Menjadi seorang ibu merupakan sebuah kesempatan. Ada banyak
orang loh yang menginginkan anak, tapi mereka nggak kunjung mendapatkannya.
Sudah melakukan banyak cara, mulai dari program hamil bahkan rencana bayi tabung, tapi tetap saja tidak berhasil.
Bagi beberapa orang, memiliki anak adalah sebuah kerinduan. Jadi, jika hari ini kamu diberikan kesempatan untuk menjadi ibu, bersyukur ya!
Kalau ngobrolin tentang ibu di Alkitab, pasti beberapa nama
terbesit di pikiran kita bukan. Misalnya, ada Hawa, Sara, Rahel, Lea, Rahab, Delila, Ratu Syeba, Bernike, Claudia, dan lain sebagainya.
Tapi sekarang, coba kita persempit lingkarannya. Dari ssekian
banyak wanita yang menjadi ibu, baik itu teman-teman kamu, baik di komunitas
dan di kantor, atau ibu yang ada di Alkitab, berapa banyak sih wanita yang menjadi ibu kemudian mengajarkan tentang Firman Tuhan kepada anak-anaknya?
Apakah itu Hana di Alkitab. Tapi kan Hana setelah melahirkan, dia menyerahkan anakNya kepada Eli yaitu imam di Silo.
Tapi kali ini aku ingin mengajak ibu-ibu semua disini untuk
belajar menjadi ibu yang luar biasa dari seorang ibu di Alkitab, yang mungkin
jarang disebut namanya atau jarang dibahas keberadaannya di dalam Alkitab. Dia adalah Eunike, ibu dari salah satu anak rohani Paulus.
Belajar menjadi ibu dari seorang Eunike.
Kalau kita buka di Alkitab.sabda.org, Eunike itu diambil dari
kata eunich yang artinya good victory. Buat kamu yang belum tahu, Eunike
merupakan kerutunan Yahudi, ibunya sendiri bernama Lois. Nah, Eunike menikah
dengan seorang pria yang adalah keturunan Yunani, atleast berbeda dari dirinya.
Kemudian memperoleh anak bernama Timotius yang menjadi salah satu anak rohani Paulus.
Kisahnya tercantum 2 kali dalam Alkitab dan disana Paulus menyatakan bahwa kehidupannya menjadi teladan bagi Timotius, anak rohaninya.
Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani.” (Kisah Para Rasul 16:1)
”Sebab
aku teringat akan imanmu yang tulus ikhlas, yaitu iman yang pertama-tama hidup
di dalam nenekmu Lois dan di dalam ibumu Eunike dan yang aku yakin hidup juga di dalam dirimu.” (2 Timotius 1:6)
Alkitab tidak menuliskan bagaimana Eunike lahir dan menjalani
kehidupannya bahkan akhir hidupnya pun tidak ada yang tahu. Tapi berdasarkan
beberapa tafsiran, Eunike dan Lois menjadi orang Kristen setelah mereka
mendengar kotbah Paulus tentang Kristus.
Jadi, sejak itulah mereka berdua mengajarkan Timotius tentang Firman Tuhan.
Ngobrolin Eunike dan anaknya, inilah beberapa hal yang bisa kita pelajari dari Eunike, sebagai seorang ibu.
1. Mengajarkan anak tentang Firman Allah
Ulangan
6:6-7 berkata, “Apa yang kuperintahkan kepadamu pada hari ini haruslah engkau
perhatikan, haruslah engkau mengajarkannya berulang-ulang kepada anak-anakmu
dan membicarakannya apabila engkau duduk di rumahmu, apabila engkau sedang dalam perjalanan, apabila engkau berbaring dan apabila engkau bangun.”
Sekalipun suami Eunike bukan orang yang saleh menurut Yahudi,
namun Eunike terus menanamkan Firman Tuhan dalam kehidupan Timotius hingga akhirnya Timotus mau mengikuti pelayanan Paulus.
Di jaman sekarang, melakukan hal ini sangatlah tidak mudah. Alasan sibuk bekerja dan lelah urus rumah menjadi alasan klise sehingga kita malas untuk membahas Firman atau membaca Alkitab bersama dengan anak. Dari sekarang, mari persiapkan anakmu dengan mengajar mereka Firman Allah dan mereka bisa bertumbuh menjadi lebih baik.
BACA JUGA : Yakin Orang Kristen Mau Rayain Halloween? Ketahui Asal Usulnya Ini Dulu Yuk!
2. Menterbelakangkan keinginan pribadi demi pertumbuhan anak
Coba deh kamu bayangkan, hati ibu mana yang nggak sedih ketika melihat anaknya pergi jauh bahkan nggak tau kapan akan kembali?
Mungkin hati kecil Eunike merasa bingung saat mendengar Paulus
mengajak Timotius untuk melayani bersamanya. Bisa saja waktu itu Eunike mencari alasan supaya Timotius tidak pergi bersama Paulus.
"Tunggu dulu deh Paulus. Timotius ini maish muda. Dia mending melayani disini dulu, nanti kalau sudah dewasa dia boleh ikut pelayanan denganmu."
Tapi tidak. Eunike justru lebih memilih untuk mengizinkan
anaknya pergi bersama Paulus. Dia lebih memikirkan pertumbuhan Timotius secara rohani dari pada keinginannya sendiri sebagai ibu.
Buat ibu, memang tidak mudah untuk mengajari anak tentang
Firman Allah. Jangankan mengajarkan mereka membaca Alkitab, untuk mengajar
mereka tentang tugas rumah saja butuh kesabaran. Itu sebabnya, sebagai ibu teruslah bersandar dan percaya kepada Tuhan ya.
Ajarlah anakmu sekuat yang kamu bisa, kemudian jangan lupa
untuk mempercayainya dalam sebuah komunitas atau mentor rohani. Berdoalah
untuknya selalu.