Hidup ini nggak pernah sedikitpun berlalu dari mitos, pasti
selalu ada mitos, entah itu tentang melahirkan, sakit bahkan urusan pacaran terutama dalam kalangan orang Kristen.
Sebagai orang Kristen, kita juga kerap menjadi pelaku dalam
penyebaran mitos ini. Setelah kita mendengar dari A, tanpa memverifikasi
apa-apa, kita langsung deh tuh mengembangkan dan menceritakan kepada orang lain juga.
Padahal apa yang kita sampaikan belum tentu benar dan nggak ada hubungannya dengan Alkitab.
Mungkin tujuan seseorang dalam menyampaikan mitos ini adalah
baik, tapi bisa juga salah. Jadi, lihat yuk beberapa mitos yang membuat masa pacaran menjadi begitu sulit :
Mitos
#1, "Tuhan sudah menyediakan
pasangan untuk kamu nikahi dan kamu ditakdirnya akan menikah dengannya. Tuhan akan membimbingmu padanya."
Coba cari di Alkitab, ada nggak? Semoga kamu berhasil
menemukan ini di dalam Alkitab ya! Memang Alkitab mengatakan bahwa Tuhan
memiliki kehendak atas hidupmu dan tentunya segala yang baik adalah hal yang
Dia inginkan, itu adalah rencanaNya. Tapi Alkitab tidak pernah menuliskan bahwa
pria yang berambut cokelat adalah pasangan hidupmu. Ketika kamu datang kepada
Tuhan, cukup berhati-hati saja, dan jangan terlalu mengandalkan ide ini, karena kalau nggak kehidupan pacaran kamu akan membingungkanmu.
Beberapa orang Kristen ngerasa damai dan tenang setelah
mendengar gagasan bahwa Allah akan melakukan banyak hal dalam hubungan
pacaranmu. Tuhan mungkin akan setuju jika hubunganmu itu benar, dan Tuhan akan mengakhirinya jika tidak benar.
Pendeta Jerman Dietrich Bonhoeffer pernah membahas masalah ini loh dalam
kotbahnya yang bertema tentang pernikahan yang sengaja dia tulis untuk saudara perempuannya yang berasal dari sel penjara Nazi.
Dikatakan, bahwa Tuhan hanya akan menyatukan pria dan wanita pada saat menikah. Sebelum itu, pasanganlah yang harus mengambil inisiatif.
Daripada mengarahkan jalannya sebuah hubungan, Tuhan ingin
pasangan tersebut tumbuh dan belajar bagaimana membuat sebuah komitmen, setelah melakukan itu barulah Tuhan hadir lebih lagi.
Bukan berarti Tuhan nggak memiliki kehendak bebas mengenai
kehidupan pacaran kamu ya, Tuhan mungkin berkehendak tapi masalah rambut
panjang, atau kulit putih, Tuhan tidak pernah mengarahkan ini. Itu pilihan
bebas kita. Jadi, teruslah andalkan kasih, kebijaksanaan, dan kehadiran Tuhan
dalam masa pacaran atau pencaharianmu. Meskipun Tuhan nggak melakukan semuanya
untuk kamu, tapi percayalah bahwa Dia akan selalu bersama dengan kamu dalam setiap langkah.
Mitos #2, Alkitab memiliki pedoman yang jelas tentang berpacaran.
Orang nggak pacaran di zaman Alkitab, nggak ada yang namanya
Bibical Dating di jaman itu. Berkencan adalah cara yang diterima secara sosial
untuk menemukan jodoh yang sudah adalah selama kurang dari satu abad ini.
Sebelumnya, pacaran itu nggak ada, yang adalah ritual pacaran yang ketat dan mengatur jalan menuju
pernikahanmu, kayak dijodohin gitu. Sehingga siapa yang kamu nikahi bukan terserah kamu.
Jatuh cinta dan berpacaran sebelum menikah atau bertunangan
adalah konsep abad ke-20. Kalau dulu, pacaran itu baru terjadi setelah menikah.
Bagi orang ibrani dan gereja mula-mula, berpacaran bukanlah
sebuah masalah yang harus dibahas dalam Alkitab dan seks atau pernikahan bukanlah tentnag berpacaran.
Ketika Alkitab ditulis, seseorang pada dasarnya memiliki satu dari 3 pilihan yaitu tetap melajang, memiliki hidup yang nggak bermoral dengan banyak pasangan alias pelacur atau dijodohin dan menikah. Jadi, yang jelas dulu itu nggak ada yang namanya berpacaran.
Tapi meski demikian, tetap saja ada beberapa prinsip
Alkitabiah yang sangat penting dalam berpacaran, kamu bisa meniru dan merenungkannya.
Misalnya resep dalam Alkitabiah tentang berpacaran adalah
kasih, lemah lembut, rasa hormat, kemurnian secara seks dan kebaikan (Galatia 5:19-23)
Mitos
#3, Banyak bergaul dan memiliki banyak teman pria (untuk kamu yang wanita, dan sebaliknya)
Pernah nggak sih disarankan oleh artikel-artikel untuk
memperbanyak teman pria bagi kamu perempuan yang sudah terlalu lama single? Pernah nggak?
Asal kamu tahu bahwa ini adalah mitos. Bukan berarti kamu
nggak boleh berteman dengan lawan jenis sebelum bertemu pacar, tapi memiliki
teman lawan jenis bukan sebuah ukuran pasti bahwa kamu akan segera memiliki pacar.
Memang sih, ada banyak orang yang sudah berteman dan bersahabat selama bertahun-tahun kemudian menikah dan memulai hubungan. Itu hal yang bagus, cuma masalahnya nggak banyak pria yang berpikir bahwa untuk mengejar wanita adalah berteman dengannya dulu. Justru banyak cowok berusaha menyembunyikan minatnya terhadap teman-teman wanitanya. Jadi jangan berpikir seperti itu ya!
Jadi, itulah 3 mitos yang harus kamu buang jauh-jauh dari pikiran kamu dan nggak pantas untuk kamu percaya. Karena ini hanya akan merusak hubunganmu dan cara pikirmu tentang sebuah hubungan pacaran.
Sumber : berbagai sumber