6 Missionaris Kristen yang Memberi Seluruh Hidupnya Untuk Tuhan, Keren!
Sumber: vbclovis.com

Internasional / 7 November 2019

Kalangan Sendiri

6 Missionaris Kristen yang Memberi Seluruh Hidupnya Untuk Tuhan, Keren!

Lori Official Writer
5132

Dalam sebuah kesempatan, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Roma Paus Fransiskus menyampaikan bahwa para missionaris adalah pahlawan penginjilan.

Secara pribadi, Paus bahkan memuji orang-orang yang telah memberitakan injil ke berbagai belahan dunia dengan memberikan seluruh hidupnya untuk Tuhan. “Aku memikirkan tentang hari-hari terakhir mereka di dunia, jauh dari kampung halaman, keluarga dan orang-orang yang mereka kasihi, tapi mereka berkata: “Apa yang aku lakukan ini sangat pantas!” ucap Paus.

Paus pun menyampaikan bagaimana mereka melakukan sama seperti yang dilakukan Rasul Paulus. “Aku pikir kita patut bersyukur kepada Tuhan atas kesaksian mereka. Kita bersukacita karena sudah memiliki para missionaris yang menjadi saksi iman…Mereka mati martir dengan menyerahkan hidup mereka untuk pemberitaan injil. Mereka patut mendapatkan pujian! Mereka patut mendapatkan pujian dari gereja kita!” lanjutnya.

Di dalam sejarah penginjilan yang dilakukan oleh negara Barat (Amerika dan Eropa), terdapat 6 missionaris Kristen yang patut diteladani karena rela memberikan seluruh hidupnya untuk Tuhan. Mereka adalah:

1. Jim Elliot

Jim Elliot adalah salah satu dari missionaris asal Amerika yang terpanggil bermisi ke Waodani di Ekuador pada tahun 1950-an.

Di masa itu, Waodani ditinggal oleh orang-orang yang paling kejam di dunia. Mereka tak segan membunuh orang-orang yang berusaha mengeksploitasi lahan di hutan Amazon yang kaya.

Elliot dan empat teman missionaris yang lain lalu mempelajari bahasa suku setempat sebelum pergi ke sana. Setelah itu mereka melakukan pendekatan dengan menjatuhkan bekal kepada masyarakat Waodani. Setelah itu mereka mendirikan kemah tak jauh dari pemukiman penduduk.

Sayangnya, pada Januari 1956, Elliot dan empat rekannya dibunuh oleh anggota suku ketika mereka mencoba mendekat mereka secara langsung untuk membagikan injil.

Kabar kematian Elliot pun jadi berita yang menghebohkan kala itu. Istri Elliot, Elisabeth akhirnya menulis buku tentang perjalanan iman suaminya itu.

Siapa sangka, perjuangan Elliot dalam menjangkau suku Waodani akhirnya berbuah masih. Pada suatu kesempatan Elisabeth dan rekan missionaris lain bernama Rahel diundang secara khusus oleh suku Waodani dan mereka dipersilahkan tinggal di sana. Saat itulah penduduk setempat kembali mendengar injil.

2. William Carey

William Carey sendiri dikenal sebagai Bapak Penginjil Modern. Dia pertama kali bermisi ke India dan kemudian mendorong semua orang Kristen untuk wajib membagikan injil ke seluruh dunia.

Dia lalu mendirikan Baptist Missionary Society pada tahun 1792. Di tahun berikutnya dia melakukan perjalanan misi bersama keluarganya ke India. Sayangnya, di tujuh tahun pertama menetap di sana dia sama sekali tidak melihat terjadiya pertobatan. Putranya Peter meninggal karena disentri dan kesehatan mental istrinya semakin memburuk.

Tapi dalam keadaannya yang memprihatinkan, Carey tak mau menyerah. Pada tahun 1800, dia membaptis orang pertama yang memutuskan menjadi Kristen dan lebih dari 20 tahun kemudian dia menerjemahkan Alkitab ke dalam puluhan bahasa dan dialek utama India. Dia juga mendirikan Serampore College untuk melatih para pekerja gereja setempat.

