Orang Kristen Perlu Ngga Sih Mengaku Dosa? Ini Loh Alasan Mengapa Hal Ini Penting

Kata Alkitab / 2 October 2019

Kalangan Sendiri

Orang Kristen Perlu Ngga Sih Mengaku Dosa? Ini Loh Alasan Mengapa Hal Ini Penting

Puji Astuti Official Writer
10471

Bagi kebanyakan orang Kristen Protestan, Pantekosta atau Karismatik, konsep pengakuan dosa bukanlah hal yang umum dan popular. Namun tidak demikian dengan umat Katolik, dimana pengakuan dosa menjadi bagian dari liturgi mereka. 

Pertanyaannya, apakah orang Kristen masih harus melakukan pengakuan dosa, bukankah Yesus Kristus telah mati di kayu salib menebus dosa kita? 

Mungkin kamu juga mengajukan pertanyaan ini. Untuk menjawabnya, yuk kita lihat apa yang ditulis Alkitab. 

Pengakuan dosa sudah ada sejak Perjanjian Lama dan merupakan budaya Yahudi

Mengakui dosa di depan umum ataupun ditempat khusus dan pribadi untuk mendapatkan pengampunan  telah diperintahkan oleh Tuhan sejak Perjanjian Lama, dan menjadi bagian dari budaya Yahudi. 

Dalam Imamat 16:21-22, pada Hari Raya Penebusan (Yom Kippur), setelah imam masuk ke ruang Maha Kudus, dia akan keluar dari Bait Allah/Tabernakel kemudian mengakui dosanya, dosa para imam, dan juga dosa serta kesalahan seluruh bangsa Israel sambil menaruhkan tangannya di atas seekor kambing.  Kambing tadi sebagai lambang bahwa kesalahan orang Israel sudah diangkut ke tempat tandus, itu sebabnya kambing itu kemudian dilepaskan di padang gurun. 

Yom Kippur adalah puncak dari “10 hari pertobatan” dimana orang Israel berpuasa (tidak makan, minum dan hubungan seks), serta mengakui dosa-dosa mereka.  Alkitab menyebut Yom Kippur sebagai Shabbat Shabbaton, karena sekalipun hari raya ini jatuh di tengah minggu, namun tetap tidak boleh melakukan pekerjaan dan harus melakukannya dengan hikmat. 

Tujuan Yom Kippur sendiri adalah untuk mempraktekkan pengampunan dengan mengampuni kesalahan orang lain dan juga dengan sungguh-sungguh mengakui dosa pribadinya kepada Tuhan. 

Pengakuan dosa adalah bagian dari kehidupan di Perjanjian Baru

Saat Yohanes Pembaptis melakukan baptisan kepada orang banyak dan Yesus, kita harus tahu bahwa baptisan saat itu dilakukan bersamaan dengan pengakuan dosa di depan umum (Matius 3:6; Markus 1:4-5). 

“Lalu sambil mengaku dosanya mereka dibaptis oleh Yohanes di sungai Yordan.” (Matius 3:6)

Pengakuan dosa juga diterapkan dalam kehidupan gereja mula-mula, hal inilah yang diajarkan oleh Rasul Yohanes kepada gereja-gereja masa itu (1 Yohanes 1:5-10) :

Dan inilah berita, yang telah kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.

Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.

Tetapi jika kita hidup di dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan kita dari pada segala dosa.

Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.

Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.

Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.

Selain pengakuan dosa kepada Tuhan, Rasul Yakobus juga mengajarkan untuk saling mengaku dosa agar mengalami kesembuhan. 

Dan doa yang lahir dari iman akan menyelamatkan orang sakit itu dan Tuhan akan membangunkan dia; dan jika ia telah berbuat dosa, maka dosanya itu akan diampuni. Karena itu hendaklah kamu saling mengaku dosamu dan saling mendoakan, supaya kamu sembuh. Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya. (Yakobus 5:15-16)

Mengapa kita perlu mengaku dosa

Pengakuan dosa adalah tanda sebuah pertobatan, hal itulah yang pertama kali kita lakukan saat menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juru Selamat. Pengakuan dosa kita adalah pengakuan  bahwa kita perlu kasih karunia Tuhan di dalam Yesus Kristus sebagaimana dinyatakan dalam ayat berikut : 

Sebenarnya dahulu kami semua juga terhitung di antara mereka, ketika kami hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran kami yang jahat. Pada dasarnya kami adalah orang-orang yang harus dimurkai, sama seperti mereka yang lain.

Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita, telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita--oleh kasih karunia kamu diselamatkan-- dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga, supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.

Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri. (Efesus 2:3-9). 

Hawa nafsu daging, kehendak daging dan pikiran  yang jahat, itu masih menjadi pergumulan kita setiap hari, itu adalah manusia lama kita, yang sudah dikuburkan bersama-sama Kristus saat kita bertobat dan dibaptis di dalam nama Bapa, Putra dan Roh Kudus.  Jadi pengakuan dosa adalah awal perjalanan kita sebagai murid Kristus. 

Yesus mengajarkan pengakuan dosa setiap hari

Apakah kamu bertanya, dimana Yesus Kristus mengajarkan pengakuan dosa setiap hari yang saya maksud ini? Saat Yesus mengajarkan “Doa Bapa Kami” kepada murid-murid-Nya, bukankah Dia berkata, “..ampunilah kami akan dosa kami, sebab kamipun mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kami;” (Lukas 11:4). 

Bukankah aneh jika kita meminta pengampunan, tanpa mengakui terlebih dahulu apa salah dan dosa kita. Selain itu pun kita juga diajarkan untuk mengampuni orang-orang yang bersalah kepada kita. Yesus menyadari bahwa pengakuan dosa adalah hal yang penting dalam hubungan kita dengan Tuhan, hal ini untuk menjaga agar hati nurani kita tetap bersih dan benar di hadapan Tuhan. 

Ada satu kisah yang cukup menyeramkan yang berbicara kuat jika kita tidak mau mengakui kesalahan atau dosa kita, yaitu kisah Ananias dan Safira (Kisah Para Rasul 5:1-11). Disini Ananias dan isterinya tidak jujur dan menutupi dosa mereka, hal itu mendatangkan penghukuman. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk mengaku dengan jujur di hadapan Allah dan sesama, karena hal itu akan mendatangkan mukjizat, kelegaan dan juga berkat Tuhan. 

Sesungguhnya, tangan TUHAN tidak kurang panjang untuk menyelamatkan, dan pendengaran-Nya tidak kurang tajam untuk mendengar; tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah segala dosamu. (Yesaya 59:1-2)

Baca juga: 

Tujuan Mengaku Dosa

Kenalkah Kamu Dengan Tiga Akar Dosa Ini?

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami