17 Tahun Dilecehkan Pendeta di Salah Satu Gereja Surabaya, Wanita Ini Alami Depresi Berat
Sumber: Garsewitz

Nasional / 4 March 2020

Kalangan Sendiri

17 Tahun Dilecehkan Pendeta di Salah Satu Gereja Surabaya, Wanita Ini Alami Depresi Berat

Lori Official Writer
7141

Seorang wanita asal Surabaya berinisial IW (26 tahun) akhirnya membongkar kasus pelecehan seksual yang dialaminya selama 17 tahun. Hal ini bermula saat dirinya akan melangsungkan pernikahan di Gereja Happy Family Center (HFC) di Jalan Embong Sawo, Surabaya.

Saat tahu bahwa yang akan memimpin pemberkatan pernikahannya adalah pendeta setempat berinisial HL, dia pun sontak histeris. Dia pun menolak jika pemberkatan masih akan dilakukan oleh Pendeta HL.

Saat itulah dia membongkar kasus pelecehan yang dilakukan sang pendeta terhadap dirinya selama 17 tahun atau sejak dirinya berusia 9 tahun. Hal ini pun membuat IW depresi berat.

Demi menuntaskan kasusnya, IW sendiri sudah membuat laporan sejak tanggal 20 Februari 2020 lalu ke Polda Jatim.

Sejak kasus ini merebak, Pendeta HL pun dikabarkan tak lagi pernah terlibat di gereja. Bahkan kepengurusan gereja sudah digantikan oleh Pendeta Xavier.

Kaus ini pun aktif dikawal oleh aktivis perempuan dan anak Jeannie Latumahina karena permintaan korban.

"Kami diminta oleh perwakilan korban untuk melihat kasus dugaan kekerasan seksual anak-anak di bawah umur, dalam hal ini dugaan pencabulan. Prosesnya sudah dilaporkan di Polda Jatim dan sedang berlangsung," terang Jeannie.

Jeannie mengungkapkan kalau korban sedang depresi dan sudah mendapatkan pendampingan dari psikolog dan psikiater.

“Jadi ini merupakan sesuatu hak yang tekanannya luar biasa bagi korban dan saat ini korban juga mengalami suatu depresi yang sangat berat. Karena itu dia didampingi psikolog dan psikiater,” katanya.


Baca Juga : Kasus Pelecehan Seksual Pendeta HKBP Berbuntut Panjang, Ini yang Terjadi…


Keluarga korban sendiri, menyayangkan jika pelecehan yang dialami IW baru diberitahu sekarang. Karena tindakan itu dianggap tidak pantas dilakukan oleh seorang pemimpin gereja.

“Praktik pelecehan seksual seharusnya tidak dilakukan oleh pemuka agama. Pelecehan seksual oleh HL biasanya dilakukan di gereja,” kata salah satu anggota keluarga korban.

Sementara benar tidaknya dugaan pelecehan oleh Pendeta HL masih terus menjalani proses pengusutan. Apalagi kondisinya sang pendeta sendiri tiba-tiba menghilang dan belum diketahui keberadaannya.

Sumber : Tribunnews.com | Detik.com
Halaman :
1

Ikuti Kami