Tahukah Kamu Kalau Mengucap Syukur Juga Baik Untuk Kesehatan?
Kalangan Sendiri

Tahukah Kamu Kalau Mengucap Syukur Juga Baik Untuk Kesehatan?

Inta Official Writer
      2351

Lukas 17:17b

“Di manakah yang sembilan orang itu?”

Bacaan Alkitab setahun: Mazmur 5; Wahyu 11; Nehemia 1-3

Belum lama ini, sosial media banyak menyajikan mengenai sebuah tradisi yang dilakukan setiap tahun di Amerika Serikat, yaitu perayaan Thanksgiving. Dalam suatu penelitian, Thanksgiving bisa membuat orang-orang yang merayakannya jadi lebih sehat.

Penelitian menunjukkan kalau ucapan syukur atau berterima kasih yang menjadi inti dari perayaan Thanksgiving dapat meningkatkan kesehatan kita secara fisik maupun emosional. Rasa syukur dapat meningkatkan sistem imun, juga meningkatkan suplai darah ke jantung kita.

Kalau kita melakukannya terus menerus, misalnya dengan membuat sebuah jurnal yang berisikan ungkapan syukur, maka kita akan jadi lebih waspada, menjadikan kita lebih antusias terhadap apa yang dilakukan, meningkatkan energi, juga memperbaiki kualitas tidur kita. Bisa dibilang kalau mereka yang lebih sering mengucap syukur menjauhkan kita dari tingkat stres yang tinggi dan membuat risiko depresi semakin menurun.

Dari banyaknya kebaikan di atas, ungkapan syukur tidak datang secara natural buat kita sebagai manusia. Ketika Yesus mengunjungi sebuah desa, Dia bertemu dengan sepuluh orang yang menderita sakit kusta. Mereka sangat merindukan kesembuhan (Lukas 17:11-19). Mereka semua berteriak, meminta belas kasihan dari Yesus dan minta kesembuhan dariNya.

Ketika Yesus minta mereka untuk pergi dan mendatangi imam-imam, mereka sudah sembuh. Dari sepuluh orang yang sembuh, hanya satu yang berbalik dan mengungkapkan rasa syukur dan terima kasihnya kepada Yesus.

Orang ini tersungkur di bawah kaki Yesus. Yesus bertanya, “Bukankah kesepuluh orang tadi sudah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu?” Orang yang datang ke Yesus merupakan orang Samaria, orang yang dibenci oleh orang-orang Yahudi.

Bagi orang Krsiten, mendorong diri untuk terus bersyukur merupakan ide yang bagus. Bahkan, Tuhan yang memerintahkan kita untuk bersikap demikian. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan menetapkan pedoman khusus bagi bangsa Israel untuk membawa persembahan syukur. Dalam Perjanjian Baru, orang-orang percaya diperintahkan untuk bersyukur dalam segala keadaan (1 Tesalonika 5:18).

Saat kita bergumul dengan cobaan dan kesulitan, mengucap syukur jadi lebih terdengar seperti perintah yang tidak mungkin, terutama karena kita hidup dalam budaya yang mendorong untuk bisa bertindak berdasarkan perasaan. Namun, Tuhan tahu kalau ketika kita fokus kepada berkat, maka kita akan jadi lebih mudah untuk mengelola rasa khawatir dan membuat perspektif kita dalam masalah menjadi benar.

Raja Daud tidak pernah kehilangan rasa syukru atas apa yang telah Tuhan lakukan terhadap bangsa Israel dan bagi dirinya sendiri. Meski dirinya pun mengalami berbagai kekecewaan, rasa sakit, sakit hati, tapi kita bisa melihat bahwa Raja Daud sering mencurahkan perasaan syukurnya kepada Tuhan. Rasa syukur itu kemudian menjadi dasar dari penyembahannya kepada Tuhan.

Memupuk roh bersyukur merupakan cara kita menghormati Tuhan, sekaligus memperkokoh iman percaya kita. Rasa syukur juga meningkatkan hubungan kita dengan orang lain. Kita nggak bisa berada dalam sebuah hubungan yang baik bersama Tuhan atau orang lain tanpa adanya roh bersyukur ini.

Apa pun masalah yang kita hadapi hari ini, kita nggak boleh jadi seperti sembilan orang yang sakit kusta tadi. Kita tidak boleh mengucapkan rasa syukur dan terima kasih kepada Tuhan atau orang lain yang sudah menolong kita.

Mazmur 86:12-13, “Sebab kasih setia-Mu besar atas aku, dan Engkau telah melepaskan nyawaku dari dunia orang mati yang paling bawah. Ya Allah, orang-orang yang angkuh telah bangkit menyerang aku, dan gerombolan orang-orang yang sombong ingin mencabut nyawaku, dan tidak mempedulikan

Engkau ”

Jadi, tanyakan pada diri sendiri: Seberapa seringkah kita berterima kasih dalam ucapan syukur kepada Tuhan atau sesama?

Diadaptasi dari Drawing Closer to God, Hak Cipta © 2010 oleh Dianne Neal Matthews. Diterbitkan oleh

Baker Books. Digunakan dengan izin.

Ikuti Kami