Peduli Nasib Anak-anak Muda, Gereja di Papua Ini Ajak Pemerintah Bikin Seminar HIV/AIDS

Nasional / 5 November 2019

Kalangan Sendiri

Peduli Nasib Anak-anak Muda, Gereja di Papua Ini Ajak Pemerintah Bikin Seminar HIV/AIDS

Naomii Simbolon Official Writer
2755

Maraknya HIV yang terjadi kepada anak-anak muda, Gereja Kristen Nazarene tidak tinggal diam.

Gereja Kristen Nazarene Jemaat Nehemia Abepura yang ada di Papua ini mengajak masyarakat dan juga pemerintah untuk menggelar sebuah seminar tentang gimana caranya mencegah penularan HIV sehingga nggak semakin menular.

Selain Seminar, gereja ini juga melakukan doa bersama.

Menurut Olaf sebagai ketua panitia acara, program pencegahan penanggulangan HIV dan AIDS di Kota Jayapura ini nggak cuma tanggung jawab KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) serta Dinas Kesehatan saja, tapi juga menjadi tanggung jawab semua orang.

BACA JUGA : Tersebar Pesan Siaga 1 dan Bikin Resah Warga Gereja, Polda Metro Jaya Komentar Begini!

Menurutnya seminar ataupun kegiatan ini harus dilakukan setiap orang yang mengerti bahwa HIV/AIDS itu sangat berbahaya.

"Kami bersyukur sekali bahwa banyak jemaat yang akhirnya paham setelah mendengar dan melihat langsung ODHIV itu seperti apa dan memang kegiatan ini sesuai dengan tema kami yaitu 'Mendengar, Melihat dan Melayani dengan Kasih," kata Olaf, Senin (4/11/2019).

Dengan acara seminar ini, Olaf juga berharap nggak ada lagi diskriminasi dan stigma buruk yang menimpa ODHIV. Dalam kegiatan ini, jemaat juga secara sukarela melakukan tes HIV (VCT). Jadi, sangat di harapkan adanya kesadaran dari masyarakat agar melakukan tes HIV di pusat kesehatan terdekat.

“Selanjutnya kami dari GKN Nehemia juga akan melakukan kunjungan kasih kepada teman-teman ODHIV yang ada di sekitar wilayah gereja dan Abepura, sehingga mereka tidak merasa seorang diri, hal inilah yang diajarkan Tuhan Yesus Kristus yaitu datang untuk melayani,bukan untuk dilayani,” harap Olaf.

Sementara itu, perwakilan OPSI (Organisasi Perubahan Sosial Indonesia) nasional di Jayapura, Hiswita Pangau sangat berharap agar media juga serta merta menjadi bagian dari penghapusan stigma dan diskriminasi terhadap komunitas maupun ODHA di Papua.

Nah, melalui pemberitahuan yang seimbang, jadinya media bisa mengedukasi masyarakat terhadap pemahaman mereka terhadap komunitas dan HIV.

“Kawan-kawan dari ODHIV atau ODHA, banyak masyarakat yang berfikir bahwa mereka itu yang sudah sakit atau sudah sekarat (menderita) yang tidak bisa berbuat apa-apa namun sebenarnya orang dengan HIV itu bisa melakukan aktiVitas bahkan masih bisa lebih sehat mungkin dari pada kita yang tidak terinfeksi,” katanya.

Kalau di pikir kembali. Sudah bukan saatnya lagi, gereja cuek terhadap ini ya. Karena AIDS/HIV bukan lagi penyakit baru melainkan penyakit lama yang terus menerus menyerang anak-anak muda. Semoga, gereja di Indonesia secara sepakat membuka mata dan berperang atas hal ini dengan melakukan seminar, kelompok kecil dan doa bersama, sehingga anak-anak muda mendapatkan edukasi mengenai HIV/AIDS serta bertumbuh menjadi anak muda yang pintar dan teliti terhadap hal yang pantas, baik dan tidak baik.

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami