Motif
penyerangan terhadap Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan
(Menkopolhukam) Wiranto pada Kamis (10/10), menjadi tanda tanya besar bagi publik.
Setelah
diusut, pelaku utama terdiri dari seorang laki-laki dan seorang perempuan. Keduanya
telah dipastikan sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD),
yang berafiliasi dengan ISIS. Sehingga nekad menyerang Wiranto karena dugaan
balas dendam. Sebab dirinya dianggap berpengaruh besar dalam pemberantasan terorisme di Indonesia.
Pemerhati terorisme
Al Chaidar pun angkat bicara dan menjelaskan analisisnya soal peristiwa yang
mengagetkan tersebut. Dia menyampaikan bahwa serangan itu menunjukkan kalau jaringan teroris yang berafiliasi ISIS masih kuat.
Dia menilai
jika kelompok teroris ini ingin menyampaikan bahwa mereka masih tetap aktif
melakukan serangan dan teror kepada siapapun yang berseberangan dengan paham mereka.
“Tujuan dari aksi teror ini ialah menebarkan ketakutan kepada berbagai pihak seluas mungkin,” kata Chaidar, seperti dikutip Kompas.com, Jumat (11/10).
Lalu apa yang bisa kita pelajari dari peristiwa ini?
Peristiwa ini tentunya sangat terkait dengan paham agama yang salah. Kehadiran ISIS muncul karena pemahaman agama yang keliru soal Islam. Apalagi umat Islam sendiri mengakui jika paham yang diajarkan oleh kelompok ISIS benar-benar menyimpang dari yang sebenarnya.
Baca Juga : Belajar Dari Meninggalnya Cucu Wiranto, 3 Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Balita Bermain
Menjawab hal ini, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin pun angkat bicara. Dengan tegas,
dia menolak cara-cara kekerasan yang mengatasnamakan agama. Karena menurutnya, setiap agama mengajarkan tentang sikap menghargai sesama manusia.
“Setiap
agama intinya mengajarkan bagaimana kita menghargai harkat martabat kemanusiaan,” kata Menteri Lukman.
Dia
menjelaskan kalau setiap agama hadir untuk menghadirkan sikap menjunjung tinggi
kemanusiaan. Jadi sebesar apapun perbedaan yang ada, tindakan kekerasan yang mengatasnamakan agama sama sekali tidak bisa ditolerir.
Karena itu menag
Lukman berpesan kepada semua umat beragama untuk memperhatikan bagaimana cara kita untuk beragama dan memahami ajaran agama serta mengamalkannya dalam kehidupan.
Terkait kondisi
Wiranto sampai saat ini masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Gatot Subroto,
Jakarta. Dia mengalami dua luka tusuk di perut. Sementara Kapolsek yang mendampinginya
mengalami satu luka tusuk di bagian belakang.
Buat yang tergerak
untuk terus berdoa bagi Indonesia, mari angkat suaramu. Minta proteksi dari
Tuhan hadir bagi pejabat-pejabat negara kita dan juga semua masyarakat Indonesia.
Kita tahu bahwa kita berperang bukan melawan daging melainkan melawan penguasa di
udara, jadi berperanglah di dalam roh untuk mendatangkan syalom bagi Indonesia.