Kepahitan Sama Seseorang Bisa Jadi Sumber Penyakit Loh! Yuk Cek Kondisi Hati Kamu…
Sumber: NPR

Health / 4 October 2019

Kalangan Sendiri

Kepahitan Sama Seseorang Bisa Jadi Sumber Penyakit Loh! Yuk Cek Kondisi Hati Kamu…

Lori Official Writer
8829

Sebuah penelitian terbaru menunjukkan bahwa menahan kepahitan bisa jadi sumber penyakit. Dimana tim peneliti dari Universitas Concordia tersebut mencoba menemukan korelasi antara kegagalan, kepahitan dan kualitas hidup.

“(Seseorang yang mengalami) Kepahitan terus menerus bisa menyebabkan perasaan marah dan permusuhan yang meluas, jika dibiarkan bisa mempengaruhi kesehatan fisik seseorang,” kata psikolog Dr. Carsten Wrosch.

Dalam penelitian tersebut, Dr Wrosch menyampaikan bahwa beberapa orang mencoba menghindar dari rasa pahit dan yang lainnya justru menahannya.

Selama 15 tahun terakhir, Wrosch meneliti bagaimana emosi negatif, seperti penyesalan dan kesedihan mempengaruhi hidup seseorang. Salah satu kepahitan yang dialami seseorang kebanyakan ditimbulkan dari kegagalan, kemarahan dan tuduhan.

“Saat dipendam dalam waktu yang lama, kepahitan bisa menyebabkan pola disregulasi biologis (gangguan fisiologis yang bisa mempengaruhi metabolisme, respon imun atau fungsi organ) dan penyakit fisik,” katanya.

Untuk menghindari serangan kepahitan akibat kegagalan, Wrosch menyarankan supaya seseorang mencari cara menghindar dari kegagalan. Tapi kalaupun dia tidak menemukan caranya, setidaknya dia harus merelakannya.

Tapi dalam beberapa kasus, kepahitan ini muncul bukan hanya dari faktor kegagalan saja. Tapi juga bisa dari kekecewaan kepada orang lain dan permasalahan yang melibatkan hubungan dengan seseorang. Dan kepahitan dalam kasus ini hanya bisa disembuhkan dengan menjalani pemulihan dengan orang-orang yang membuatnya kepahitan.

Baca Juga:

Kisah Nyata Edwin Yahya Dan Kepahitan Hidup

Waspada! Memar Ungu di Kulit Bisa Pertanda Kamu Alami Penyakit Ini

Hal inilah yang disampaikan dalam kitab Kolose supaya seseorang melepaskan kemarahan, kepahitan dan kebencian dari hatinya.

“Tetapi sekarang, buanglah semuanya ini, yaitu marah, geram, kejahatan, fitnah dan kata-kata kotor yang keluar dari mulutmu.” (Kolose 3: 8)

Di (Ibrani 12: 14-15) juga dituliskan, “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang.”

Ayat di atas bisa ditafsirkan bahwa penting untuk tidak membiarkan kepahitan tinggal di dalam hati karena perasaan itu hanya akan merusak tubuh.

Sama seperti tanaman, kepahitan itu bisa menyebar dan tumbuh saat akarnya terus tumbuh. Saat akarnya mulai kuat, kepahitan akan merusak organ tubuh dan menyebabkan penyakit fisik maupun emosional.

Satu-satunya cara menyembuhkan kepahitan adalah dengan pengampunan. Paulus mendesak kita untuk menyingkirkan semua kemarahan, pertengkaran dan fitnah dan menggantikannya dengan belas kasihan, pengampunan sama seperti yang dilakukan oleh Yesus (Efesus 4: 31-32).

Untuk bisa mengampuni, kita harus sering mengalami penyembuhan di dalam hati kita dari luka yang sudah berakar. Yesus adalah sumber kehidupan dan penyembuhan sejati.

“Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia dan dibangun di atas Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu, dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.” (Kolose 2: 6-7)

Saat kita berakar di dalam Kristus, kita akan lebih mudah melepaskan rasa sakit dan kekecewaan kepada orang lain. Semakin cepat kita menyembuhkan luka kita, semakin kecil kemungkinan akar kepahitan itu menguasai hati kita dan merusak kesehatan tubuh kita.

Jadi, kalau kamu saat ini tanpa sadar masih menyimpan kepahitan ke orang lain segeralah menyelesaikannya dengan pengampunan. Minta Tuhan untuk memampukanmu mengampuni walaupun pada prakteknya akan sangat sulit.

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami