Salah satu penyebab kebiasaan menunda adalah karena kita gak
fokus dengan prioritas utama. Penyebabnya sering kali muncul dari distraksi atau gangguan yang bisa muncul dari mana-mana.
Bisa jadi dari sosial media, teman-teman atau pekerjaan lain yang
lebih menarik perhatian. Contoh nyata penundaan ini katakan saja seperti di
pagi hari sesaat setelah bangun tidur. Sebenarnya kita sudah menyusun prioritas
di malam sebelumnya kalau setelah bangun kita harus baca Alkitab dan doa lebih
dulu. Tapi nyatanya, saat alarm ponsel berbunyi kita lalu meraihnya dan mematikan
alarm. Alih-alih menaruh ponsel itu kembali ke tempatnya, kita malah langsung membuka sosial media Instagram dan menghabiskan waktu di sana.
Akibatnya, prioritas baca Alkitab dan doa pun tertunda. Lalu kita
mulai menyadari kalau waktu sudah terbuang banyak dan menyesalinya. Apakah kamu biasa mengalaminya?
Dalam sebuah buku karangan penulis Nir Eyal berjudul Indistractable,
dia menuliskan kalau masalah penundaan bisa muncul karena notifikasi dari benda-benda yang ada di sekitar kita.
Contohnya, saat ponsel yang kita taruh di ruangan sebelah tidak
menimbulkan suara atau bunyi, maka kita tidak akan dipaksa untuk mengambil dan memeriksanya.
Karena itu supaya waktu berharga kita gak terbuang sia-sia karena
distraksi atau gangguan dari berbagai hal di sekitar kita, ada baiknya melakukan 3 cara ini:
Pertama :
Jika penundaan muncul dari suara atau notifikasi ponsel atau benda lain lebih baik mematikannya.
Sebuah penelitian melibatkan para pramugari yang suka
merokok. Mereka lalu ditanya kenapa mereka merokok dan apa yang membuat mereka suka melakukannya.
Penelitian ini menemukan bahwa kecenderungan merokok mereka disebabkan
oleh jarak penerbangan yang mereka lakukan. Semakin pendek jarak penerbangannya
maka semakin meningkat pula keinginan merokok mereka. Sementara yang melakukan
penerbangan lebih dari sembilan jam sama sekali tidak memiliki keinginan untuk merokok.
Kita bisa menarik kesimpulan bahwa saat kita semakin dekat dengan
benda-benda yang bisa mengalihkan perhatian maka semakin besar pula peluang untuk
kita melakukan penundaan. Karena itu sangat disarankan untuk menjauhkan benda seperti
ponsel atau menjaga jarak dari teman-teman yang suka ngobrol untuk membuat kita tetap fokus pada prioritas yang harus diselesaikan.
Kedua : Ajukan pertanyaan tentang kenapa kamu harus menunda
Cara pertama di atas tentu saja tidak berlaku bagi mereka yang
bekerja dengan ponsel atau sosial media. Meski begitu bukan berarti kita gak perlu keseimbangan.
Kadang kita terikat dengan sosial media karena kita mendapat
peluang besar. Jadi tentu saja reaksi pertama kita adalah bahwa kita harus aktif di sosial media sepanjang waktu.
Sayangnya, kebiasaan melekat sepanjang waktu dengan sosial media hanya akan membuat kita kehilangan kesempatan dan waktu setiap hari.
Untuk membantumu keluar dari keterikatan ini, cobalah untuk menanyakan beberapa pertanyaan ini ke dirimu sendiri.
Dengan mengajukan pertanyaan akan membuat kita menentukan komitmen dengan membagi waktu secara bijaksana. Karena dengan menyisihkan waktu sesuai dengan prioritas utama adalah cara terbaik bagi kita untuk bisa sampai pada tujuan.
Baca Juga:
Suka Menunda Pekerjaan? Pelajari 7 Hal Ini
Ketiga: Ingatkan diri sendiri apa yang sudah kita lewatkan.
Otak kita diprogram dengan sistem yang sangat mudah menerima gangguan.
Kalau kita mau mengubah pola dan mengabaikan gangguan, kita perlu punya alasan yang kuat.
Salah satu alasan kuat yang bisa kamu sampaikan ke diri
sendiri seperti contoh bisa dengan berpikir bahwa membiarkan diri menunda pekerjaan
karena media sosial hanya akan membuat kita bekerja lembur. Akibatnya, kita akan
kehilangan waktu makan malam bersama keluarga atau melakukan rutinitas setiap hari yang gak bisa terlewatkan.
Dengan mengingat hal inilah kita akan bisa jauh lebih berkomitmen
untuk menyelesaikan pekerjaan tepat sesuai dengan waktunya.
Jangan
pernah biarkan ponsel, soal media, kesenangan mata atau pengaruh orang-orang di
sekitarmu menarik perhatian dan waktu berhargamu. Karena distraksi hanya akan membuat
kita terbiasa dengan penundaan.