Dalam
tulisan kali ini, penulis mengajak para pembaca yang setia untuk kembali
berpikir ulang terhadap kesalahan-kesalahan yang pernah kita semua tanpa
pengecualian lakukan. Kesalahan apakah itu? Kesalahannya adalah melakukan
sesuatu yang kita ketahui salah. Contoh, kita tahu ada batasan kecepatan
berkendara baik dalam kota maupun di jalan bebas hambatan. Kita juga tahu
merokok itu tidak baik bagi kesehatan kita dan bagi kesehatan perokok pasif
yang berada disekitar kita. Kita juga tahu menonton film cabul itu tidak baik
dari sisi moral dan dapat menghancurkan keharmonisan rumah tangga dan masa
depan anak-anak. Ada sebuah perbedaan telak antara tahu sesuatu salah dan tidak
melakukannya dengan tahu sesuatu salah namun tetap melakukannya. Bukankah ini sebuah kebodohan?
Mari
kita ambil sebuah contoh tentang merokok. Kita sekalian tahu bahwa rokok
berdasarkan penelitian ilmiah dapat menimbulkan berbagai jenis penyakit kanker
dan kita juga tahu ada sahabat atau kerabat kita yang menderita penyakit kanker
karena ulahnya sendiri, yaitu merokok. Lantas apa alasan yang biasanya
dikemukakan bagi mereka yang merokok? Saya hanya merokok kadang-kadang, kebiasaan
saya merokok sudah banyak berkurang, atau masih banyak orang lain yang merokok
namun sehat-sehat saja, dan lain-lain sebagainya. Jika para pembaca yang baik
memperhatikan alasan-alasan tersebut dan menelitinya dengan seksama, maka para
pembaca sekalian akan sepaham dengan penulis, bahwa mereka yang mengajukan
alasan-alasan tersebut sebetulnya menyadari bahwa merokok itu tidak baik bagi
mereka, namun tetap mereka kerjakan. Demikian juga dengan judi, menonton pornografi, berzinah, dan lain-lain sebagainya.
Penulis
akan mengutip Amsal 27:12 dari tiga terjemahan untuk dapat kita teliti maksudnya.
Kalau orang bijak melihat
malapetaka, bersembunyilah ia, tetapi orang yang tak berpengalaman berjalan terus, lalu kena celaka. (Amsal 27:12 TB)
Orang bijaksana menghindar
apabila melihat bahaya; orang bodoh berjalan terus lalu tertimpa malapetaka. (Amsal 27:12 BIS)
Orang yang berakal budi
mempertimbangkan bahaya yang mungkin akan dihadapinya dan ia berusaha
menghindarinya. Orang yang bodoh tidak peduli dan harus menanggung akibatnya. (Amsal 27:12 FAYH)
Dalam
ayat ini pembaca sekalian dapat melihat ada dua kelompok manusia, yaitu orang
yang bijak atau berakal budi (berhikmat) dan orang bodoh (tidak berpengalaman
dan tidak berkehendak untuk belajar). Kedua kelompok ini sama-sama mengetahui
akan adanya bahaya, artinya kedua kelompok ini sama-sama memiliki pengetahuan
yang dapat membahayakan diri mereka. Bodoh dalam hal ini bukan berarti
terbelakang secara mental atau tidak mempunyai kemampuan berpikir atau menganalisa tapi lebih cenderung kepada sikap masa bodoh.
Dimana
letak perbedaan diantara kedua kelompok ini? Kelompok orang bijak saat melihat
bahaya atau malapetaka akan mengambil tindakan untuk melindungi dirinya
(menghindari bahaya yang dapat mencelakakan dirinya atau bersembunyi terlebih
dahulu sampai berlalunya bahaya yang dapat mencelakakan dirinya) artinya orang
bijak melindungi dirinya sesuai dengan apa yang telah diketahuinya. Orang bodoh
sebaliknya tidak mengindahkan bahaya yang mengintipnya (tahu dan sadar akan
adanya bahaya), mereka tetap berjalan terus tanpa peduli (bersikap masa bodoh),
mereka memilih untuk menerjang bahaya yang ada didepan mata mereka, lalu
tertimpa malapetaka tersebut (mereka menanggung akibat kebodohan pilihan mereka sendiri).
Setiap
orang dapat memilih apapun yang diingininya, namun ia terikat pada konsekuensi
akibat pilihannya tersebut. Yusuf memilih untuk melakukan yang benar saat
digoda oleh isteri Potifar sekalipun mendapat ganjaran penjara akibat
kejujurannya tersebut. Namun demikian kejujuran Yusuf berbuah manis pada
saatnya, Yusuf menjadi orang kedua terpenting di Mesir pada zamannya, sekalipun
kemanisan tersebut baru dapat dicicipinya setelah melewati tantangan demi
tantangan yang sangat berat. Yusuf pada saat dijual ke Mesir masih berusia
sekitar tujuh belas tahun. Dalam ukuran manusia masih kurang pengalaman dan
masih bodoh bukan? Tapi lihat apa yang dikatakan serta dilakukan Yusuf pada
saat isteri Potifar menggodanya (untuk mengetahui apa yang dikatakan Yusuf pada
isteri Potifar, penulis mengajak pembaca sekalian untuk kembali meneliti Alkitab).
Jika ada
dari antara pembaca yang mengalami kebingungan dan sangat tergoda untuk
mengambil jalan singkat dengan menuruti kehendak si penggoda, penulis
menyarankan berhenti sejenak, pertimbangkan dengan baik-baik segala kemungkinan
kerugian yang akan diderita jika pembaca memilih jalan singkat untuk memuaskan
tuntutan penggoda (bukan hanya dalam hal moral seperti percabulan, perzinahan
tapi juga dalam hal penipuan, berbohong dengan mengambil jalan singkat, dan
lain-lain sebagainya). Hendaknya pembaca menggunakan hikmat yang telah Tuhan berikan,
berpikir ulang (berpikir panjang, berpikir baik-baik) akan segala kerugian yang
dapat timbul jika pembaca memilih jalan singkat dimana kenikmatan dosa hanya sementara. Semoga bermanfaat dan boleh menjadi berkat!
Penulis
Rev.Dr. Harry Lee, MD.,PsyD
Gembala Restoration Christian Church di Los Angeles - California
Restoration117.org
Sumber : Dr. Harry Lee