Film The
Lion King bercerita tentang perjalanan hidup seekor anak singa muda bernama Simba. Dia bercita-cita jadi Raja Hutan menggantikan sang ayah Mufasa.
Sayangnya, paman
Simba telah mengincar posisi tersebut. Dan mencoba untuk menyingkirkan Simba. Sebagai
seorang ayah, Mufasa pun berjuang sekuat tenaga melindungi putranya. Demi menyelamatkan Simba, sang ayah harus mati terbunuh.
Kematian sang
ayah jadi pukulan terbesar bagi Simba muda. Rasa bersalah menghantuinya selama bertahun-tahun. Peristiwa saat ayahnya meninggal tak pernah sirna dari ingatannya.
Sampai suatu
kali, sesuatu terjadi dan membuat Simba kembali bangkit dari setiap ingatan buruknya di masa lalu.
The Lion
King adalah film yang bagus untuk ditonton anak-anak karena mengajarkan tentang
cara menghadapi masa-masa sulit kehilangan orang yang kita cintai dan semangat untuk mencapai impian.
Cerita hidup
Simba muda juga mengajarkan tentang perjuangannya menghadapi kesedihan akan kematian orangtuanya.
Di awal-awal
kehilangan ayahnya, Simba mengalami masa-masa keterpurukan yang berat. Hal ini ditandai dengan beberapa emosi:
1. Kehilangan Membuat Anak Hidup Dalam Rasa Bersalah dan Kemarahan
Kematian ayahnya adalah hal yang tak bisa diterima oleh Simba muda secara pribadi.
Dia mulai marah
dan menyalahkan diri sendiri karena menilai bahwa dialah penyebab kematian sang ayahnya.
Kebanyakan anak
mengalami masa-masa ini ketika kehilangan orangtua mereka. Selain rasa bersalah dan kemarahan, anak juga bisa berujung pada kondisi depresi dan tak punya tujuan.
2. Menyangkali Kenyataan Kalau Kematian Itu Tidak Nyata
Banyak orang
yang mengalami duka setelah kehilangan orang terkasih mengaku tak percaya dengan apa yang dialaminya.
Simba mengalami
perasaan ini. Setelah kehilangan ayahnya, dia kerap bermimpi tentang masa-masa indah
bersama sang ayah. Di satu sisi, dia masih menganggap kalau kematian sang ayah tidak nyata.
Simba menunjukkan
bagaimana kematian bisa jadi masa-masa paling sulit bagi seorang anak. Waktu dia
menemukan tubuh ayahnya yang terkujur kaku, dia mulai mendesak sang ayah untuk bangun. “Ayah, ayolah. Kamu harus bangun.”
3. Kehilangan Membuat Anak Hidup Dalam Amarah dan Kebencian
Saat Simba lolos
dari Pride Rock dengan ucapan Hakuna Matata, dia menyingkirkan pikian dan emosi
tentang kematian ayahnya. Dia mulai menyadari sesuatu yang salah di dalam dirinya setelah bertemu teman lamanya Nala.
4. Larut Dalam Depresi yang Makin Mendalam
Anak yang kehilangan orangtuanya di usia muda biasanya larut dalam kesedihan dan perasaan depresi yang diikuti dengan reaksi menangis, gak selera makan dan gak bisa tidur.
Baca Juga:
5 Langkah Sederhana Ajarkan Si Kecil Jadi Penginjil Sejak Belia
8 Cara Supaya Anggota Keluargamu Sama-sama Alami Pertumbuhan Rohani
Kesedihan merupakan
emosi yang membuat seseorang gak berkembang. Untuk mencegah emosi-emosi kesedihan
seperti yang dialami Simba, orangtua perlu mengajarkan anak-anak untuk menerima dan melewati kesedihan dengan 5 tips ini:
1. Berikan pemahaman
yang benar lewat percakapan. Sampaikan fakta tentang apa itu kematian yang dengan kata lain disebut juga meninggal dunia atau pergi untuk selamanya.
2. Anak-anak
perlu tahu kalau kematian adalah bagian dari kehidupan. Semakin banyak anak menerima kenyataan hidup, semakin kuat mereka ketika diperhadapkan dengan hal itu.
3. Didiklah anak untuk menerima setiap peristiwa yang terjadi di sekitarnya.
4. Ingatkan
anak bahwa saat kehilangan wajar untuk berduka dan melupakannya kemudian. Karena
itu keluarga perlu mendorong anak kembali menikmati masa-masa bahagianya dengan berbagai kebiasaan yang mendukung.
5. Dukungan
teman dan orang-orang terdekat sangat dibutuhkan oleh anak yang baru
kehilangan. Sama seperti Simba, dia bisa bertahan dan tumbuh dewasa dengan bantuan
dan cinta dari teman-temannya serta komunitas di sekitarnya. Hal ini juga dibutuhkan
oleh anak saat sedang berduka.
Tapi gak
kalah pentingnya adalah gimana orangtua juga mengajarkan kalau setelah
kehilangan orang yang mereka kasihi mereka gak sendiri. Karena ada pribadi yang
selalu setia bahkan berperan lebih dari seorang ayah dan ibu bagi mereka.