Jelang
Natal, Serangan Teroris di Kenya dan Somalia Meningkat Sebabkan Belasan Orang
Tewas
Belasan orang Kristen tewas dibunuh pada 6 Desember 2019 lalu saat dalam perjalanan karena bus mereka diserang oleh kelompok teroris Al-Shabaab di Kenya, demikian berita yang dirilis sebuah lembaga pengamat persekusi terhadap orang Kristen.
Tempat terjadinya penyergapan
Polisi
menyatakan bahwa sekelompok orang bersenjata menyergap sebuah bus yang
berangkat dari Nairobi dengan tujuan ke Mandera, sebuah wilayah dekat
perbatasan Somalia.
Menurut penuturuan Kamandan Polisi wilayah Wajir, Stephen Ngetich kepada wartawan, teroris memberhentikan bus diantara kota Kutulo dan Wargadud, yang merupakan wilayah Wajir. Kemudian penumpang bus dipisahkan, dimana orang non-lokal kemudian di eksekusi di tempat.
Jumlah korban masih simpang siur
Jumlah korban
hingga saat ini masih belum jelas, karena ada berbagai pernyataan, salah
satunya dari kantor presiden yang menyatakan bahwa total korban ada delapan
orang sedangkan kantor berita AFP menyatakan 10 orang, dimana sebagian besar
adalah anggota polisi.
Kelompok teroris Al-Shabaab adalah sebuah kelompok jihad yang sudah bertahun-tahun melakukan pemberontakan untuk menumbangkan pemerintah Somalia, mereka mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Al-Shabaab menyatakan bahwa korban yang mereka bunuh adalah “agen mata-mata dan pegawai pemerintah.”
Baca juga :
Orang Kristen Dieksekusi Mati di Somalia
Masuk Nominasi Oscar, Film Ini Kisahkan Persaudaraan Kuat Antarumat Beragama di Kenya. Wajib Nonton!
Menurut
Morning Star New, di dalam bus tersebut
terdapat 56 orang penumpang saat kejadian penyerangan. Saksi mata menyatakan
bahwa ada 11 orang Kenya yang dipisahkan dari penumpang. Saat penumpang dari
etnis Somalia naik ke bus kembali, ke 11 orang tersebut diberondong peluru.
Berdasarkan
data dari International Christian Concern (ICC ) setidaknya ada 9 orang Kristen
tewas dan 2 orang lainnya masih hilang dan dipercaya telah tewas juga. Korban
tersebut adalah Athanus Kiti, Enos Odhiambo, Kelvin Mandela, Wisely Meli,
Tikane Kasale, Leonard Mukanda, Francis Mbuvi, Rodgers Machuka, dan Anchari
Okerosi.
Dua orang korban adalah guru dari gereja Injili, tiga orang beragama Katolik dan seorang lagi adalah dokter dari gereja Afrika Inland Church. Sedangkan data dari korban lainnya masih belum diungkap.
Presiden Kenya mengutuk serangan berdarah itu
Meresponi
insiden ini Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengutuk dan meminta agar pihak
keamanan untuk memburu para pelaku.
“Pemerintah
tidak akan membiarkan tindakan kekerasan oleh kelompok criminal termasuk
tersangka teroris, karena sudah merupakan tugas serius pemerintah untuk
melindungi kehidupan dan harta benda masyarakat Kenya,” demikian rilis berita
dari Juru Bicara Kepresidenan.
“Kepala negara selanjutnya mengirimkan peringatan keras dan pengingat kepada elemen-elemen sesat yang beroperasi di dalam dan di luar perbatasan nasional kita dan tindakannya yang membahayakan warga Kenya yang tidak bersalah, sehingga segala upaya akan dilakukan untuk menetralisir ancaman tersebut,” demikian tegasnya.
Serangan teror kembali terjadi di ibu kota Somalia
Selain serangan
terhadap bus tersebut, pada Selasa (11/12/2019) lalu sebuah hotel di ibu kota
Somalia, Mogadishu juga mengalami serangan mematikan. Setidaknya tiga warga
sipil dan dua orang tantara tewas. Serangan tersebut dilakukan oleh lima pria
bersenjata, yang melumpuhkan pihak keamanan hotel dan menyerbu hotel kelas atas
bernama SYL Hotel tersebut.
Polisi memperingatkan bahwa serangan dari kelompok teroris Al-Shabaab tersebut kemungkinan masih bisa terjadi lagi, untuk itu semua pihak diminta untuk waspada.
Baca juga :
Salut! 20 Pekerja Kristen Di Kenya Diselamatkan Sekelompok Muslim dari Serangan Teroris
Akibat Pindah Agama, Orang ini Disiksa Kelompok Al-Shabaab Somalia