William Jan Hehakaya, Pendeta yang Bantu Para Penderita Kusta di Desa Terpencil Maluku
Sumber: mediaindonesia.com

Nasional / 8 January 2020

Kalangan Sendiri

William Jan Hehakaya, Pendeta yang Bantu Para Penderita Kusta di Desa Terpencil Maluku

Lori Official Writer
3797

William Jan Hehakaya adalah pria lulusan teologi yang memilih jalan hidupnya sebagai pendeta di sebuah desa terpencil Piliana di Maluku Tengah.

Saat melihat penampilannya yang nyentrik dengan tato di lengan dan rambut gondrong, gak akan ada yang menyangka kalau dia adalah seorang pendeta. Tapi hal inilah yang membenarkan kiasan supaya jangan memandang seseorang dari sisi luarnya saja.

Tak seperti pendeta lainnya, William memilih untuk bukan hanya mengurusi kebutuhan rohani masyarakat di Desa Piliana saja. Tapi juga membuka jalan untuk menyediakan pelayanan medis dan penggerak perekonomian di desa itu.

Di Desa Piliana, William mau gak mau harus mengurusi masyarakatnya yang banyak menderita penyakit kusta. Dia mulai berpikir bagaimana cara membantu para penderita kusta mendapatkan penanganan medis yang layak. Yang pada akhirnya dimulai dengan lebih dulu membuka akses jalan ke desa itu.

“Sebelum akses jalan, saya sudah upaya pendekatan dengan dinas kesehatan provinsi dan (penderita kusta) diberikan obat. Ketika akses jalan sudah tersedia, petugas kesehatan dengan sendirinya bisa datang (ke desa Piliana). Orang-orang sakit kusta itu dapat teratasi,” ucap William.

Akses jalan yang dia kerjakan dengan gotong royong bersama masyarakat setempat, bukan hanya membantu layanan kesehatan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan dan pendidikan di desa itu. Bahkan saat ini, objek wisata Mata Air Ninivala jadi tempat yang banyak didatangi wisatawan.

Pengabdiannya sebagai pendeta yang dimulai sejak tahun 2007, it uterus berlanjut. Tak hanya puas karena sudah berhasil mendobrak kesejahteraan masyarakat di tempat pelayanannya. Kini, William terus melanjutkan pelayanannya ke desa lain. Dia pun baru membangun sebuah gereja megah di desa terpencil di kabupaten Pulau Seram bagian barat. Dia juga dengan berani memberikan bimbingan rohani kepada para narapidana di Rumah Tahanan Saumlaki, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, selama tahun 2013-2016. Di sana dia memotivasi para narapidana untuk produktif dan menghasilkan dengan bercocok tanam.

“Ya, saya melayani narapidana di rutan. Dulu berpikir menyelesaikan masalah dengan menyediakan lahan kerja. Saya membongkar lahan di dalam rutan untuk menanam sayur. Saya siapkan bibit, memberi pupuk, memanen, hingga menjualnya berkeliling,” ungkap William.

Siapa sangka masa remajanya yang cukup suram. Dulu, anak muda yang dicap sebagai anak nakal ini telah berubah dan justru hadir membawa perubahan bagi hidup orang lain, bukan hanya secara rohani tapi juga jasmani.

Baca Juga: Puluhan Tahun Melayani di AS, Pendeta Francis Chan Rencana Pindah ke Asia Untuk Hal Ini

Meski menilai kalau awalnya dia merasa terjebak dengan rencana Tuhan. Tapi dia menyadari kalau penempatannya di desa terpencil itu bukan tanpa tujuan. Pengabdiannya kepada Tuhan terbukti dari betapa cintanya William kepada firman Tuhan. Itu sebabnya setiap kali harus bepergian kemana-mana, dia akan selalu membawa Alkitabnya.

Dia berprinsip kalau hidup gak akan ada arti jika tak ada arti dalam hidup. Bagi William, melayani adalah untuk memanusiakan manusia.

“Saya merasa tidak cukup khotbah di gereja. Saya harus berbuat nyata. Saya yakin akan diperhatikan sebab aksi saya bukan hanya untuk umat Kristiani saja. Saya bekerja untuk kemanusiaan,” ucapnya.

Yuk belajar dari Pendeta William Jan Hehakaya. Meskipun bekerja sebagai pendeta tapi dia tak ingin hanya berkhotbah. Tapi juga terjun ke kehidupan nyata masyarakat yang dilayaninya.

Sumber : Mediaindonesia.com | Kick Andy
Halaman :
1

Ikuti Kami