Paus Fransiskus telah memulai pertemuan sinode Vatikan yang
sudah ditunggu-tunggu digelar di Amazon pada akhir pekan ini. Dalam pidato
pembukaannya, Senin (10/8), dia pun menyampaikan kepada semua gereja untuk menghormati dan menerima keberadaan masyarakat adat dan budaya dengan baik.
“Kami menghampiri masyarakat Amazon dengan berjinjit, menghormati
sejarah mereka, budaya mereka dan gaya hidup mereka yang baik. Karena semua
orang punya identitas mereka sendiri, semua orang punya kebijaksanaan mereka
sendiri, kesadaran diri, mereka punya perasaan, cara melihat kenyataan,
sejarah, hermeneutik dan cenderung protagonis terhadap sejarah mereka sendiri,” ucap Paus.
Namun, tanpa terang-terangan Paus menyinggung soal upaya penginjilan
yang dilakukan oleh para missionaris Eropa yang dianggap terkesan seperti tindakan penjajahan.
“Hari ini penjajahan ideologis ini sangat umum. Kami juga mendekati mereka tanpa keinginan bisnis untuk memaksakan program yang sudah disiapkan sebelumnya untuk mereka, untuk mendisiplinkan masyarakat Amazon, mendisiplinkan sejarah dan budaya mereka. Kita harus menolak keinginan untuk mengubah penduduk asli mereka,” jelasnya.
Baca Juga:
Terima Kritikan, Paus Fransiskus: Suatu Kehormatan Mendapat Kritik dari Orang Amerika
Pemimpinnya Saling Serang, Paus Tetap Legowo Jika Gereja Katolik Harus Terpecah
Menurut Paus, apa yang dilakukan oleh para missionaris di
masa lalu telah melanggar kebiasaan asli masyarakat. Seperti melarang praktik yang
dilakukan suku-suku Aztec, Maya, Inca dan Moche yang dalam budayanya poligami, penyembahan berhala, pengorbanan anak dan ritual lain dianggap sebagai bagian dari budaya.
“Ideologi adalah senjata berbahaya. Kami selalu cenderung
mengambil ideologi untuk menafsirkan orang. Ideologi bersifat reduktif dan
membuat kita membesar-besarkan upaya kita untuk memahami secara intelektual,
tanpa menerima, memahami, mengangumi, berasumsi dan menerima kenyataan itu,” katanya.
Sayangnya, sikap Paus yang terkesan mendukung praktik masyarakat
suku yang cenderung bertentangan dengan ajaran kekristenan telah mengundang beragam
kritik dari uskup-uskup di Amazon. Mereka mulai mempertanyakan dukungan paus terhadap
tradisi masyarakat setempat yang jelas bertentangan dengan iman di dalam Yesus.
Dalam sejarahnya, para missionaris datang merintis gereja dan
mengabarkan injil kepada masyarakat budaya adalah karena menyadari rentannya masyarakat
hidup dalam praktik-praktik yang salah dimata Tuhan. Tanpa kebenaran, mereka tak
akan menyadari jika apa yang mereka lakukan salah. Jadi, dalam hal ini Paus Fransiskus
mungkin sedang menyampaikan pernyataan yang keliru soal bagaimana seharusnya
sikap gereja terhadap masyarakat adat. Jelas, adat yang dilakukan sesuai dengan
firman Tuhan harus tetap dilestarikan dan adat yang melanggar firman Tuhan sudah
sepantasnya diluruskan.