#FaktaAlkitab – Seri Kisah Murid-murid Yesus dan Kematian Mereka, Rasul Andreas
Sumber: JC Channel

Kata Alkitab / 18 December 2019

Kalangan Sendiri

#FaktaAlkitab – Seri Kisah Murid-murid Yesus dan Kematian Mereka, Rasul Andreas

Puji Astuti Official Writer
11251

Tahukah JCers kalau hampir semua rasul atau murid-murid Yesus tewas dengan mengenaskan. Walau demikian, para rasul malah merasa bahwa mengalami penganiayaan dan kematian yang mengerikan adalah sebuah kehormatan karena mereka bisa merasakan sebagian dari penderitaan yang Yesus alami.

Kali ini JC Channel akan membahas penderitaan yang dialami oleh murid-murid Yesus ini, mulai dari murid yang pertama, yaitu Andreas.

Andreas adalah saudara dari Simon Petrus, arti nama Andreas adalah jantan. Yang menarik, nama Andreas atau dalam Bahasa Inggris Andrew berasal dari Bahasa Yunani, bukan Bahasa Aram.

Salah satu fakta menarik lainnya adalah Andreas merupakan murid pertama Yesus. Namun sebelum jadi murid Yesus, Andreas adalah murid Yohanes Pembabtis. Sewaktu Yesus datang kepada Yohanes untuk dibabtis, Yohanes memperkenalkan siapa Yesus kepada murid-muridnya seperti yang ditulis dalam Yohanes 1:35-40 ini:

Pada keesokan harinya Yohanes berdiri di situ pula dengan dua orang muridnya.

Dan ketika ia melihat Yesus lewat, ia berkata: "Lihatlah Anak domba Allah!"

Kedua murid itu mendengar apa yang dikatakannya itu, lalu mereka pergi mengikut Yesus.

Tetapi Yesus menoleh ke belakang. Ia melihat, bahwa mereka mengikut Dia lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu cari?" Kata mereka kepada-Nya: "Rabi (artinya: Guru), di manakah Engkau tinggal?"

Ia berkata kepada mereka: "Marilah dan kamu akan melihatnya." Merekapun datang dan melihat di mana Ia tinggal, dan hari itu mereka tinggal bersama-sama dengan Dia; waktu itu kira-kira pukul empat.

Salah seorang dari keduanya yang mendengar perkataan Yohanes lalu mengikut Yesus adalah Andreas, saudara Simon Petrus.

Setelah Andreas mengikut Yesus, dia memperkenalkan Petrus kepada Tuhan Yesus (ayat 41-42).

Kota asal Andreas adalah Bethsaida, dekat danau Galilea, namun ia kemudian pindah ke Kapernaum untuk menjadi penjala ikan.

Seberapa dekat Andreas dengan Yesus?

Dalam Injil dan kisah Sinoptik, kedua belas rasul selalu ditulis secara berkelompok yang terdiri dari empat orang. Satu kelompok yang paling dekat dengan Yesus mencakup dua pasang saudara, yang pertama adalah Petrus dan Andreas yang adalah putra-putra Yunus dan kedua adlah Yakobus dan Yohanes, putra-putra Zebedeus.

Dengan demikian Andreas adalah salah satu dari empat murid yang paling dekat dengan Yesus Kristus. 

Apa yang diungkapkan kitab Injil tentang sosok Rasul Andreas?

Injil menuliskan tiga peristiwa penting yang berkaitan dengan sosok Andreas, yang  pertama adalah peristiwa Yesus melipatgandakan lima roti dan dua ikan serta sisa dua belass bakul. Dalam Yohanes 6:1-13 dituliskan bahwa Andreas lah yang menemukan seorang anak laki-laki yang punya lima roti dan dua ikan itu. Andreas menunjukkan anak tersebut kepada Tuhan Yesus sekalipun ia sendiri ragu apakah roti dan ikan tersebut bisa mencukupkan kebutuhan untuk memberi makan orang banyak.

Peristiwa kedua adalah saat Petrus, Yakobus, Yohanes dan Andreas Bersama Yesus di atas Bukit Zaitun yang berhadapan dengan Bait Allah dan Andreas bertanya kepadanya tentang  kapan bait Allah diruntuhkan dan  tanda-tanda akhir zaman (Markus 13).

Yang ketiga adalah saat Andreas dan Filipus menjadi orang tengah yang mempertemukan orang-orang Yunani dengan  Yesus.  Yohanes menuliskan:

Di antara mereka yang berangkat untuk beribadah pada hari raya itu, terdapat beberapa orang Yunani.

Orang-orang itu pergi kepada Filipus, yang berasal dari Betsaida di Galilea, lalu berkata kepadanya: "Tuan, kami ingin bertemu dengan Yesus."

Filipus pergi memberitahukannya kepada Andreas; Andreas dan Filipus menyampaikannya pula kepada Yesus. (Yohanes 12:20-22)

Saat itu Andreas dan Filipus, dua rasul dengan nama Yunani diperkirakan menjadi penterjemah bagi orang percaya dari bangsa lain itu. Karena hal ini Andreas dikenal sebagai penginjil nasional dan internasional yang pertama.

Seperti apa akhir hidup Andreas dan bagaimana kisah kematiannya?

Dipercaya bahwa Andreas menghabiskan masa-masa akhir hidupnya di Skitia yang terletak di bagian utara Laut Hitam. Namun sebuah buku kecilyang dituliskan sekitar tahun 260 M berjudul “Act of Andrew” menceritakan bahwa Andreas memberitakan Injil di daerah Makedonia dan mati martir di Patras, Yunani.

Menurut sejarahwan abad 15, Dorman Newman, Andreas pergi ke Patras di Yunani bagian barat di mana gubernur Roma Aegeates berdebat dengan Andreas tentang Kekristenan. Saat itu Aegeates mencoba meyakinkan Andreas untuk meninggalkan Kekristenan sehingga dia tidak perlu disiksa di hukum mati.

Namun Andreas tetap teguh dengan pendiriannya dan mengalami siksaan. Saat ia akan dihukum mati, Andreas meminta ia disalibkan dengan salib berbentuk X karena ia merasa tidak layak dihukum mati menggunakan cara yang sama seperti Yesus.

Dengan disalib berbentuk X, membuat kematian Andreas lebih lama. Namun saat ia disalib selama 2 hari itu, ia masih bisa terus berkotbah kepada orang yang lewat atau melihat hukumannya saat itu. Salib X ini sekarang dikenal sebagai salib Andreas.

Seorang pengikut Andreas yang menyaksikan penyaliban Andreas menyatakan bahwa di akhir hidupnya itu, Andreas berkata, “Ternyata keinginan dan cita-cita saya bisa terkabul, dimana saya bisa merasakan saat-saat disiksa dan disalib seperti Yesus.

Salib X pernah dijadikan lambang negara atau bendera oleh beberapa negara, namun yang hingga saat ini masih memakainya adalah Skotlandia. Hal ini dipercaya karena negara tersebut merasa memiliki kedekatan dengan Rasul Andreas, dipercaya bahwa semasa hidupnya Rasul Andreas pernah menginjil hingga perbatasan wilayah Skotlandia kuno.

Nah, itulah kisah salah satu murid Yesus. Pastikan kamu mengikuti pembahasan JC Channel selanjutnya tentang murid-murid Yesus ya. Selain itu pastikan kamu juga mengunjungi akun JC Channel di YouTube dan subscribe channelnya ya.

 

Sumber : JC CHANNEL
Halaman :
Tampilkan per Halaman

Ikuti Kami