Berkilau Dengan Kejujuran Lewat Cermin Firman Allah!
Kalangan Sendiri

Berkilau Dengan Kejujuran Lewat Cermin Firman Allah!

Naomii Simbolon Official Writer
      2901

Amsal 12:22

Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya.

 

Bacaan Alkitab Setahun :  Mazmur 129; Yohanes 6; Yeremia 21, 34

 

Aku buka pintu depan, dan 'Astaga! Kau membuatku takut," teriakku pura-pura ketakutan. "Siapa itu?" kataku sambil menatap seorang anak setinggi tiga kaki.

Dia memakai topeng dengan rambut berantakan, warnanya hitam dan ungu. Hidungnya besar, matanya murung, kemudian mulutnya memperlihatkan gigi yang bergerigi seperti memberi arti baru untuk kata 'jelek'.

Kalimat “Trik or treat” terdengar dari balik topeng.

"Ya ampun, kamu benar-benar bikin aku takut," kataku sambil terkekeh saat menjatuhkan permen keras ke keranjang plastik berbentuk labu berwarna oranye.

Situasi itu adalah kenang-kenangan ketika anak lelakiku juga memakai kostum yang aneh, dan dia berlari keliling dari rumah ke rumah sementara ayah mereka mengikuti dari belakang. Saya tetap di rumah menyambuh tetangga untuk trik-or-treaters.

Tapi sekarang, bertahun-tahun kemudian, topeng Halloween yang menyerupai demikian, coba kupakai. Mereka sangat berguna untuk menutupi diriku yang sebenarnya.

Ketika orang-orang bertanya kepadaku, bagaimana aku bisa kehilangan penglihatan maka aku memberikan jawaban yang sama yaitu "Penyakit retina memperburuk retinaku dan membuatku kehilangan pengllihatan."

Jawaban yang sederhana untuk pertanyaan yang sederhana.

Ketika ditanya tentang gimana aku menghadapi tragedi yang nggak terduga, itu beda cerita lagi. Aku tergoda untuk membuka topeng yang menutupi hatiku,  dan memberikan jawaban jujur.

"Awalnya sulit, tapi pada waktunya, aku menyesuaikan diriku."

Tetapi di balik topeng itu, ada naskah yang sebenarnya berbeda dengan jawabanku bahwa, "Aku ingin mati, aku membenci hidupku, aku ingin menyerah dan bertanya-tanya, apakah anak laki-lakiku yang kecil akan bertahan hidup dengan ibu yang nggak bisa melihat?"

Kemudian Firman Tuhan mendorongku untuk melepaskan topeng itu dan membiarkan cahaya kebenarannya bersinar.

"Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya." (Amsal 12:22)

Dalam ketaatan, aku memutuskan bahwa ketika ada orang yang bertanya maka aku akan memberikan jawaban yang mencerminkan sesuatu yang benar-benar menggerakkan hatiku.

Inilah hasilnya :

- Ketika kata-kataku diikat dengan kejujuran tanpa dihilangkan, ditutupi atau hiasan, aku bisa bernafas dengan lega.

- Ketika topeng dilepaskan, udaranya jauh lebih segar dan pandangan juga lebih jelas.

Ketika tiba waktunya untuk berbagi mengenai perasaan atau peristiwa terkait hidupku, aku pun mengembangkan sebuah moto yaitu 'Jangan mengabaikan yang negatif atau memadamkan yang positif.'

Belum lama ini, seorang teman baikku menelepon dan bertanya perihal tulisanku. Aku mulai mengatakan bahwa itu hebat, semua berjalan dengan baik dan agenku mengerjakannya untukku.

Aku menelan ludah. Topeng itu bikin aku pengap, mengikat dan seringkali jelek. Tapi sebaliknya, aku memutuskan untuk melepaskan topeng tersebut. Dan dengan keyakinan, kebenaran pasti akan bersinar – meskipun agenku mengerjakannya untukku,aku tetap harus bekerja keras untuk mengedit.

Menulis novel itu melelahkan tapi juga menuntut. Dan kadang, pekerjaan itu sangat sulit sehingga aku bertanya-tanya, apakah aku benar-benar harus melakukan ini.

Ah! Perasaan menceritakan skenario nyata dengan kejujuran itu seperti membuka jendela di ruangan yang pengap, kemudian membiarkan angin musim semi yang segar masuk dan membelai wajah kamu.

Sementara anak-anak kita menikmati permen hal manis yang kita bisa ajarkan kepada mereka adalah tentang mengatakan yang sebenarnya.

Kuncinya adalah mematuhi Firman Tuhan dan melakukannya adalah gambar yang harus kita pantulkan di cermin sehingga kita akan berkilau dengan kejujuran.

Hak Cipta © Janet Perez Eckles, digunakan dengan izin

 

Ikuti Kami