Demi Bangsa-bangsa, Jadilah Seperti Maria Yang Meresponi Panggilan Dengan Tulus!
Kalangan Sendiri

Demi Bangsa-bangsa, Jadilah Seperti Maria Yang Meresponi Panggilan Dengan Tulus!

Naomii Simbolon Official Writer
      2194

Lukas 1:37

Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.

 

Bacaan Alkitab Setahun:  Mazmur 87; Roma 15; Ulangan 21-22

Saya tidak ingin mengajar sendiri. Saya tahu bahwa gereja lokal membutuhkan lebih banyak guru ESL (English as a Second Language), tetapi saya ragu untuk menjadi sukarelawan untuk ini.

Bisakah kamu saya cuma menjadi asisten guru seperti sebelumnya?

Saya takut, karena persiapan yang dilakukan setiap minggu begitu banyak, dan saya juga bertanya-tanya, apakah saya bisa menangani kelas sendirian?  Saya akan segera mengetahuinya.

Ketika saya dan ibu memasuki gereja minggu berikutnya, direktur ESL bertanya lagi kepada salah satu dari kamu, apakah ada yang bisa menggantikan salah satu guru untuk mengajar di kelas.

Jadi, salah satu guru reguler di gereja tidak bisa datang malam ini dikarenakan dia sakit. Selain itu, dia juga nggak bisa mengajar selama beberapa minggu, bahkan mungkin beberapa bulan.

Lalu aku melihat ke arah ibu seakan memberitahu supaya dia menerima tawaran itu karena dia bisa menggantikannya.

Tapi ibu malah menjawab bahwa sayalah yang bisa menggantikannya.

Saya mulai ragu lagi, namun kemudian saya bicara dan mengajukan diri 'hanya sebentar, kan?'

Beberapa minggu pun mulai berubah menjadi tahun ajaran penuh.

Malam pertama, saya berjalan ke ruang kelas yang begitu panjang, tempat itu membuat saya terpesona.

Tujuh orang siswa dewasa sudah menunggu saya untuk memimpin kelas mereka, dan wajah mereka begitu bersemangat menyambut saya ketika saya berdiri di depan ruangan.

Mereka membuka buku pelajaran mereka, dan hati saya pelan-pelan terbuka dengan cinta dan kasih sayang untuk mereka. Mereka mau mendengarkan dan mau belajar, dan saya pun menjadi mau banget untuk mengajar.

Ketika kita tahu bahwa Tuhan ingin kita melakukan sesuatu, seberapa seringkah kita merespon dengan hati yang tulus?

Apakah kita justru cenderung melihat rintangan dalam melakukan kehendakNya, atau apakah kita malah bersedia untuk bersinar dengan iman kepada Allah dan dengan belas kasihan kepada orang-orang?

Dalam Lukas 1, kita bisa menemukan kisah seorang wanita muda yang hatinya sangat tulus untuk melakukan kehendak Tuhan, yaitu Maria.

Maria tetap berkata 'ya' kepada rencana Tuhan meskipun semuanya itu berada di luar kendali manusia.

Maria adalah seorang perawan, tetapi dia akan melahirkan Yesus, Anak yang Mahatinggi (Lukas 1:32).

Maria tetap berkata 'ya' kepada Tuhan meskipun dia mungkin akan menjadi objek gossip dan cemoohan orang orang.

Bayangkan, memang ada orang yang akan percaya bahwa malaikat menunjukkan diri kepada Maria lalu memberi janji dan akan melahirkan seorang anak padahal dia masih perawan?

Ya, Maria pun tidak percaya dengan itu, sehingga dia juga bertanya kepada malaikat Gabriel.

Lalu Gabriel pun meyakinkannya tentang janji Allah tersebut dan berkata,

"Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." (Lukas 1:37)

Tuhan selalu berserta kita dalam setiap panggilan atau tugas yang Dia berikan kepada kita. Dia tahu apa yang perlu dilakukan dan gimana melakukannya, dan Dia juga memiliki kekuatan yang luar biasa untuk mewujudkannya.

Maria mengandalkan kuasa dan kehadiran Allah untuk menyertainya dalam mengerjakan tugas atau panggilan yang luar biasa ini, dan kita pun seharusnya mengandalkan Tuhan hari ini dalam melakukan pekerjaan yang Dia inginkan untuk kita lakukan.

Dia bersama kita setiap saat, dan kita bisa bergantung penuh kepada kekuatanNya yang besar yang bekerja di dalam kita dan melalui kita.

"Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita. " (Efesus 3:20)

Suatu hari, kita akan memiliki kesempatan untuk melakukan sesuatu untuk Tuhan, jadi jangan lupakan respon seperti yang dilakukan Maria.

Dia selalu mengatakan 'ya' kepada Tuhan yang dia cintai, dan melakukan rencana yang akan membantu begitu banyak orang.

Jadi, biarlah cinta dan kasih Allah menggerakkan hati kita untuk terus mengatakan 'ya' kepada rencanaNya.

 

Hak Cipta © 2019 Katy Kauffman, digunakan dengan izin.

Ikuti Kami