Semua orangtua punya pikiran yang sama. Mereka harus berperan jadi pelindung atas anak-anaknya.
Pikiran ini memang benar. Tapi bukan berarti orangtua selalu ada
untuk melindungi anak dari semua hal yang dia hadapi. Orangtua juga perlu membiarkan anak belajar melindungi diri mereka sendiri.
Melindungi anak memang baik, tapi akan lebih baik jika orangtua membantu mereka belajar cara menangani masalah mereka sendiri.
Di Alkitab, kita bisa belajar tentang kisah seorang anak pemberani
bernama Daud. Walaupun dia masih sangat muda dan kecil, dia sama sekali gak takut
dengan raksasa Goliat. Berbeda dengan saudara-saudaranya dan juga prajurit perang lain yang merasa gentar dan ketakutan.
Di tengah medan perang, dia begitu percaya diri dan berani.
Isai adalah ayah Daud. Dia menyuruh Daud membawa bekal makan dan
persediaan untuk tiga saudaranya ke medan Perang. Sebagai seorang ayah, Isai waktu
itu mungkin berpikir kalau di medan perang segala sesuatu bisa terjadi. Dia bisa
saja gak lagi bisa bertemu ketiga putranya. Karena itu dia mau tahu berita tentang
ketiganya. Apakah mereka masih hidup? Apakah mereka terluka? Apakah mereka butuh
sesuatu? Dan dia lalu mengirim Daud untuk tahu kabar dari ketiganya. Tapi bukan
hanya mengirimkan kabar baik kepada sang ayah, Daud justru pulang dengan
kemenangan. Sementara, Isai sendiri tak tahu apa yang sudah dilakukan Daud di sana.
Dari kisah Daud, setiap orangtua bisa belajar beberapa hal ini:
Pertama, orangtua gak perlu mengukur kemampuan anak-anak mereka berdasarkan ukuran fisiknya.
Daud punya tiga saudara yang adalah pasukan perang. Sementara dia hanya si gembala domba yang sangat muda dan kecil.
Kalau waktu itu ayahnya Isai ikut mengantarkan perbekalan bersama
Daud, kemungkinan dia gak akan pernah mengalahkan Goliat orang Filistin itu. Ayahnya
pasti akan menganjurkan supaya mereka segera pulang setelah melihat ukuran fisik raksasa yang melawan bangsanya.
Bahkan saudara laki-lakinya sendiri mencoba untuk melarang Daud
mendekat. Bahkan saudaranya yang paling tua begitu marah saat melihat Daud berada
di tengah medan perang. Tapi Daud menolak untuk mengenakan pakaian perang karena menurutnya itu terlalu berat.
Kalau dipikir-pikir, pasukan perang yang gagah perkasa di
sana lebih mungkin untuk mengalahkan Goliat. Dan ayahnya Isai pasti tidak akan
pernah mengijinkan Daud melawan Goliat saat itu. Tapi Daud tahu kalau dia bisa bertarung melawan sang Goliat.
Kedua, orangtua harus mengajarkan kapan anak harus bertarung dan senjata apa yang bisa mereka pakai.
Kebanyakan orangtua cenderung mengajar anak untuk tidak
berkelahi. Mereka gak mengajarkan anak tentang kapan mereka bsia bertarung dan senjata apa yang harus mereka gunakan.
Kisah Daud dan Goliat adalah kisah tentang bagaimana Tuhan memperlengkapi
Daud. Tapi, kebanyakan orangtua kehilangan poin penting dari kisah ini. Mereka hanya berpikir kalau cerita ini hanya tentang kisah mujizat.
Sebagai seorang ayah, Isai adalah tipe orangtua yang mengajarkan
Daud tentang hidup mandiri dan kerja keras. Hal ini terbukti dari pekerjaan
Daud setiap hari. Dia selalu pergi ke ladang, merawat kawanan domba milik
keluarganya. Daud juga diijinkan untuk jadi pemain kecapi di Istana Raja Saul. Isai
tidak mengirim Daud ke ladang tanpa ketapel. Dia tidak akan mengijinkannya membawa alat itu tanpa latihan cara menggunakannya.
Alkitab menulis kalau Daud sendiri sudah membunuh singa dan
beruang. Katapel adalah alat penting untuk melindungi domba-dombanya dari
pemangsa. Daud tahu bagaimana cara memakai ketapel itu saat dia berhadapan dengan Goliat.
Baca Juga: 4 Hal yang Diam-diam Orangtua Harus Ajarkan ke Anak di Rumah
Ketiga, orangtua perlu mengajar anak tentang pentingnya pendidikan dan kerja keras untuk masa depan mereka.
Hal yang terpenting yang harus dilakukan orangtua untuk anak-anaknya
adalah memperlengkapi mereka dengan banyak hal, baik pendidikan dan juga daya tahan anak dalam menghadapi kehidupan.
Daud tidak berada di medan perang hanya karena ayahnya Isai mengirimnya.
Pertemuan Daud dengan Goliat juga bukan sekadar suatu kebetulan. Tapi Daud tahu
bagaimana dia mengatasi masalah yang ada di depannya. Katapel bukan hanya kunci
keberhasilan Daud. Tapi dia bisa mengalahkan Goliat karena ada urapan raja atas
dirinya. Nabi Samuel sudah mengurapinya sebagai raja baru Israel. Allah sendirilah yang memerintahkan Samuel melakukan hal itu.
“Janganlah
pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan
yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati.” (1 Samuel 16: 7)
Allah memilih Daud karena hatinya yang mengasihi Tuhan.
Jadi, waktu Daud melihat Goliat dia gak melihat seorang raksasa.
Dia melihat seorang pria yang menantang Allahnya. Remaja itupun berkata, “Siapakah orang Filistin yang tak bersunat
ini, sampai ia berani mencemoohkan barisan dari pada Allah yang hidup?” (1 Samuel 17: 26)
Dengan keyakinan di dalam Tuhan, dia dengan berani maju melawan Goliat. Karena Roh Tuhan hidup di dalam hati Daud (1 Samuel 16: 13).
Alasan Daud memilih untuk berperang melawan Goliat adalah
karena kehidupan dan kemampuannya digantungkan dan diilhami oleh Roh Kudus yang ada di dalam dirinya.
Semua orangtua berharap bisa memperlengkapi anak-anak mereka untuk
siap menghadapi tantangan yang terjadi dalam hidupnya. Tapi pastinya, mereka gak
akan mampu melakukannya sendiri. Karena itulah penting untuk melibatkan Tuhan atas
hidup mereka. Karena dengan itulah, Roh Tuhan akan membimbing, mempersiapkan
dan memperlengkapi hidup mereka untuk menghadapi tantangan-tantangan yang gak terduga di depan.
Keempat, pastikan anak memperoleh keterampilan yang mereka perlukan.
Pekerjaan terpenting orangtua adalah membantu anak-anak mereka
belajar bagaimana mencari hati Tuhan dan menerima keselamatan lewat Kristus. Setelah itu, pastikan jika hidup orangtua sudah jadi teladan iman buat anak-anak.
Daud jauh lebih muda dari pasukan perang yang ada di medan pertempuran
saat itu. Senjata yang dia punya bahkan sama sekali gak diperhitungkan. Tapi,
dia adalah orang terkuat di luar sana. Dia dipimpin oleh roh dan dipanggil untuk
berperang. Dengan begitu tepat sasaran, raksasa Goliat sendiri gak punya kesempatan
untuk melawan.
Bagikanlah kisah ini ke anak-anakmu dan perlengkapilah mereka
dengan semua hal yang mereka perlukan.