Pembelot Korut Ungkap Seorang Misionaris China Dibunuh Secara Mengenaskan Karena Injil
Sumber: VOM

Internasional / 30 September 2019

Kalangan Sendiri

Pembelot Korut Ungkap Seorang Misionaris China Dibunuh Secara Mengenaskan Karena Injil

Puji Astuti Official Writer
3488

Seorang misionaris China dibunuh setelah memberitakan Injil kepada ribuan  orang Korea Utara pada tahun 2016 lalu, demikian ungkap seorang pembelot dari Korea Utara.

Misionaris yang baru diketahui telah tewas karena Injil tersebut adalah Pdt. Han Chung-Ryeol, seorang pendeta China keturunan Korea yang masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) pemerintah Korea Utara sejak tahun 2003 karena dedikasinya dalam menyebarkan Injil dan pekerjaan sosialnya.

Pdt. Han sendiri sudah melayani di perbatasan Korea Utara-China sejak tahun 1990an, menolong dan memberitakan Injil kepada ribuan orang Korea Utara yang mencoba melarikan diri dari kelaparan di negaranya.

Dia menyediakan pertolongan seperti makanan, pakaian dan juga memperkenalkan orang-orang Korea Utara itu kepada Injil sebelum mengirim mereka kembali ke negaranya untuk membawa kabar Injil itu kepada keluarganya.

Setelah membangun Tree-Self Church dekat perbatasan Korea Utara di tahun 1993, Han menolong berbagai orang dari yatim-piatu, wanita yang terjerat prostitusi, prajurit hingga orang-orang yang kelaparan, dan banyak orang lainnya, demikian berita yang dirilis The Voice of the Martyrs.

Di Korea Utara, misionaris dikategorikan sebagai teroris

Salah seorang yang membantu Han dalam pelayanannya, Sang-chul mengungkapkan bahwa mereka yang bekerja memberitakan Injil bagi pemerintah Korea Utara sama dengan teroris.

“Di sekolah dasar, kami diajarkan bahwa semua misionaris adalah teroris,” ungkap Sang-chul dalam video yang dibuat The Voice of The Martyrs.

“Mereka mengatakan bahwa misionaris awalnya akan baik kepadamu, namun ketika mereka masuk ke dalam rumahmu, mereka akan membunuhmu dan akan memakan hatimu.”

Pertemuan pertama dengan Pendeta Han

Di Korea Utara, Sang-chul sama seperti kebanyakan orang di desanya tidak memiliki pekerjaan, jadi dia akan menyusup ke perbatasan China. Di perjalanan ia akan mencari jamur sambil berharap bisa menjualnya di pasar.

“Aku tidak bisa bahasa China sama sekali, tetapi d gunung, aku bertemu seorang pria. Dia berkata, ‘Aku bisa menjualkan jamur itu untukmu.” Dan dia tidak menipuku. Dia memberikan semua uang dari penjualan itu kepadaku dan pada waktu itu, aku tidak tahu kalau dia Pendeta Han,” demikian Sang-chul menuturkan pertemuannya dengan sang misionaris.

“Selama dua tahun aku kembali beberapa kali, setiap kali Pendeta Han selalu menolongku. Suatu hari, aku bertanya mengapa dia melakukan itu, karena bagi dia sendiri berbahaya karena menolong orang Korea Utara,” jelasnya.

Saat itu Pendeta Han menjawab, karena dia orang Kristen. Lalu suatu hari Han bercerita kepada Sang-chul bahwa Tuhan itu nyata dan bahwa ada harapan bagi setiap orang.  Di Korea Utara sendiri, bicara tentang Tuhan adalah sebuah tindakan pengkhianatan kepada negara, dan bisa ditangkap.

Sang-chul dan isteri akhirnya percaya Yesus

Mereka yang memberitakan tentang Tuhan tidak perlu diadili, bahkan ketika seseorang hilang karena masalah ini, tidak seorangpun yang berani bicara. Namun lewat kesaksian Pendeta Han, Sang-chul ingin mengetahui lebih lagi tentang Tuhan, dan akhirnya menerima Yesus, bahkan meminta Alkitab kepada Pendeta Han.

Pelan-pelan, Sang-chul menginjili isterinya. Awalnya sang isteri takut karena melihat Alkitab yang dibawa Sang-chul. Sebab jika ada yang tahu, mereka bisa langsung masuk ke kamp konsentrasi.

Berita mengejutkan kematian mengenaskan Pendeta Han

Pada musim panas tahun 2016, Sang-chul mendengar bahwa beberapa orang Korea Utara mendapatkan penghargaan karena membunuh “teroris” Kristen.

“Kami tahu itu adalah Pendeta Han. Siapa lagi kalau bukan dia? Kami begitu ketakutan. Apakah mereka tahu bahwa dia adalah temanku? Apakah mereka tahu bahwa aku telah bertemu dia beberapa kali?”

Menurut Voice of The Martyrs, Pendeta Han dibunuh di tahun 2006 di daerah Changbai, China. Tubuhnya ditemukan termutilasi hanya satu jam setelah ia meninggalkan gerejanya.

“Pendeta Han memberikan hidupnya, tetapi dia juga memberikan  pengharapan kepada saya dan banyak orang Korea Utara, dan sekalipun menghadapi banyak bahaya, banyak dari kami akan terus memberitakan pesan bahwa Tuhan itu nyata,” demikian ungkap Sang-chul.

“Kami harap bahwa pengorbanan kami, ketika waktunya tiba, itu akan berarti, seperti yang telah dilakukan Pendeta Han,” demikian tutup Sang-chul.

Voice of The Martyrs mendorong agar umat Kristen terus berdoa untuk Korea Utara, karena diperkirakan ada 400.000 hingga jutaan orang di kamp konsentrasi, dan banyak orang tewas di sana. Tidak sedikit misionaris dan orang Kristen yang disiksa dan bahkan dibunuh karena imannya, dibawah pemerintahan Kim Jong-un.

Mari berdoa agar orang-orang Kristen Korea Utara dan para misionaris tetap teguh dalam iman mereka dan dalam pemberitaan Injil sehingga jiwa-jiwa di negara tersebut diselamatkan. 

Baca juga : 

Korea Utara Lebih Takut Kristen Daripada Senjata Nuklir, Ini Alasannya..

Terus Dianiaya,Umat Kristen Korea Utara Minta Tolong Trump Untuk Bicara Kepada Kim Jong Un

Sumber : Christianpost.com
Halaman :
1

Ikuti Kami