Sadis! Pendeta Korea Selatan Ini Tewas Dengan Luka Tikaman di Turki
Sumber: Goodfon.com

Internasional / 28 November 2019

Kalangan Sendiri

Sadis! Pendeta Korea Selatan Ini Tewas Dengan Luka Tikaman di Turki

Lori Official Writer
3552

Pendeta asal Korea Selatan, Jinwook Kim ditemukan tewas dengan luka tikaman di sekujur tubuh di kota Diyarbakir, wilayah tenggara Turki. Dia diketahui sudah menetap di sana selama lima tahun untuk memimpin sebuah gereja kecil di sana. Menyedihkannya, Jinwook meninggalkan seorang istri yang tengah hamil tua dan seorang putra berusia empat tahun.

Christian Solidarity Worldwide (CSW) menyampaikan kalau kematian Pendeta Jinwook disebabkan karena keyakinannya.

Seorang penginjil yang tinggal di Turki membenarkan hal ini. Dia membantah jika kematiannya dinilai sebagai kasus perampokan. Karena sehari sebelumnya kejadian, dia juga mendapat ancaman pembunuhan dan hal itu sering dialami oleh para penginjil Kristen di Turki.

“Mereka datang untuk membunuhnya,” katanya.

Sebelumnya lima orang pria telah menyerang sebuah toko penerbitan Kristen di Malatya dan membunuh dua orang Kristen Turki. Kasus ini telah menjadi konspirasi besar di negara tersebut karena melibatkan pejabat negara setempat. Namun para pelaku telah menerima ganjaran hukum yang setimpal. Mereka akhirnya dijatuhi hukuman seumur hidup.

Kematian Pendeta Jinwook mendapat keprihatinan dari pemimpin CSW Mervyn Thomas. Dia menyampaikan belasungkawa sekaligus menuntut penegakan hukum dari pemerintah Turki.

“Kami menyampaikan belasungkawa yang setulus-tulusnya kepada keluarga, jemaat dan orang-orang terkasih Pendeta Kim. Kami mendesak pemerintah Turki untuk menyelidiki sepenuhnya pembunuhan ini, dan meminta pertanggungjawaban mereka yang terlibat dalam pembunuhan itu,” kata Thomas.

Baca Juga:

Mulai Akrab Dengan Trump, Presiden Turki Bersumpah Lindungi Umat Kristen di Suriah 

Serangan Militer Turki Terus Meningkat, Pemimpin Gereja Minta Doa Untuk Kristen Suriah

Dia juga menyerukan supaya komunitas Internasional mendesak pemerintah Turki untuk mengakhiri segala macam bentuk diskriminasi terhadap agama minoritas dan menghormati kewajiban konstitusional untuk melindungi dan menghormati hak-hak semua warga negara terlepas dari afiliasi agama atau latar belakang suku.

Sementara Komunitas Kristen Turki mengaku telah mengalami diskriminasi agama sejak 2016. Bahkan ada banyak pendeta yang dideportasi dari negara tersebut.

Andrew Brunson, pendeta asal Amerika bahkan dipenjara selama dua tahun karena dituduh sebagai mata-mata. Namun dia akhirnya dibebaskan setelah pemerintah Amerika melakukan perundingan dengan pemerintah Turki.

Hubungan kerja sama yang semakin membaik antara Turki dan Amerika Serikat belum lama ini tampaknya masih belum membuahkan perubahan terkait diskriminasi di negara tersebut. Jadi, mari terus mendukung saudara-saudara seiman kita di sana, supaya perlindungan dan penjagaan Tuhan menyertai langkah dan pelayanan mereka. 

Sumber : Christiantoday.com
Halaman :
1

Ikuti Kami