Orang Jerman Pilih Tak Tinggalkan Kebiasaan Transaksi Tunai? Yuk Belajar Budaya Mereka
Sumber: thoughtco

Finance / 7 November 2019

Kalangan Sendiri

Orang Jerman Pilih Tak Tinggalkan Kebiasaan Transaksi Tunai? Yuk Belajar Budaya Mereka

Inta Official Writer
2770

Pinkepinke, merupakan salah satu bahasa slank atau bahasa sehari-hari yang sering diucapkan oleh orang Jerman, yang artinya cash. Kata pinkepinke diambil karena menyerupai bunyi koin logam yang saling beradu. Kalau kita pernah ke Jerman, bunyi ini masih sering terdengar, dibandingkan dengan negara lain di Eropa.

Sekarang ini, Indonesia, mulai beralih pada kebiasaan yang cashless alias mengganti uang kertas atau koin fisik, melainkan melalui transfer digital atau uang elektronik. Hal ini dinilai sangat mudah dan beberapa orang terlihat nyaman saat memakainya.

Coba deh, sekarang ini, kita pakai ojek online aja jarang pakai uang tunai. Pergi ke supermarket, kita lebih suka gesek kartu debit atau kartu kredit. Budaya inilah yang disebut sebagai cashless. Kita mulai meninggalkan kebiasaan untuk membayar dengan uang tunai.

Bahkan, buat jajan atau makan siang pun, nggak jarang kota-kota besar sudah mulai beralih pada pembayaran elektronik. Berbeda dengan orang Indonesia yang cukup positif menanggapi budaya cashless ini, orang Jerman justru masih menyukai pembayaran secara langsung tanpa menggunakan kartu.

Pandangan orang Jerman terhadap uang

Di Jerman, pembayaran di restoran, toko, atau kendaraan masih menggunakan uang tunai. Meski sekarang teknologi pembayaran mulai masuk ke negara Jerman, kebanyakan orang sana sepertinya kurang begitu peduli.

Bagi kebanyakan orang Jerman, mereka lebih memilih keamanan dan privasi data. Buat mereka, hal tersebut jauh lebih penting dibanding dengan kenyamanan atau kemudahan yang ditawarkan. Kalau kita melihat kembali sejarah di negara Jerman, disana pernah ada pengawasan oleh negara.

Walaupun menolak budaya cashless, kita nggak boleh mengesampingkan fakta kalau negara Jerman dinilai sebagai salah satu negara maju, dengan kisah sukses yang menarik. Bayangin aja, dari perekonomian pascaperang yang terpuruk, Jerman masih bisa bertahan, bahkan sampai meraih gelar sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Eropa.

Kunci kemakmuran yang dipegang oleh orang Jerman

Orang Jerman menuntut sebuah budaya yang disebut sebagai 'rubah yang hemat.' Walaupun kebanyakan orang di luar Jerman menganggap kalau kebiasaan ini menandakan bahwa orang jerman pelit-pelit, hanya saja mereka memang lebih senang dengan barang yang murah.

Mereka punya mentalitas yang cukup pragmatis, mengingat masa sulit yang pernah dialami oleh mereka. Misalnya, pemikiran seperti; Jangan habiskan uang lebih daripada pemasukan, atau harus selalu ada uang yang ditabung. Rata-rata orang Jerman menabung sekitar 10% dari pendapatan mereka.

Belajar soal keamanan dalam bertransaksi dari orang Jerman

Kalau kita baca di atas, disebutkan kalau orang Jerman pilih buat nggak bertransaksi dengan metode cashless karena mereka mengedepankan privasi dan keamanan. Kita, dilain sisi, suka semua hal yang mudah dan praktis.

Rata-rata orang Jerman yang pergi ke bank untuk menabung. Mereka bahkan cukup sinis terhadap mereka yang suka berhutang. Poin penting yang harus kita ingat adalah, budaya cashless ini menuntut kita untuk berbagi data pada pihak bank yang bersangkutan.

Contohnya, kita ditanyakan soal nama Ibu kandung, atau tempat tinggal. Data ini terkadang disalah gunakan oleh beberapa pihak karena kita mudah saja memberikannya kepada orang lain. Ada lho, orang yang kena tipu pinjaman online, padahal pernah pinjam saja tidak.

Hal ini karena dirinya memberikan informasi pribadinya pada pihak lain. Informasi tersebut bocor sampai akhirnya info tersebut digunakan untuk mengajukan pinjaman online. Kita pasti nggak mau kalau sampai begitu, bukan?

Cashless boleh, tapi utamakan keamanan  

Kita harus menyadari kalau informasi pribadi kita ini sangat penting. Informasi ini nggak cuma nama dan nomor telepon, melainkan juga alamat, bahkan kalau sampai ada aplikasi yang minta nama orang tua kita. Hal ini perlu dicurigai.

Orang Jerman cenderung sangat berhati-hati dengan hutang. Bahkan saat kita bercerita kalau uang tersebut buat biaya pendidikan. Kebiasaan ini ternyata mendorong mereka untuk jadi lebih mandiri. Makanya kalau kita bisa lihat, kebanyakan orang yang masih sekolah di Jerman akan mulai bekerja paruh waktu di beberapa toko atau restoran cepat saji.

Setelah kita mengetahui hal-hal di atas, yuk jadi lebih berhati-hati lagi terhadap kenyamanan yang kita miliki. Semua hal itu pasti ada dua sisi. Karenanya, kita harus terus minta hikmat yang baru kepada Tuhan. Dengan begitu, kita nggak cuma menikmati kemudahan dari teknologi, tetapi juga diberikan hikmat agar bisa bijak dalam menggunakannya. 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami