Saat Dalam Krisis, Pakailah Peralatan yang Tepat Untuk Menghadapinya
Kalangan Sendiri

Saat Dalam Krisis, Pakailah Peralatan yang Tepat Untuk Menghadapinya

Lori Official Writer
      3140

Amos 9: 14

Aku akan memulihkan kembali umat-Ku Israel: mereka akan membangun kota-kota yang licin tandas dan mendiaminya; mereka akan menanami kebun-kebun anggur dan minum anggurnya; mereka akan membuat kebun-kebun buah-buahan dan makan buahnya.


Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 70; Markus 14; Bilangan 23-24

Saat dalam krisis, orang Kristen diingatkan pentingnya memiliki peralatan yang tepat untuk menghadapinya.

Karena itu penting bagi kita untuk tahu peralatan apa saja yang bisa kita pakai untuk membantu kita melalui situasi yang tak tentu itu.

Dalam kisah Alkitab, Daud sendiri pernah mengalami krisis dalam hidupnya. Dia membuat keputusan untuk mencari Tuhan dan membangun kembali hidupnya setelah putranya meninggal (2 Samuel 12). Norman Peart menilai tindakan Daud ini sebagai hal yang benar. Karena dia tidak menyia-nyiakan sisa hidupnya hanya untuk terus meratap dan terluka. Dia malah harus kembali mencari kehendak Tuhan.

Apakah hidup saat ini sama seperti Daud? Menghadapi krisis dimana bencana merenggut semua harta bendamu, salah satu anggota keluarga baru meninggal, gagal menjalankan usaha dan tidak diperhitungkan dalam pekerjaan? Hadapilah masa itu dengan memiliki semua peralatan yang kamu butuhkan ini.

Buat jurnal

Jurnal adalah alat penting yang bisa dipakai untuk mengekspresikan perasaan terdalam kita selama masa-masa krisis dan menyaksikan proses pemulihan yang akan terjadi.

Sama seperti Daud ketika sedang dikejar-kejar oleh Raja Saul, dia menuliskan dan meneriakkan isi hatinya kepada Tuhan. Semakin dia mengutarakan apa yang dia alami, semakin Tuhan mendengarkan dia.

Jurnal ini akan jadi bukti bahwa kamu benar-benar pernah berada dalam kondisi yang sangat terpuruk. Namun bisa melewatinya dengan sukses.

"Berilah telinga kepada perkataanku, ya TUHAN, indahkanlah keluh kesahku." (Mazmur 5:1)

Sharing kepada teman

Berdoalah supaya Tuhan memberimu teman yang bisa kamu ajak bicara tentang masalahmu. Biarkan temanmu tahu apa yang kamu butuhkan. Kamu bahkan bisa membagikan kondisimu lewat media apapun yang paling nyaman untukmu, entah itu pesan singkat atau telepon.

Jangan pernah meremehkan kuasa dari jalinan persahabatan.

“Kemudian berkatalah Rut: "Memang aku mendapat belas kasihan dari padamu, ya tuanku, sebab tuan telah menghiburkan aku dan telah menenangkan hati hambamu ini, walaupun aku tidak sama seperti salah seorang hamba-hambamu perempuan.” (Rut 2: 13)

Bergabung dalam komunitas

Orang Kristen sangat didorong untuk bergabung dalam sebuah komunitas orang percaya. Karena seberapa berat apapun masalahmu, mereka akan selalu ada di sana untuk menjadi pendukungmu. Sekalipun itu didukung lewat doa dan pendampingan.

Dengan segala dukungan yang diberikan, seiring waktu setiap krisis yang kamu alami akan membaik.

“Ia menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.” (Mazmur 147: 3)

Tetaplah bergembira

Bahkan saat berada di tengah masa krisis, kita gak harus kehilangan sukacita. Inilah yang disampaikan oleh Yakobus (Yakobus 1: 2-3) dan juga Rasul Paulus (2 Korintus 8: 2).

Di tengah penderitaannya, Ayub pun memilih untuk tetap tertawa. “Ia masih akan membuat mulutmu tertawa dan bibirmu bersorak-sorak.” (Ayub 8: 21)

Ada banyak orang yang terlalu hanyut di dalam masalahnya, sampai pada akhirnya sukacita dan damai sejahteranya hilang dan hidupnya justru lebih menderita.

Nikmati karya ciptaan Tuhan

Pandanglah sekelilingmu dan hirup udara yang Tuhan masih berikan. Gak ada alasan bagi kita untuk tidak bersyukur kepada Tuhan.

Percayalah bahwa saat krisis datang menghadang hidupmu, itu artinya Dia ingin membuatmu jauh lebih kuat dari sebelumnya. Jadi syukurilah itu dan hadapi bersama Tuhan.

Arahkan pikiranmu kepada Tuhan

Kenangan bisa jadi berkat. Tapi bisa juga jadi bencana. Saat kamu mengingat orang yang kamu kasihi, apa yang kamu pikirkan? Mungkin bisa hal positif atau bisa pula jadi hal negatif.

Satu-satunya cara untuk terus maju menjalani kehidupan adalah terus mengarahkan pikiran dan fokus kepada hal-hal yang murni dan yang benar. Pikiran yang penuh dengan kecemasan, kekuatiran dan kesedihan hanya akan membuatmu mundur dan menyerah.

“Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus…” (2 Korintus 10: 5)


Hak cipta Through a Season of Grief oleh Bill Dunn dan Kathy Leonard.

Ikuti Kami