan sebagai salah satu negera maju, gerejanya sudah
sangat canggih dan siap untuk melakukan ibadah online baik secara infrastruktur internet maupun peralatannya.
Di
Indonesia mungkin tidak semua wilayah memiliki infrastruktur dan peralatan yang
memadai, namun bukan berarti jemaat tidak bisa dilayani secara online.
Jika tidak
memungkinkan, maka tidak perlu live. Namun pendeta bisa merekam kotbah ataupun
pengajaran Firman Tuhan melalui handphone dan membagikannya melalui group Whatsapp,
Facebook atau Youtube.
Jangan
menunda terlalu lama, lakukan pelayanan online sekarang juga. Ajak pertemuan
doa melalui grup Whatsapp. Lakukan tatap muka dengan video call kepada jemaat
sebagai ganti kunjungan. Bagikan materi untuk ibadah di rumah atau saat teduh
keluarga melalui Google drive atau kirimkan dokumen di email/WA.
Ingatkan
jemaat untuk mentaati anjuran pemerintah
Tidak
sedikit orang yang menganggap remeh anjuran pemerintah untuk bekerja di rumah, belajar
di rumah dan ibadah di rumah. Namun melakukan isolasi mandiri dan menjaga jarak
sangat penting dalam memutus mata rantai penyebaran virus.
Korea Selatan
adalah salah satu negera yang sangat teroganisir dalam penanganan wabah
corona,hal itu karena warganya pun mematuhi anjuran dan aturan pemerintah.
Sebab mentaati pemerintah adalah hal Alkitabiah dan diajarkan oleh para rasul seperti tertulis dalam Titus 3:1 ini : "Ingatkanlah mereka supaya mereka tunduk pada pemerintah dan orang-orang yang berkuasa, taat dan siap untuk melakukan setiap pekerjaan yang baik."
Baca juga :
Ini 5 Cara Kita Kasih Dukungan ke Usaha Lokal Biar Tetap Jalan Selama Wabah Corona
Bedanya Tindakan yang Dilakukan 3 Orang Ini Saat Tahu Pasangannya Positif Virus Corona
Ajarkan
jemaat untuk melakukan ibadah di rumah, buatlah tutorialnya
Tidak semua
keluarga terbiasa untuk melakukan ibadah bersama di rumah, dan saat-saat
isolasi seperti ini adalah waktu yang sangat baik untuk memulainya. Gembala dan
para pemimpin gereja bisa mempersiapkan tuntunan atau tutorial bagaimana melakukannya.
Bisa
memberikan daftar lagu yang akan dinyanyikan, bahkan jika perlu dengan cord
lagu yang bisa digunakan untuk mengiringinya dengan gitar. Pokok-pokok doa yang
bisa didoakan bersama, bacaan firman Tuhan dan bagaimana menggali dan
merenungkan firman Tuhan tersebut.
Mengajak
jemaat untuk tetap peduli kepada sesama dan terus menjadi berkat
Di
masa-masa wabah corona, anak-anak muda di gereja Korea Selatan banyak yang menjadi
sukarelawan untuk menolong orang-orang tua dan mereka yang rentan terhadap penyakit,
seperti mengantarkan makanan kepada mereka.
Bahkan ada mahasiswa-mahasiswa
China yang belajar di Korea melakukan penggalangan dana untuk membantu kota
Daegu yang paling terkena dampak. Ada juga seorang nenek Korea yang
mendonasikan masker yang dijatahkan pemerintah untuknya kepada gereja. Pada
masa-masa sulit itu, mereka memberikan apa yang ada pada mereka.
Ada juga gereja yang membuat gerakan untuk saling peduli satu sama lain, mereka diajak untuk menghubungi 1 orang setiap 1 hari dan menanyakan keadaaan mereka dan saling memberi semangat, serta berdoa untuk 3 orang setiap hari.
Baca juga :
Pakailah 3 Ayat Mazmur Ini Saat Berdoa Hadapi Wabah Virus Corona
5 Artis Dunia Ini Sampaikan Positif Corona, Siapa Aja Itu?
Jadi,
jangan biarkan ketakutan akan wabah membuat kasih menjadi dingin dan egoisme
menguasai. Ajak jemaat untuk peduli kepada sesama, jika tidak harus dengan memberi
sesuatu tapi cukup dengan menghubungi
satu orang dan menanyakan keadaannya, saling memberi semangat dan mendoakan.
Menjadikan
momen refleksi dan masa pemurnian terhadap gereja dan umat
Steve Chang
mengatakan bahwa wabah ini memurnikan gereja-gereja di Korea Selatan. Hal ini
membuat mereka merenungkan kembali arti “menyembah dalam roh dan kebenaran” dan
mengijinkan Roh Kudus untuk menyegarkan mereka.
Selain itu
mereka pun menyadari bahwa pertemuan ibadah yang dulu mereka anggap biasa,
ternyata sekarang menjadi hal langka yang mereka rindukan. Hal itu membuat
mereka lebih menghargai lagi ketika mereka bisa beribadah bersama saudara
seiman.
Jadi jika
kita di Indonesia saat ini mengalami hal serupa, mari kita ingat hal ini.
Janganlah kita saling mengkritik dan saling menghina karena perbedaan pandangan
atau dokrin gereja, namun ijinkan Tuhan bekerja. Berdoalah bagi mereka yang
masih belum bisa menerima keadaan sulit saat ini
Yuk jadikan masa-masa ini, terutama menjelang perayaan Jumat Agung dan Paskah dalam beberapa minggu ke depan untuk merenung, berdoa dan menjadi berkat satu sama lain. Kita percaya bahwa dalam masa sulit sekalipun, gereja dan umat Tuhan dapat menjadi semakin kuat dan terus menjadi berkat sehingga Injil terus diberitakan.
Anda butuh didoakan langsung? Klik link dibawah ini untuk terbubung dengan Tim doa kami http://bit.ly/InginDidoakan
Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk konseling.