Kisah Atlit Alami Tuduhan Tak Perawan, Jangan Biarkan Diskriminasi Seperti Ini Terjadi!
Sumber: Detik.com

Single / 3 December 2019

Kalangan Sendiri

Kisah Atlit Alami Tuduhan Tak Perawan, Jangan Biarkan Diskriminasi Seperti Ini Terjadi!

Puji Astuti Official Writer
2509

Kisah tentang seorang atlit senam berusia 17 tahun yang dipulangkan dari pelatnas SEA Games 2019  karena isu keperawanan menimbulkan keprihatinan banyak pihak. Selain hal itu tidak patut, karena prestasi olahraga tidak berkaitan dengan keperawanan ataupun keperjakaan, namun juga karena pernyataan tersebut merendahkan serta bentuk diskriminasi terhadap perempuan.

Gadis remaja itu adalah Shalfa Avrila Siani asal kota Kediri. Bahkan karena tidak terima dengan tuduhan tersebut, orangtua Shalfa membawanya ke rumah sakit untuk memastikan bahwa ia masih perawan. Hal ini pasti membuatnya mengalami tekanan psikologis, sekalipun hasil pemeriksaan membuktikan ia masih perawan.

"Akibat isu yang beredar, keluarga merasa tidak terima, anaknya yang berstatus atlet senam Provinsi Jawa Timur dan akan berlaga di SEA Games tapi tiba-tiba dipulangkan begitu saja, apalagi hasil pemeriksaan organ intim masih sehat dan baik-baik," demikian penuturan panasihat hokum keluarga Shalfa, Imam Mukhlas seperti yang dirilis oleh Detik.com.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah melarang tes keperawanan

Tes keperawanan atau pemeriksaan gynecological untuk memastikan apakah seseorang perempuan sudah atau belum pernah melakukan hubungan intim telah di larangan oleh Perserikatan Bangsa-bangsa. Hal tersebut dianggap mempermalukan perempuan, merendahkan, melanggar hak asasi manusia dan tindakan traumatis yang harus diakhiri.

Kata “perawan” sendiri bukanlah istilah kedokteran ataupun ilmiah. Konsep tentang “keperawanan” sendiri muncul dari pandangan social, budaya dan agama – yang seringkali diskriminatif terhadap perempuan dan anak gadis.

Baca juga : 

Keperawanan di Masa Kini, Harapan, Stigma dan Realita

Kehilangan Keperawanan Sebelum Menikah, Gimana Menurut Kamu?

Hadapi diskriminasi dengan cara ini

Diskriminasi dan stereotipe  terhadap perempuan yang masih sering terjadi di Indonesia ini, yuk kita lawan dan ubah keadaan mulai dari diri kita. Begini caranya :

1# Jangan mudah terintimidasi

Diskriminasi biasanya terjadi sebagai bentuk intimidasi, seperti yang dialami oleh atlit senam Shalfa di atas. Untuk itu jangan biarkan moralitas dan rasa percaya diri kamu hancur karena kata-kata yang dilontarkannya, hadapi dengan senyum dan keberanian.

Ingatlah bahwa kamu berharga di mata Tuhan, seperti yang Tuhan katakan dalam Yesaya 43:4, “Oleh karena engkau berharga di mata-Ku dan mulia, dan Aku ini mengasihi engkau, maka Aku memberikan manusia sebagai gantimu, dan bangsa-bangsa sebagai ganti nyawamu.”

2# Sadari kecantikan dan kekuatanmu

Ketahui dan sadari jati dirimu di dalam Tuhan, yaitu sebagai anak Tuhan (Yohanes 1:12)  yang diciptakan dengan kecantikan rohani dan juga jasmani. Kamu memiliki keunikan dan kelebihan yang  tidak dimiliki oleh orang lain. Jadi, jangan merasa rendah diri.

Jika kamu merasa sedih dengan diskriminasi atau bullying yang kamu alami, carilah teman atau kakak rohani yang bisa kamu percaya yang bisa mendukungmu dan memberikan dorongan semangat dan juga doa sehingga kamu tidak jatuh dalam depresi.

3# Tetaplah positif dan teruslah bertumbuh

Dengan memiliki sikap positif dan terus mengembangkan diri  adalah cara perlawanan terbaik terhadap segala bentuk diskriminasi. Dirimu itu sangat penting bagi Tuhan, jadi kamu harus hidup dengan iman dan sikap positif. Jaga kesehatanmu dengan berolahraga dan makan sehat, belajarlah hal-hal baru untuk mengembangkan diri, dan bangun hubungan dengan sesama dan tetaplah bersukacita.

4# Konsultasilah dahulu sebelum lakukan perlawanan

Ya, jangan bertindak sendiri karena emosi. Jika memang tindakan diskriminasi atau perkataan orang tersebut sudah melewati batas, konsultasilah dengan lembaga bantuan hukum atau lembaga perlindungan perempuan dan anak.

Dengan bantuan pihak professional, kamu akan lebih jelas  dalam membuat tindakan, mungkin itu dilakukan mediasi, atau juga tuntutan hukum.

Perlu diingat bahwa diskriminasi tidak hanya terjadi kepada kaum perempuan, namun juga kepada kelompok minoritas atau ras tertentu. Sekecil apapun tindak diskriminasi, ataupun intimidasi tidak diperkenankan. Jadi, mari kita saling menghormati dan menghargai siapapun dia, tidak memandang usia, latar belakang, agama, ras atau bahkan gendernya.

Baca juga : 

Video Ini Sebut Siswa Kristen Bengkalis Alami Diskriminasi, Kepala Sekolah Ungkap Faktanya

Mengerikan! Bullying, Diskriminasi dan Radikalisme Warnai Dunia Pendidikan

Sumber : Berbagai Sumber | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami