Meresponi
penyebaran virus Corona atau COVID-19, Majelis Pekerja Harian Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI)
memberikan himbauan kepada gereja-gereja mendorong jemaat untuk mengutamakan pola
hidup sehat dan juga menyukseskan imbauan Presiden Jokowi tentang social distancing
dan juga agar gereja bisa memanfaatkan teknologi agar jemaat bisa beribadah
dari rumah.
Selain itu PGI
juga mengajak seluruh umat Kristen untuk kesehatan dan ketabahan seluruh rakyat
Indonesia dalam menghadapi pandemic virus corona ini, serta agar pemerintah
diberikan hikmat dan kemampuan sehingga bisa memimpin kita untuk keluar dari
masalah ini.
Surat himbauan MPH PGI yang dirilis pada 16 Maret 2020 tersebut ditandatangani oleh Pdt. Gomar Gultom sebagai Ketua PGI dan Pdt Jacklevyn F. Manuputty
sebagai Sekretaris Umum. Berikut adalah kutipan lengkap dari surat himbauan MPH
PGI tersebut :
Di
tengah merebaknya Covid-19 yang telah ditetapkan oleh World Health Organization
(WHO)–sebagai pandemi dunia, kita diingatkan betapa ringkihnya kehidupan dan
rapuhnya tubuh kita yang fana ini terhadap serangan penyakit. Kita sedang
ditantang untuk menghargai dan merawat kehidupan yang Tuhan berikan.
Selain
karunia berupa sistem kekebalan tubuh bagi kita, Tuhan juga memberi hikmat
kepada kita untuk tidak abai dalam memelihara bahkan meningkatkan kesehatan
diri sendiri dan orang lain, terlebih ketika fenomena pandemi ini terjadi. Oleh
karenanya kita perlu terus mengutamakan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
setiap hari, seperti konsumsi gizi seimbang, minum air putih minimal 8 gelas
per hari, rajin berolahraga, istirahat yang cukup, tidak merokok, serta selalu
menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal, ibadah dan kerja.
Memperhatikan
penetapan pemerintah bahwa wabah Covid-19 di Indonesia adalah bencana nasional,
kami mengimbau kepada seluruh warga Gereja:
Dari
tempat kita masing-masing mari kita memanjatkan doa agar kita semua dikaruniai
kesehatan dan ketabahan menghadapi masalah bersama yang menghadang kita saat
ini, serta mendoakan pemerintah kita, agar mereka diberi hikmat dan kemampuan
dalam memimpin bangsa kita keluar dari masalah ini.
Bersama-sama
kita menyukseskan imbauan Presiden Joko Widodo dengan menerapkan social
distance. Kini saatnya kita menghentikan segala bentuk perjalanan, pertemuan
dan berbagai aktivitas di luar rumah lainnya, yang tidak terlalu penting,
setidaknya untuk dua minggu ke depan.
Sebagai
persekutuan orang percaya, di satu sisi kita terpanggil untuk memperbanyak dan
mempersering perjumpaan antarmanusia, termasuk persekutuan ibadah, di rumah dan
di Gereja. Namun di sisi lain, kita juga memiliki tanggung jawab untuk ikut
menghentikan penyebaran Covid-19 ini. Dalam terang ini, kami mengimbau para
pimpinan Gereja untuk mengembangkan bentuk-bentuk peribadahan yang dapat
menjangkau umat di rumah masing-masing, melalui alat bantu media sosial dan
perkembangan teknologi digital, sehingga tersedia alternatif bagi umat untuk
tetap beribadah dari rumah masing-masing. Kita harus dapat menilai
penyelenggaraan ibadah di rumah masing-masing, sebagai juga persekutuan ibadah
yang tak kurang nilainya dengan persekutuan ibadah di Gereja, terutama di
tengah masalah nyata yang sedang kita hadapi kini.
Masa-masa
berdiam di rumah seperti sekarang ini, adalah momen yang sangat baik bagi kita
untuk bersekutu dalam bentuk bincang bersama, bersenda-gurau bersama dan berdoa
bersama seluruh anggota keluarga kita masing-masing. Ini momen berharga bagi
kita semua untuk menikmati saat-saat bersama keluarga yang akhir-akhir ini
makin langka oleh rupa-rupa sebab. Nilai-nilai kekeluargaan kiranya dapat kita
hidupi kembali melalui momen langka ini. Keluarga adalah inti masyarakat; Allah
juga menyapa kita lewat keluarga.
