Penyebaran virus corona atau yang diberi nama COVID-19 ini semakin
luas. Saat ini, bukan hanya Wuhan dan wilayah lain di China yang terserang,
tapi juga menyebar hingga ke negara terdekat lain seperti Korea Selatan, Singapura dan Hong Kong.
Penyebaran tertinggi terjadi di Korea Selatan, dimana terhitung
sampai Selasa, 25 Februari 2020 sudah mencapai 977 kasus. Sementara jumlah korban meninggal sudah mencapai 10 orang.
Sebagaimana diberitakan, penyebaran virus COVID-19 ini dimulai
di dua lokasi yaitu di Gereja Shincheonji Yesus di Diegu dan di rumah sakit bernama
Daenam di Cheongdo. Dua lokasi ini sudah ditetapkan sebagai zona pembersihan khusus terkait virus corona.
Cara Penyebaran Virus Corona
Gak ada yang tahu berapa lama persisnya virus corona ini akan
bertahan di udara dan bagaimana dia mengkontaminasi orang lain. Tapi beberapa peneliti menemukan titik terang untuk menjawab pertanyaan ini.
Sebagaimana diketahui, virus corona adalah jenis virus yang ditemukan
di sebagian besar hewan. Dalam kasus yang langka, wabah penularan virus ini disebut
sebagai zoonosis. Yang artinya virus bisa menular dari hewan ke manusia. Namun belum
diketahui persis jenis hewan apa yang membawa virus ini masuk ke Wuhan, China. Tapi
sebelumnya, para peneliti sudah menunjukkan bahwa mereka yang terinfeksi MERS
atau Sindrom Pernapasan Timur Tengah terjadi setelah mereka bersentuhan dengan unta.
Para peneliti juga menduga kalau kucing luwak juga menjadi penyebab dari penyakit SARS.
Baik virus MERS, SARS dan Corona ini sendiri ditemukan bisa
bertahan di udara dan benda mati seperti logam, kaca dan plastik selama sembilan hari jika permukaan itu tidak didesinfeksi.
Namun, benda-benda yang terkontaminasi virus ini bisa dibersihkan
dengan produk rumah tangga biasa seperti cairan yang mengandung 62-71% etanol, 0.5%
hidrogen peroksida, atau 0.1% natrium hipoklorit. Benda-benda ini perlu dibersihkan minimal salaam 1 menit.
Hal ini ditemukan dari hasil penelitian yang melibatkan 22 studi tentang virus corona.
"Berdasarkan data yang tersedia saat ini, saya terutama akan mengandalkan
data dari virus corona SARS, yang merupakan kerabat dekat virus corona, dengan
kemiripan sebesar 80%, di antara virus corona yang diuji. Untuk virus SARS, kisaran
persistensi pada permukaan kurang dari lima menit hingga sembilan hari. Tapi
sulit sekali untuk mengekstrapolasi temuan ini kepada virus corona karena
strainnya berbeda, titer birus dan kondisi lingkungan yang diuji dalam berbagai
penelitian dan kurangnya data terkait virus corona itu sendir," kata Dr.
Charles Chiu, seorang profesor penyakit menular dari Universitas California, San Fransisco dan Direktur Pusat Diagnostik dan Penemuan Viral USCF-Abbott.
Namun Pusat Pencegahan Penularan Penyakit (CDC) menemukan bahwa
virus corona ini diperkirakan paling sering menyebar melalui hembusan napas,
seperti lewat batuk dan bersin. Virus ini juga diyakini mampu bertahan di udara.
“Mungkin saja seseorang bisa tertular COVID-19 dengan
menyentuh permukaan atau benda yang terkontaminasi virus lalu kemudian menyentuh
mulut, hidung, atau mata mereka sendiri. Tapi ini tidak dianggap sebagai cara utama virus menyebar,” demikian ditulis di dalam lama CDC.
Baca Juga:
Corona Jangkiti Warga Korea Selatan, Diduga Tersebar Lewat Gereja Loh!
Lagi Wabah Virus Corona, Benarkah Penyebarannya Bisa Dicegah Dengan Masker?
Walaupun ada beberapa kesamaan antara MERS, SARS dan virus corona, ketiganya tetap punya perbedaan mencolok.
“Tampaknya juga COVID-19 tidak sama mematikannya dengan virus
corona lainnya, termasuk SARS dan MERS,” kata Tedro Adhanom Ghebreyesus, Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Dia menjelaskan bahwa pasien dengan jenis virus corona biasa akan
sembuh. Sementara dalam kasus yang lebih parah, sebanyak 14% penderita bisa mengalami
pneumonia dan sesak napas dan sekitar 15% mengalami gagal napas, syok septik
dan gagal organ. Dan sebanyak 2% penderita yang berusia lanjut usia bisa mengalami kematian.
“Kami melihat sedikit sekali kasus yang menyerang anak-anak. Diperlukan lebih banyak penelitian untuk memahami alasannya,” kata Ghebreyesus.
Cara Pencegahan Virus Corona
Dr. Chiu menyampaikan bahwa satu-satunya solusi untuk mencegah
penularan penyakit ini adalah dengan sering mencuci tangan, menghindari kontak dengan
penderita, dan menjalani karantina bagi mereka yang baru saja bepergian dari China atau melakukan kontak dengan penderita.
Selain itu, dia juga menganjurkan untuk mendapatkan vaksin influenza.
Hal ini sangat dianjurkan mengingat temuan CDC bahwa virus atau
bakteri bisa bertahan hidup di udara atau di permukaan benda selama 48 jam dan
berpotensi menginfeksi seseorang jika permukaan benda atau saat tangan dan
organ tubuh lain yang bersentuhan tidak didesinfeksi atau dibersihkan.
Hal yang juga perlu diperhatikan adalah saat seseorang sedang
terkontaminasi, jangan mencoba melakukan kontak dengan orang lain. Hal ini
berguna untuk mencegah penularan yang semakin luas.