Gak ada orangtua yang gak sayang sama anaknya.
Saking sayangnya, orangtua gak mau anaknya kekurangan apapun. Termasuk dalam hal uang.
Tapi
tahukah kamu, kebiasaan selalu memenuhi keinginan anak sejak kecil akan uang hanya
akan membuatnya jadi anak yang gak bisa bertanggung jawab. Dan bahkan sampai
anak beranjak dewasapun, anak akan berpikir kalau mereka bisa mengandalkan orangtua dalam segala situasi.
Pertanyaannya
adalah, ‘Kapan dan bagaimana seharusnya orangtua bisa membantu anak yang sudah beranjak dewasa dalam keuangan?’
Sebagai orangtua,
ada satu atau lain waktu dimana anak-anak dewasanya memang akan butuh bantuan keuangan.
Mungkin saat anak dalam keadaan sulit. Seperti saat dia harus kehabisan uang untuk
renovasi rumah, atau untuk membiayai sekolah anak-anaknya. Tapi saat mereka sedang dalam masalah itu, bijakkah selalu memenuhi kekurangan yang mereka butuhkan?
Di satu
sisi, kamu bisa melakukannya. Tapi di sisi lain, saat hal ini jadi sebuah
kebiasaan maka berhati-hatilah karena bisa jadi kamu sedang membuatnya gak bisa
belajar untuk mengatasi masalahnya sendiri. Dalam artian lain, bahkan setelah dewasa atau berumah tangga pun anak gak akan bisa mandiri.
Jadi dibanding
selalu siap sedia sebagai pahlawan setiap kali dibutuhkan, kenapa tidak membantunya untuk belajar?
Semakin
anak dewasa, semakin besar pula batasan hubungan antara orangtua dan anak. Hal
ini gak berarti mengubah hubungan dekat keduanya, tapi lebih kepada bagaimana anak
bisa menjalani kehidupannya dan menghidupi hidupnya sendiri. Seiring dengan semakin
dewasanya anak, orangtua juga akan semakin bertambah usia dan bahkan anak pensiun. Jadi, penting untuk memikirkan masa depan finansialmu sendiri di masa tua.
Jadi, kapan bisa menawarkan bantuan keuangan untuk anak?
Ada beberapa kondisi dimana orangtua bisa membantu anak diantaranya:
1. Saat sangat dibutuhkan
Kamu pasti mau membesarkan seorang anak yang bertanggung jawab atas hidupnya bukan?
Jadi, saat anak
dalam keadaan sulit, tawarkan bantuan. Tapi denga syarat, uang yang kamu berikan bersifat pinjaman dan harus segera dikembalikan sesuai dengan kesepakatan waktu.
Hal ini akan membantu anak untuk mempertimbangkan motifnya dalam meminta bantuan keuangan.
2. Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dan kesehatan
Orangtua bisa
memberikan bantuan keuangan jika hal itu dibutuhkan untuk pendidikan dan
kesehatan anak. Karena hal ini bersifat urgency
jadi sudah sepantasnya sebagai keluarga bisa saling membantu.
3. Memberi uang setelah sepakat
Saat anak menikah,
orangtua harus membantu hanya jika anak sepakat menerimanya. Ada saja anak yang
mungkin menolak karena mereka ingin benar-benar lepas dari tanggung jawab orangtua.
Tapi di sisi lain, membiayai keperluan anak juga perlu kesepakatan bersama pasangan. Kalau suami atau istri ternyata tidak sepakat untuk membelikan anak tiket pulang di hari liburan, berarti memang jangan membantu.
Baca Juga: Tanamkan Kebiasaan Saat Teduh Pada Anak. 5 Cara Ini Bakal Sangat Membantu!
4. Bantuan yang dinegosiasi
Dalam hal ini, jenis bantuan keuangan orangtua ke anak bisa berupa negosiasi.
Misalnya, anak
baru menikah. Sebagai orangtua, kamu berencana untuk memberi mereka uang muka pembelian
rumah. Padahal, anak dan pasangannya sebenarnya sudah menabung untuk membeli
rumah. Jadi orangtua hanya perlu menambahkan tabungan rumah mereka. Hal ini bisa membantu anak lebih mudah dalam mendapatkan rumah impian mereka.
Bedakan bantuan sebagai hadiah dan pinjaman
Perhitungan
tentang uang saat anak beranjak dewasa tentu akan berbeda. Saat kecil, orangtua
mungkin memberi uang ke anak sebagai bentuk tanggung jawab. Tapi saat beranjak dewasa,
orangtua bisa memberi dalam dua bentuk yaitu memberi sebagai hadiah atau sebagai pinjaman.
Jadi, saat membantu
anak dalam hal keuangan. Tegaslah untuk menyampaikan alasannya. Apakah itu adalah hadiah yang tak perlu dibayar atau pinjaman yang harus dilunasi.
Bagaimana kalau anak gak membayar pinjamannya?
Dalam Amsal
22: 26-27 dikatakan, “Jangan engkau
termasuk orang yang membuat persetujuan, dan yang menjadi penanggung hutang.
Mengapa orang akan mengambil tempat tidurmu dari bawahmu, bila engkau tidak mempunyai apa-apa untuk membayar kembali?”
Jadi, kalau
ternyata orangtua sudah tahu anak sebenarnya gak akan sanggup membayar pinjamannya
maka akan lebih baik tidak memberikannya.
Ingatlah bahwa
menawarkan bantuan keuangan ke satu anak bukan berarti harus memperlakukan semua
anak dengan cara yang sama. Karena orangtua juga perlu melihat kondisi setiap
anak. Jika memang mengalami kondisi sulit yang harus dibantu, maka bantulah. Setiap
anak punya masalah yang berbeda-beda, jadi tanganilah dengan cara yang berbeda pula.