Tahukah kamu
bahwa tahun-tahun pertama adalah
masa-masa terberat dalam pernikahan. Coba saja kamu tanyakan kepada beberapa
orang yang sudah beberapa tahun menikah. Kenapa demikian?
Jika
dipikirkan secara logis, ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi hubungan di
awal pernikahan, seperti adaptasi dari masa single yang biasa melakukan banyak
hal sendiri namun kini harus berdua.
Bagaimana
dengan pengalamanmu sebagai pengantin baru, apa sih masalah yang paling sering
menjadi pemicu konflik dalam hubungan kalian?
Nah, kali
ini Jawaban.com akan membahas 4 kesalahan para pengantin yang baru yang sering
memicu konflik bahkan tidak jarang membawa mereka kepada keputusan cerai.
1#Tidak
membicarakan tentang masalah keuangan secara terbuka
Uang seringkali
menjadi hal tabu, apalagi kalau sudah bicara tentang hutang atau cicilan yang
mereka miliki semasa mereka masih single. Bicara tentang uang, hal ini berkaitan
dengan penghasilan dan pengeluaran seseorang, hal ini juga seringkali mempengaruhi
ego seseorang.
Namun yang perlu kita ingat Bersama, saat pasangan sudah menikah maka kalian menjadi satu daging. Untuk itu, masalah keuanganpun pasti menjadi satu, karena dalam pandangan hukum atau legal, suami-isteri terikat dalam hal hak dan tanggung jawab dalam masalah keuangan.
Baca juga:
Buat Pengantin Baru, Ini Loh 5 Tantangan di Awal Pernikahan Yang Harus Kalian Waspadai!
Buat Pengantin Baru, Pakai 2 Resep Pamungkas Ini Biar Pernikahan Awet Sampai Kakek-Nenek!
Sebagai
contoh, saat sudah menikah untuk membeli rumah harus ada persetujuan suami dan
isteri, tidak bisa salah satu saja. Apa lagi di jaman modern ini, kebanyakan
pasangan keduanya bekerja, untuk itu pembagian tanggung jawab dalam membayar
tagihan, menabung, asuransi dan lain sebagainya harus dibicarakan secara matang.
Pasangan
yang dalam pernikahannya tidak membicarakan secara terbuka tentang masalah
keuangan, sering mengalami konflik karena muncul saling tidak percaya, kecewa
dan tidak jarang kemarahan.
Yesus
sendiri tidak pernah tabu membicarakan masalah keuangan, jadi kita perlu
kembali pada kebenaran Firman Tuhan ini, “Karena di mana hartamu berada, di
situ juga hatimu berada.” (Matius 6:21). Jadi, buat kesepakatan untuk
memiliki keterbukaan dalam hal keuangan,
bicarakan secara rutin dan jika masalah keuangan muncul carilah solusi bersama.
2# Tidak
melakukan pembagian pekerjaan rumah
Bagi budaya
orang timur, seperti Indonesia, setelah menikah tanggung jawab untuk mengurus rumah menjadi
tanggung jawab isteri. Jadi, walau isteri juga bekerja, ia tetap dibebani
mengurus makanan, membersihkan rumah, mencuci dan bahkan mengatur pengeluaran
rumah tangga.
Kasihan kan
dia, jika hal ini dibiarkan saja dan dia tidak bisa mengutarakan keberatannya
atas tanggung jawab itu maka akan menjadi bom waktu yang bisa meledak
tiba-tiba.
Surat Galatia 6:2 menuliskan, “Bertolong-tolonganlah menanggung bebanmu! Demikianlah kamu memenuhi hukum Kristus.” Jadi, urusan rumah
tangga juga perlu dibagi antara suami-isteri dengan mempertimbangkan kemampuan dan kekuatan masing-masing.
Sebagai contoh jika isteri yang memasak, suami membantu untuk mencuci
piring. Isteri yang mengepel dan membersihkan rumah, suami bertanggung jawab
kebersihan mobil. Bicarakan bersama dengan isterimu, sepakati pembagian pekerjaan
di rumah sehingga ia tidak merasa terbebani. Dengan demikian kalian akan lebih ringan dalam menyelesaikannya dan dapat menikmati sukacita setiap hari.
3# Masih tinggal di villa mertua indah
Pernikahan
di rancang Tuhan untuk membangun sebuah komunitas keluarga baru, untuk itu
tinggal di rumah mertua atau orangtua setelah menikah sangat tidak disarankan.
Yesus berkata, “Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan
ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging.
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah
dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” (Matius 19:5-6).
Sekalipun
keuangan kalian mepet, kalian sebagai suami-isteri harus belajar mandiri.
Ngontrak rumah petakan pun tak apa, hal itu akan membuat hubungan kalian
sebagai pasangan semakin kuat. Jangan sampai setelah menikah, kalian masih
menggantungkan dalam hal keuangan pada orangtua ya, itu tidak baik.
Menurut seorang pengacara bernama Kemie King, pasangan yang tinggal dengan orangtuanya selama tahun-tahun pertama dalam pernikahan sering membuat pernikahan tersebut berujung kepada perceraian.
Baca juga:
8 Cara Kreatif Pengantin Baru Habiskan Libur Panjang Berdua
Ini Alasan Pengantin Baru Tunda Hubungan Seks
“Tahun-tahun
pertama pernikahan adalah masa-masa penyesuaian bagi pasangan yang tinggal bersama
orangtuanya. Selain menyatukan kehidupan mereka, pasangan juga menyesuaikan
berbagai kebiasaan yang menyebalkan. Adanya orang dewasa lain di rumah,
terutama orangtua, seringkali menjadi resep kehancuran,” demikian ungkap Kemie.
4#
Melupakan hal-hal kecil yang menjadi ungkapan cinta kalian sewaktu pacaran
Mungkin
kamu sudah menganggapnya hal biasa, tapi hal-hal sederhana, hal-hal lucu atau
perhatian yang tulus yang sering kamu tunjukkan sewaktu masih pacaran dulu, itu
penting untuk pasanganmu.
Mungkin
kamu ingat bahwa isterimu suka dengan kopi dari sebuah kafe, mampir belikanlah
dan berikan kejutan untuknya. Tuliskan sebuah pesan singkat di gelas kopi itu, pasti
hal tersebut akan membuatnya tersenyum setelah lelah seharian bekerja.
Atau kamu
bisa juga mengirimkan emoticon lucu sambil menanyakan kabarnya siang itu.
Jangan kamu hilangkan hal-hal kecil yang dulu pernah kamu lakukan untuknya sewaktu masih pacaran.
“Namun demikian Aku mencela engkau, karena engkau telah meninggalkan
kasihmu yang semula.” (Wahyu 2:4)
Selain 4 hal di atas, apakah kamu punya pengalaman dalam tahun-tahun awal pernikahanmu yang sangat berkesan? Yuk berbagi melalui kolom komentar di bawah ya.
Sumber : Jawaban.com