Dalam Kidung Agung 5: 16, seorang istri berbicara mengenai suaminya, dikatakan, "Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku…"
Kalau melihat kembali mengenai pernikahan, tampaknya pasti
selalu ada masalah. Karena tidak satupun pernikahan yang enak, semuanya pasti dirundu masalah dan lain sebagainya.
Mulai dari pekerjaan yang melelahkan, anak-anak yang susah di atur, pasangan yang bertingkah atau berulah dan lain sebagainya.
Tapi bagaimana pun, sebagai orang Kristen kita memang harus
tetap terhubung satu sama lain dengan pasangan dan menyelesaikan masalah dengan
baik. Sudah tugas orangtua atau masing-masing kalian untuk tetap menjaga
pernikahan kalian baik, dan sudah tugas kalian menjadikan pernikahan sebagai
persahabatan yang rukun dan menciptakan pernikahan dengan fungsional yang menyenangkan.
Dibawah ini, adalah tiga jenis pernikahan yang bisa kamu renungkan dan pilihlah mana yang baik untuk pernikahanmu.
1. Pernikahan yang saling membelakangi
Ngerti yang aku maksud? Yap, pernikahan yang ini adalah
pernikahan dimana pasangan saling membelakangi dalam arti hidup secara terpisah, dan tidak mau saling bekerja sama.
Apakah pernikahanmu demikian? Jika iya, maka percayalah bahwa pernikahan seperti ini akan berujung kepada perceraian atau cek-cok.
Dalam pernikahan, kamu dan pasangan merupakan satu tubuh dan
tidak akan bisa dipisahkan selain maut. Jadi, kalian berdua membutuhkan
keterikatan satu sama lain untuk saling mengerti, mengingatkan dan saling berkomunikasi apapun itu masalahnya.
Kalau pasanganmu bermasalah, jangan biarkan dia berperang
sendirian melainkan bantulah dia menyelesaikan masalahnya dan bekerjasamalah menjadi lebih baik.
2. Pernikahan yang saling bahu membahu
Nah, pernikahan ini adalah pernikahan yang selalu bekerja sama
dalam tugas dan proyek, seperti menjaga rumah, membesarkan anak-anak, mengembangkan bisnis dan melayani gereja.
Sebagian besar, pernikahan yang harmonis adalah pernikahan
yang mau saling bahu-membahu. Yang satu sibuk memenuhi kebutuhan keluarga
sementara yang satunya sibuk merawat rumah, anak-anak, dan melayani dalam pelayanan dengan berbagai cara.
Tapi nggak cukup sampai disana, kalian juga harus saling
membangun kedalaman dan keintiman satu sama lain. Saling bercerita dan
berkomunikasi mengenai apa yang sedang kalian kerjakan. Karena itu sangat
penting sekali. Jangan terlalu sibuk dan mengabaikan komunikasi ya. Yang ada
kalian akan seperti balon yang bocornya kecil kemudian lambat laun ngempes dan tak berfungsi. Berkomunikasilah.
3. Pernikahan yang tatap muka
Disamping bahu membahu, pernikahan juga perlu bertemu dan harus seirng bertatap muka, demi komunikasi, persahabatan dan keintiman.
Komunikasi dan tatap muka adalah kebutuhan dalam sebuah pernikahan.
Jadi, bekerja keraslah untuk melakukannya ya.
Nah, buat para suami untuk menjadi teman yang baik bagi
isterimu, belajarlah untuk ngobrol lebih dalam dan lebih intim. Bertitahu isterimu gimana keadaan dan kabarmu kemudian tanya bagaimana dengannya.
Dengarkan tanpa terganggu oleh teknologi ataupun tugas kantor, fokuslah kepadanya dan tatap wajahnya dalam waktu yang lama.
Tarik dia keluar secara emosiona dan biarkan dia menarikmu
keluar secara emosional. Belajarlah untuk mendengarkan, berempati, menghibur dan menyemangatinya.
Bangunlah persahabatan yang dalam dengan istrimu, saling
membahulah satu sama lain dan bertumbuhlah.
Aku berdoa, agar pernikahan kamu penuh dengan kemuliaan dan
dimuliakan karena ada Yesus di dalamnya. Amin.