Bersiaplah Hadapi Musim yang Baru dari Tuhan Dengan Cara Ini…
Sumber: Pinterest.com

Kata Alkitab / 7 November 2021

Kalangan Sendiri

Bersiaplah Hadapi Musim yang Baru dari Tuhan Dengan Cara Ini…

Lori Official Writer
6308

Siap untuk menjalani perubahan adalah sebuah latihan iman di dalam Tuhan.

Di musim-musim kehidupan kita, ada masanya kita pasti merasa kalau Tuhan sedang akan melakukan sesuatu dalam hidup kita. Sebagian dari kita mungkin menyambutnya dengan persiapan tertentu.

Menyambut musim yang baru memang gak mudah. Karena akan ada tantangan yang harus kita lewati. Dan satu-satunya cara supaya apa yang Tuhan mau terjadi atas hidup kita adalah dengan berserah sepenuhnya.

Berserah bukan berarti diam. Berserah dalam hal ini adalah kita tetap aktif melakukan sesuatu. Salah satunya adalah berdoa. Dengan berdoa kita bisa semakin tahu arah yang Tuhan mau kita lalui dan bagaimana kita akan melewatinya.

Yesus adalah sosok yang memberikan kita contoh yang benar tentang mempersiapkan diri. Walaupun Dia menghabiskan waktunya untuk berkomunikasi dengan Allah setiap hari, Dia juga mengambil waktu ekstra untuk mempersiapkan dirinya menghadapi trasisi kehidupan.

Sebelum dia memulai pelayanannya, Yesus berpuasa selama 40 hari lamanya. Setiap malam, Dia harus menghadapi peperangan rohani yang mencoba mencuri fokus-Nya mencari kehendak Bapa. Tapi pada akhirnya Dia berhasil menghadapinya. Bahkan sebelum disalibkan, Yesus sudah mempersiapkan murid-murid-Nya untuk menghadapi apapun yang terjadi ke depan. Kisah di Taman Getsemani adalah salah satu bentuk dari akhir persiapan-Nya sebelum menjalani penderitaan, kematian, kebangkitan dan naik ke surga.

 

Baca Juga: Persiapkan Diri Menghadapi Musim Baru

 

Menanti-nanti Perubahan

Menunggu adalah hal yang paling sulit dalam sebuah proses. Karena bahkan saat menunggu pun kita harus percaya. Karena waktu perubahan itu muncul, kita harus dengan cepat melakukan pergerakan.

Kadang kita harus bersyukur, karena Tuhan gak menunjukkan kepada kita secara detail tentang apa yang akan kita hadapi ke depan. Karena bisa saja kita bisa mengandalkan pengetahuan dan keinginan kita sendiri kalau kita benar-benar mengetahuinya.

Sebelum Yesus naik ke surga, Dia sudah menyampaikan kalau murid-murid harus pergi memuridkan semua bangsa, mengusir setan dan berbicara dengan bahasa yang baru. Menyembuhkan orang sakit dan melakukan mujizat (Matius 28: 18-20; Markus 16: 15-18).

Tapi sebelum melakukan hal itu, mereka harus menunggu walaupun mereka punya pengalaman, punya iman yang besar untuk melakukannya, mereka harus menunggu karunia Roh Kudus (Kisah Para Rasul 1: 4-5).

Yesus bisa saja mencurahkan ke atas mereka Roh Kudus sebelum Dia naik ke surga. Tapi Dia gak melakukannya. Dia mau menunggu sampai orang-orang Yahudi di seluruh dunia berkumpul di Yerusalem pada hari Pentakosta supaya kuasanya diketahui oleh lebih banyak orang.

Perubahan Telah Tiba

Seekor ulat akan tetap tinggal di dalam kepompongnya sampai waktunya tiba muncul sayap dari bagian tubuhnya. Saat waktunya tiba, kepompong itu akan berubah menjadi kupu-kupu dan siap untuk keluar menikmati dunia.

Pada waktu Tuhan memanggil Abraham meninggalkan kampung halamannya, dia pastinya mulai merasakan perasaan campur aduk. Tapi kepercayaan-Nya kepada Tuhan jauh lebih besar daripada perasaan takutnya. Hal inilah yang membuatnya menjadi orang yang paling kaya dan diberkati dengan banyak keturunan.

Waktu Tuhan memerintahkan Nuh untuk masuk ke dalam bahtera, dia pun taat dan membawa seluruh keluarganya dan selamat dari banjir. Melalui keturunan Nuh, bumi kembali dipenuhi oleh manusia.

Waktu Tuhan mengubah Yusuf dari seorang tahanan menjadi seorang pejabat, itu adalah hari yang sangat menakjubkan. Kepercayaan Yusuf kepada Tuhan memungkinkannya untuk mengatasi kepahitan masa lalu sehingga dia bisa menyelamatkan keluarganya dan memberkati bangsa-bangsa melalyi kebijaksanaan yang dia terima dari Tuhan.

Saat waktunya tiba, kepercayaan kita kepada Tuhan akan jauh lebih besar daripada emosi apapun yang muncul. Ejekan dan cemoohan orang lain hanyalah sesuatu yang tak lagi penting.

 

Baca Juga: Apakah Kamu Masih Berdoa Untuk Taat Sama Firman Tuhan?

 

Tinggalkan yang Lama dan Alami yang Baru

Meninggalkan apa yang kita punya adalah sesuatu yang sulit. Di butuhkan iman untuk melakukannya. Tingkat kedamaian yang dimiliki seseorang melalui bagian itu adalah indikasi kunci dari tingkat kepercayaan seseorang. Gak ada dua situasi yang persis sama, kecuali Tuhan.

Dia adalah Tuhan yang besar, kuat, bijaksana dan penuh kasih dan akan membawa kita ke tujuan-Nya. Namun seringkali si iblis akan mencoba untuk menjauhkan kita dari kehendak Tuhan. Karena itu, penting sekali buat kita untuk menjaga fokus kita kepada Tuhan.

Daripada takut dan bimbang dengan apa yang ada di depan, berpeganglah sepenuhnya pada janji-janji Tuhan. Biarkan Dia memegang kendali penuh atas hidup kita. Damai sejahtera-Nya yang melampaui semua pengertian menjaga hati dan pikiran kita saat kita mengandalkan-nya.

Orang Israel bersukacita saat mereka meninggalkan tanah Mesir. Tapi begitu mereka menghadapi tantangan pertama di Laut Merah, banyak dari mereka yang memilih untuk kembali ke Mesir. Berkali-kali Tuan membuktikan diri-Nya sebagai Allah penyedia, pembela dan pembimbing. Beberapa orang memutuskan untuk percaya dan beberapa memilih untuk mempercayai anak lembu emas dan yang hanya percaya ketika mereka sedang kenyang. Tapi mereka yang terus berjalan bersama Tuhan gak pernah kekurangan. Hal serupa juga berlaku sampai hari ini, mereka yang mempercayai Tuhan selama masa transisi akan dipenuhi dengan damai sejahtera, ketenangan dan perlindungan.

Siap Menjalani Perubahan

Menjalani perubahan itu gak gampang. Seperti orang Israel, mereka menolak masuk ke tanah Kanaan karena di sana banyak raksasa.

Daripada masuk ke sana, mereka memilih untuk tetap tinggal di tempat lama mereka.

 

Baca Juga: Tetaplah Arahkan Pandanganmu Pada Hadiah yang Sudah Disediakan Tuhan

 

Tapi Ester berbeda, dia memilih untuk menjalani perubahan itu. Saat ditawari jadi ratu di tanah tawanan, dia menerimanya. Tapi namanya diganti, pakaian dan orang-orang di sekitarnya pun sama sekali baru. Tapi dia berhasil memberikan pengaruhnya terhadap bangsanya.

Menyelesaikan Transisi

Ini adalah kesempatan kita untuk percaya. Pengalaman masa lalu kita sangat membantu kita untuk beradaptasi di tempat baru. Tapi sebagai manusia, kita mungkin mau mengubah situasi baru kita menjadi seperti apa yang kita mau. Tapi sudah menjadi sifat Tuhan untuk mengubah kita jadi ciptaan baru.

Ester memakai kebijaksanaan yang didapatkannya dari lingkungannya yang baru untuk mendekati raja seperti yang seharusnya dilakukan oleh seorang ratu. Dan proses adaptasi itulah yang membuatnya berhasil membongkar kebohongan Haman.

Setiap musim baru yang kita jalani bisa sangat mengubah hidup kita dengan cara yang tak terduga. Entah itu musim yang baru dari gereja, karir, keluarga dan apapun itu beradaptasilah dengannya dan minta tuntunan Tuhan untuk membuatmu berdampak bagi orang lain lewat musim itu.

Pakailah musim-musim baru dalam hidupmu untuk mempercayai Tuhan. Dengan percaya, kita akan belajar untuk menghormati, mengasihi dan takut kepada Tuhan dengan kapasitas yang lebih besar.

Jadi, mungkin saat ini Tuhan sedang membawamu ke waktu dan musim yang baru. Jalanilah itu! Percayalah kalau Tuhan memegang kendali atas hidupmu. 

Sumber : Charismamag.com | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami