Fakta Alkitab Sejarah Kejatuhan Israel: Kehancuran Bait Allah Yang Kedua (Part 3)
Sumber: JC Channel

Fakta Alkitab / 5 December 2019

Kalangan Sendiri

Fakta Alkitab Sejarah Kejatuhan Israel: Kehancuran Bait Allah Yang Kedua (Part 3)

Inta Official Writer
16294

Pada beberapa hari sebelumnya, kita sudah membahas mengenai kejatuhan Israel di Part 1 dan Part 2 ini. Disebut kejatuhan Israel karena kita akan fokus membahas mengenai kejatuhan, pengepungan, pembuangan, dan penyebaran bangsa Israel keluar dari tanah mereka.

Pada pisode sebelumnya, kita membahas mengenai bagaimana Alexander the Great bisa menaklukan dunia, dimana salah satunya adalah Israel. Alexander the Great berhasil menaklukan dunia pada tahun 336-323 SM. Penguasaan Yunani ini berakar dalam budaya orang Israel, yang kemudian berlanjut sampai jaman Tuhan Yesus.

Setelah runtuh di tahun 63 SM, Romawi jadi penakluk dunia, dimana Herodes Agung berkuasa sampai tahun 4 SM. Kemudian, Herodes Agung digantikan oleh Herodes Antipas. Di tahun 4 SM itulah, Tuhan Yesus lahir.

Israel dikuasai oleh kerajaan Romawi selama beberapa ratus tahun. Meski dalam kekuasaannya, pihak Romawi tetap mengijinkan bangsa Yahudi untuk bisa melaksanakan ibadah. Hukum Taurat dipelihara dengan baik oleh ahli Taurat dan orang Farisi. Sebelumnya, sempat terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh orang Israel, namun hal ini bisa dipadamkan oleh Roma.

Pada masa itu, Israel punya 13 gubernur yang sudah memerintahnya, salah satu yang terkenal adalah Pontius Pilatus, yang adalah pemerintah yang menjatuhkan hukuman mati kepada Yesus. Gubernur terakhir yang memerintah adalah Gessius Florus (64-66 M).

Disebutkan, Gessius Florus ini merupakan pemerintah yang jahat. Buat dirinya, agama atau iman Yahudi tidak berarti apa pun. Bahkan, tidak jarang ia menghina dan mengacuhkan iman Yahudi ini. Hal ini kemudian menjadikan tentara-tentara Roma di bawah Florus bersikap demikian pada iman Yahudi.

Ada satu waktu dimana tentara Roma merobeh sebuah kitab Taurat Yahudi di hadapan umum. Bahkan, ia menertawakan upacara penyembahan pada masa raya Paskah. Mereka mengizinkan orang kafir membuka took di depan pintu rumah sembahyang Yahudi di Kaesaria, yang menjadikan rumah sembahyang mereka ternodai.

Suatu kali, di saat orang Yahudi sedang melaksanakan kebaktian di hari Sabat, orang kafir itu mempersembahkan seekor burung sebagai korban di samping pintu masuk rumah sembahyang dengan tujuan untuk menghujat rumah sembahyang mereka. Celakanya, ketika masalah masalah ini diadukan kepada Florus, dia malah mengabaikannya.

Hal-hal yang seperti inilah yang menjadikan orang Yahudi marah bukan kepalang. Orang Yahudi memendam kemarahan itu di dalam hati mereka. Secara tidak langsung, kemarahan tersebut telah menjadi bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Kejahatan di atas ini belum dihitung dengan kebejatan dan kejahatan yang dilakukan oleh Florus sendiri.

Hal ini kemudian memicu pemberontakan yang dilakukan oleh beberapa anak muda Yahudi. Mereka menyimpab pisau atau golok dibalik baju, dan setiap kali bertemu dengan tentara Romawi, mereka akan membunuhnya. Lama-lama, gerakan ini semakin besar dan kelompok ini semakin meluas. Mereka disebut sebagai kelompok golok atau dalam Bahasa Yunani, mereka disebut sebagai ZELOT.

Mereka berketetapan untuk mencapai tujuan revolusi ini dengan kekuatan militer, bahkan partai Zelot menegaskan selain Allah, tak seorang manusia pun yang berhak memerintah. Mereka menuntut pemulihan pemerintahan Theokrasi zaman dahulu, mereka bersumpah akan berjuang melawan kerajaan Roma dengan mempertaruhkan mati hidup mereka.

Pada tahun 66 Masehi, Florus yang gila harta ini menyerbu masuk ke Yerusalem. Bersama dengan pasukannya, ia masuk ke dalam Bait Allah dan merampok emas-emas yang ada di Bait Allah.

Tindakan ini sempat mendapatkan perlawanan dari rakyat dengan melempari mereka dengan batu. Sayangnya, hal ini tidak berhasil. Florus berhasil mengambil 17 talenta emas. Orang Yahudi marah, mereka megolok-olok Florus dengan mengedarkan kantong kolekte dan mengumpulkan koin-koin sebagai persembahan untuk gubernur yang rakus itu. Cara ini berhasil membuat Florus tersinggung dan menyerbu massa yang kemudian menimbulkan kekacauan besar. Ada banyak sekali orang Yahudi yang terbunuh pada hari itu.

Kaisar Nero yang saat itu berkuasa di Roma pada tahun 67 SM akhirnya turun tangan dengan memerintahkan panglima perang yang bernama Vespasianus untuk memadamkan pemberontakan di Yudea.

Vespasianus dinilai sebagai orang yang cukup berpengalaman, sehingga sedikit demi sedikit ia berhasil memadamkan pemberontakan kaum Zelot. Namun, sebelum akhirnya ia bisa menyerang Yerusalem, ada kabar bahwa Nero meninggal dan dia pulang ke Roma.

Vespasianus ini kemudian menjadi seorang kaisar Roma, dimana kemudian, dia mengutus anaknya yang bernama Titus untuk merebut kembali Yerusalem. Jenderal Titus maju dengan pasukannya yang sangat besar. Namun, karena medan perang berada di daerah pegunungan, penyerangan terhadap kota Yerusalem ini dinilai sukar untuk dilakukan. Karena itu, strategi yang mereka jalankan adalah dengan melakukan pengepungan terhadap kota Yerusalem.

Sementara itu, kota Yerusalem sendiri sedang terjadi pertikaian internal untuk memperebutkan kursi pimpinan dari Zelot. Saking parahnya, pertikaian internal tersebut mengakibatkan dibakarnya gudang makanan Yerusalem.

Akhirnya kelaparan yang besar melanda penduduk kota Yerusalem, bahkan berakhir tragis. Ada seorang ibu yang bahkan rela merebus anak bayinya sendiri agar bisa mendapatkan makanan. Banyak penduduk yang saat malam tiba, diam-diam keluar dari tembok hanya untuk mencari akar sebagai bahan makanan mereka. Mereka yang ketahuan kemudian ditangkap dan disalibkan. Setiap malamnya, ada 500 orang yang ditangkap dan disalib.

Flavius Josephus selaku sejarahwan mengungkapkan kalau saat itu, ada 2 juta orang dan mayat di kota Yerusalem sebagai akibat dari pertikaian dan kelaparan di dalam kota. Sampai pada bulan ke lima pengepungan, tentara romawi menyerbu masuk ke Yerusalem.

Mereka membunuh 1,1 juta rakyat Yahudi dan membakar habis kota Yerusalem termasuk mencongkel bata demi bata di Bait Allah untuk di ambil emasnya. Runtuhlah Bait Allah kedua seperti yang dinubuatkan oleh Tuhan Yesus. ( Markus 13:1-2 )

Kemanakah perginya orang-orang Kristen ketika pemberontakan orang Yahudi itu berlangsung? Sesuai peringatan Kristus (Luk. 21:20-24), mereka lari ketika melihat Yerusalem dikepung pasukan Romawi. Mereka menolak mengangkat senjata dan melawan orang-orang Romawi. Mereka melarikan diri ke Pella di Transyordania.

Setelah bangsa Yahudi serta Bait Allah mereka hancur, orang-orang Kristen pun tidak dapat lagi bergantung pada perlindungan terhadap Yudaisme yang pernah diberikan kekaisaran. Karenanya, tidak ada tempat lagi bagi orang-orang Kristen untuk berlindung dari penyiksaan orang-orang Romawi.

Saat ini hanya tembok ratapan yang ada di sisi barat yang merupakan sisa terakhir dari bait Allah yang dihancurkan oleh Titus.

Ya, sejak jenderal Titus (kemudian menjadi kaisar menggantikan ayahnya Vespasianus) menaklukkan Yerusalem dan membasmi orang-orang Yahudi, maka tamatlah riwayat Israel sebagai sebuah bangsa. Orang-orang Yahudi yang tersisa sudah dibuang dan terserak ke berbagai bangsa.

Mereka meninggalkan tanah air mereka dan hati yang hancur lebur terutama karena ingatan mereka akan kota suci Yerusalem. Dalam pengembaraan mereka, air mata sering jatuh ketika mengingat kembali Yerusalem yang dulu dan doa-doa dinaikkan untuk pemulihan Yerusalem. Mereka terbiasa mengutipkan kembali ayat dari kita Yesaya untuk dinyanyikan.

Nah buat kamu yang mau baca kisah selanjutnya, baca pada artikel disini, yaa.

Buat versi video, kamu boleh langsung menontonnya di JC Channel atau langsung klik pada gambar di atas.

Sumber : JC Channel
Halaman :
1

Ikuti Kami