3. George Grenfell

George Grenfell adalah seorang missionaris yang bermisi ke Kamerun. Pada tahun 1874, saat berada di sana, tiga tahun kemudian istrinya Mary meninggal. Dia kemudian dipindahkan ke Kongo.

Dia akhirnya menikah dengan seorang perempuan Jamaika dan kembali bermisi melayani masyarakat. Dia adalah missionaris pertama yang menabur injil di Afrika.

4. Mary Slessor

Lahir di Aberdeen tahun 1848, Mary Slessor memutuskan menjadi missionaris ke Nigeria di bawah payung Gereja Presbyterian. Di usia 28 tahun, dia pergi ke Afrika Barat.

Di sanalah, Mary tinggal bersama di tengah komunitas masyarakat Afrika Barat yang sarat dengan takhayul dan tindakan pembunuhan.

Di sana Tuhan memberkati dia dan berhasil menyelamatkan ratusan anak. Dia bahkan mengadopsi seorang gadis muda dan diangkat sebagai anak. Dia melakukan perjalanan ke daerah-daerah yang sangat berbahaya. Tapi dia bisa menghadapi segala rintangan tersebut berkat kefasihannya dalam bertutur kata dan selera humornya yang baik. Di sana , dia memperjuangkan hak-hak kaum perempuan dan mendirikan rumah sakit misi bagi penduduk setempat.

Sayangnya, dia meninggal karena mengidap penyakit malaria dan penyakit tropis lainnya. Dalam keadaan sekarat, dia sempat dipulangkan ke Skotlandia untuk menjalani pengobatan. Namun sayang dia meninggal di usia 67 tahun.

Baca Juga : Dituduh Bepergian Tanpa Dokumen Lengkap, Pendeta Asal Tennessee Ini Ditahan di India

5. Gladys Aylward

Galdys Aylward adalah missionaris KKristen asal Inggris yang bermisi ke China pada abad ke-20.

Awalnya dia bekerja sebagai pembantu rumah tangga. Namun impiannya sebagai missionaris ke China pada akhirnya terwujud setelah menghadapi kegagalan. Tapi berkat seorang penginjil perempuan yang memutuskan untuk pensiun, Aylward pun terpilih menggantikannya.

Di China, dia lalu melayani di pemerintahan China dalam mengurus kaum perempuan. Dia juga mengadopsi ratusan anak yatim piatu dan memberikan mereka tempat tinggal yang layak.

Setelah perjuangan misinya, Aylward pun meninggal di usia 67 tahun pada tahun 1970. Kisah hidupnya bahkan dibuat jadi film yang berjudul ‘The Inn of the Sixth HHappiness’.

6. CT Studd

Missionaris bernama lengkap Charles Thomas Studd ini adalah seorang pemain kriket Inggris. Dia kemudian memutuskan untuk bermisi ke China, Afrika dan India.

Meskipun sangat berbakat di dunia olahraga kriket, namun kecintaannya kepada Tuhan setelah mengalami pertobatan jauh lebih kuat. Akhirnya di usia dua pulihan, dia melayani ke China Daratan. Dia lalu menikah dengan sesama missionaris Priscilla Livingstone Stewart. Mereka menetap di China selama 10 tahun, lalu memutuskan untuk pindah ke Inggris karena Studd jatuh sakit.

Setelah sembuh, Priscilla dan keempat putrinya menetap di Inggris. Sementara Studd kembali bermisi ke Afrika Tengah sampai akhir hayatnya pada tahun 1931.

Studd adalah sosok missionaris yang begitu mencintai Tuhan. Dia mengaku bahwa satu-satunya sukacita dalam hidupnya adalah menyampaikan kabar kebaikan dari Tuhan kepada semua orang.

Di masa ini, panggilan Tuhan atas kita masih tetap sama. Kita dipanggil untuk menjadi penberita injil ke seluruh ujung bumi. Tak perlu harus memulainya ke tempat yang jauh, tapi mungkin kita bisa memulainya dari tempat dimana kita tinggal dan menyampaikan kebenaran Tuhan atas orang-orang yang ada di sekitar kita.

Sudahkah kamu siap dipakai Tuhan untuk memenangkan lebih banyak jiwa untuk kerajaan surga?

Sumber : CT | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami