Seorang pendeta yang
melarikan diri ke Turki setelah dipenjara dan disiksa selama beberapa bulan di
Iran ini meminta bantuan karena ia dan keluarganya terancam dideportasi kembali ke
Iran dan menghadapi ancaman penjara dan siksaan lagi.
Pria yang berama
Esmaeil Falahati tersebut menerima Yesus sebagai Juru Selamat sewaktu berusia
23 tahun, dan selama 10 tahun kemudian membangun gereja rumah di ibu kota Iran,
Teheran. Kepada Christianpost.com Pendeta Esmaeil menyatakan bahwa dia dan
keluarganya dalam waktu dekat mungkin harus segera keluar dari Turki karena beresiko dideportasi ke Iran.
Sempat ditangkap dan diinterogasi karena membangun gereja rumah
Di Iran sendiri, Pdt.
Esmaeli telah dinyatakan bersalah dan harus menjalani hukuman penjara beberapa
tahun karena memberitakan Injil kepada komunitas eks-muslim yang mencoba menjalankan iman mereka dengan damai.
Bersama isterinya,
Pdt.Esmaeli memimpin ibadah di rumah-rumah orang yang sudah bertobat menerima
Yesus. Namun di bulan Agustus 2015, polisi menghentikan ibadah doa yang
dihadiri sekitar 30 orang yang ia pimpin. Esmaeli percaya bahwa ada orang yang
membocorkan aktivitasnya kepada pihak pemerintah.
Di Iran sendiri,
orang Kristen di larang untuk memberitakan Injil kepada orang non-Kristen.
Karenanya pada waktu penggrebekan itu,
semua yang hadir ditangkap dan diinterogasi. Alkitab dan barang-barang bernuansa
Kristen pun disita. Bahkan Pdt.Esmaeli dan pemilik tempat dimana mereka berkumpul serta dua orang jemaat dipenjara di Penjara Evin.
Selama 33 hari Pdt.
Esmaeli dipenjara dan disiksa, dan akhirnya dituduh melakukan propaganda melawan rezim Islam yang berkuasa serta berniat mengganggu keamanan nasional.
“Saya disiksa dan diinterogasi tentang pelayanan saya dan pemberitaan Injil,” ungkap Esmaeli.
Baca juga :
Gak Nyangka! Dua Lembar Kertas yang Terbang di Pintunya Bikin Pria Iran Ini Percaya Yesus
Mulai Akrab Dengan Trump, Presiden Turki Bersumpah Lindungi Umat Kristen di Suriah
Melarikan diri setelah ditahan selama 33 hari
Selain itu istri dan
keluarganya juga ditangkap dan diinterogasi selama 12 jam. Namun pada 9
September 2015, ia dibebaskan sementara dengan jaminan oleh Revolutionary Court.
Ia mendapatkan saran dari penjaga untuk segera meninggalkan Iran. Empat puluh
hari kemudian, Esmaeli dan keluarganya melarikan diri ke Turki dan meminta
suaka dari Perserikatan Bangsa-bangsa, dan berada di negara tersebut selama 4 tahun ini.
Menghadapi tekanan di Turki karena tetap menginjil
Namun Esmaeli dan
keluarganya kembali terancamsetelah pemerintah Turki mengetahui bahwa dia memberitakan Injil kepada orang-orang Turki.
“Kami tidak menerima layanan yang diberikan kepada para pengungsi lainnya,” jelas Esmaeli.
“Kami tidak ada jaminan
keamanan, identitas dan kewarganegaraan hanya karena kami adalah orang Kristen. Ini seperti kami berada di penjara yang lebih besar,” tambahnya.
Turki sendiri menjadi
tempat pengungsian dari negara-negara tetangganya yang sedang mengalami konflik
seperti Suriah dan Afganistan. Namun beberapa waktu terakhir ini, Pemerintah Turki melakukan deportasi besar-besaran.
“Pengungsi tinggal di
Turki selama beberapa tahun sebelum akhirnya mendapatkan tempat di negara
tujuan suaka. Sejak percobaan kudeta pada 2016 lalu, Turki semakin
tertutup terhadap orang asing,” demikian
jelas Claire Evans, manajer regional sebuah lembaga nirlaba berbasis di Amerika,
International Christian Concern kepada ChristianPost.com.
Diantara ribuan orang yang dideportasi, termasuk di dalamnya lusinan pendeta dan misionaris. Yuk kita doakan mereka, supaya Tuhan menolong mereka dan juga para pengungsi itu. Terlebih lagi, Tuhan memakai mereka dimanapun akhirnya mereka ditempatkan untuk memberitakan Injil dan kasih Tuhan.
Baca juga :
Ketahuan Menjual Alkitab, Pria di Iran Ini Ditangkap dan Dimasukkan Ke Dalam Penjara!
Alkohol Jadi Candu Untuk Solusi Kegagapanku, Kini Tuhan Pakai Aku Sebagai Penginjil–Jerry