Apabila
ada di antara Gereja yang masih harus menyelenggarakan ibadah di Gereja, kami
mengimbau untuk memperhatikan langkah-langkah berikut: a) Lakukanlah fogging
disinfektan pada ruang ibadah sehari sebelum ibadah, atau setidaknya pastikan
pembersihan total ruangan ibadah; b) Sediakanlah fasilitas cuci tangan (air
mengalir dan sabun antiseptik) dan hand sanitizer pada beberapa titik di
sekitar tempat persekutuan atau ibadah. Pastikan bahwa semua umat melalui
proses cuci tangan ini sebelum memasuki ruang ibadah; c) Sediakan pengukur suhu
di pintu masuk tempat ibadah, dan pastikan semua umat diukur suhu tubuhnya.
Apabila ada warga memiliki suhu tubuh di atas 38 derajat celcius, agar diminta
segera pulang dan periksakan diri ke dokter. Demikian pula dengan umat yang
sedang memiliki gejala-gejala flu, batuk dan sesak napas; d) Sebaiknya
dihindari kontak langsung seperti bersalaman sesama umat. Bisa dikembangkan ragam
alternatif untuk bersalaman seperti membungkuk, melambaikan tangan atau salam
‘namaste;’ e) Untuk posisi duduk selama di dalam ruangan ibadah, kiranya dapat
diatur dengan jarak yang aman/memadai; f) Pemberian persembahan yang umumnya
menggunakan kantong kolekte sebaiknya diganti dengan pemberian ke kotak khusus
yang diletakkan sesuai aturan masing-masing Gereja untuk memudahkan lalu lintas
umat yang akan memberi persembahannya. Demikian pula dalam penghitungan
persembahan seusai ibadah, sebaiknya para petugas menggunakan sarung tangan
sekali pakai dan tidak mengusap seputar wajah selama proses penghitungan,
sebelum mencuci tangan dengan bersih.
Di
tengah beban berat yang sedang kita pikul bersama, para pelayan Gereja
hendaknya tetap dapat menjalankan tugasnya dalam menggembalakan umat, khususnya
mereka yang sedang terpapar penyakit. Saat-saat seperti ini, tugas
Saudara-saudara semakin dibutuhkan oleh umat dalam mendampingi dan menguatkan
umat menghadapi keadaan sekarang; demikian pula dalam menghapus stigma-stigma
yang muncul terhadap warga yang terpapar Covid-19. Kiranya Saudara tetap
semangat melayani umat dan tidak gentar menghadapi kenyataan yang ada, namun
tetaplah waspada dan menjaga kesehatan diri sendiri.
Gereja
hendaknya bekerja sama dengan pemerintah setempat dan memperhatikan setiap
arahan dari pemerintah dalam rangka mengurangi penyebaran Covid-19.
Fenomena
pandemi Covid-19 ini sedang menguji kepedulian kita akan kehidupan bersama.
Mari kita hentikan segala bentuk perilaku saling menyalahkan dan mencurigai
satu sama lain. Mari kita kedepankan penyelamatan kehidupan bersama dan
mengesampingkan kepentingan-kepentingan sesaat dan kelompok. Doa, kerja sama
dan kepedulian pada sesama sangat diperlukan bagi kita dalam menghadapi ujian
ini.
Akhirnya, marilah kita menularkan cinta kasih dan kepedulian pada sesama, pun melalui peristiwa yang memprihatinkan saat ini. Kita mengimani juga bahwa selama dalam penyertaan Tuhan, segala sesuatu dapat kita lalui bersama, sebagaimana tertulis dalam Filipi 4:13 "Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku."
Atas doa
dan perhatian yang diberikan, kami ucapkan terima kasih.
a.n
Majelis Pekerja Harian PGI
Pdt.
Gomar Gultom
Ketua
Umum
Pdt.
Jacklevyn F. Manuputty
Sekretaris Umum
Anda butuh didoakan langsung? Klik link dibawah ini untuk terbubung dengan Tim doa kami http://bit.ly/InginDidoakan
Anda butuh konseling? Klik link dibawah ini untuk konseling.