Mengejutkan! Bukan Kristen, Anak Muda Amerika Lebih Suka Mengaku Sebagai Ateis Atau LGBT
Sumber: Americangenius.com

Internasional / 25 September 2019

Kalangan Sendiri

Mengejutkan! Bukan Kristen, Anak Muda Amerika Lebih Suka Mengaku Sebagai Ateis Atau LGBT

Puji Astuti Official Writer
5541

Sebuah survey dari lembaga Gallup menyatakan bahwa generasi milenial dan generasi Z Amerika lebih suka mengaku dirinya sebagai seorang ateis atau LGBT.

Dua generasi ini lebih sensitif tentang identitas seksual mereka, yaitu sekitar 37 persen, dibandingkan dengan generasi orangtua mereka yaitu generasi X.

Di Amerika LGBT lebih terbuka di bahas

“Ini adalah tantangan baru untuk para pemimpin pelayanan siswa, karena ada lebih banyak diskusi terbuka di lapangan tentang isu LGBT,” demikian ungkap Ben Trueblood, direktur pelayanan siswa di LifeWay Christian Resources kepada Christianity Today.

“Di masa lalu, mengabaikan masalah sulit seperti ini memungkinkan atau tidak membahasnya secara menyeluruh. Tetapi pendekatan itu melumpuhkan pelayanan siswa,” demikian tambahnya.

“Saat ini, pemimpin pelayanan siswa dipaksa untuk mengajarkan apa kata Alkitab tentang isu ini, sekaligus memperlengkapi para remaja untuk memberikan respon Alkitabiah.”

Menurut survey dari Barna, hanya 1 dari 11 remaja yang dikategorikan  “Kristen sungguh-sungguh” (bukan hanya sekedar Kristen KTP, tapi mempraktekan iman mereka).  Di kalangan generasi Z Amerika (usia 13-18 tahun), jumlah anak yang menyatakan dirinya ateis mencapai 13 persen.

Pada 2050, sekitar 35 juta remaja diprediksi meninggalkan gereja

Sebuah pelayanan anak muda bernama Dare 2 Share menyatakan bahwa mereka memperkiran pada tahun 2050 nanti ada 35 juta remaja yang akan meninggalkan Kekristenan.  Untuk itu mereka menggagas gerakan penginjilan dan pemuridan di kalangan anak muda untuk membalikkan keadaan tersebut.

“Pelayanan anak muda butuh dirancang ulang untuk memajukan pemberitaan Injil dan memultiplikasikan pemuridan,” demikian ungkap Greg Stier, pendiri Dare 2 Share kepada Christian Post.

Gereja-gereja di Amerika sudah lama menyadari akan terjadinya exodus  di kalangan anak muda ini. Riset dari Pew Research Center baru-baru ini mewawancarai anak-anak mud ayang meninggalkan gerejanya, mereka ada yang menjadi ateis, agnostik atau tidak mempercayai sesuatu secara spesifik.

Alasan Milenial dan Generasi Z Amerika saat ini tinggalkan gereja

Ada beberapa alasan menyebabkan mereka meninggalkan gereja, yang mengejutkan adalah 42 persen  mereka menyatakan karena “kehilangan iman.” Pernyataan itu diberikan oleh 82% yang menjadi ateis, 63% yang menjadi agnostik dan 37% yang tidak mempercayai sesuatu secara spesifik.

Beberapa respon spesifik mereka tentang penyebab kehilangan iman dan meninggalkan gereja adalah:

- Belajar tentang evolusi  ketika berada di bangku kuliah

- Pemikiran rasional membuat agama menjadi tidak masuk akal

- Kurangnya bukti ilmiah atau bukti spesifik tentang pencipta.

- Saya baru menyadari bahwa selama ini saya tidak benar-benar percaya.

- Saya lebih banyak belajar, menyelidiki dan seperti membuat keputusan untuk diri sendiri daripada mendengarkan perkataan orang lain.

Apa yang harus dilakukan gereja dan orangtua?

Fuller Youth Institute memberikan saran bahwa membangun kepercayaan antara orangtua dan anak remaja mereka sangat penting untuk pertumbuhan dan menjaga iman mereka. Sebab menurut survey Barna, 79 persen remaja merasa nyaman menyampaikan “pertanyaan yang jujur, pergumulan dan keraguan” mereka kepada orangtuanya.

“Setiap anak muda butuh tahu bahwa semua pertanyaan mereka, keluhan, keraguan dan pergumulan mereka di dengarkan,” demikian jelas Brad M. Griffin, direktur Fuller Youth Institute.

“Mereka butuh tahu bahwa kamu – dan Tuhan – akan mendengarkan dan menerima pertanyaan mereka tanpa membuat jarak dengan anak-anak muda itu.”

Survei dari Barna juga menyatakan bahwa satu dari lima remaja memandang Kekristenan secara negative dan penuh penghakiman. Penghalang terbesar mereka kepada kepercayaan ini adalah masalah kejahatan (29%), adanya kemunafikan di kalangan Kristen (23%) dan konflik antara ilmiah dan Alkitab (20%). Generasi Z berbeda dengan generasi sebelumnya yang melihat bahwa Alkitab dan keilmuan adalah saling melengkapi.

Sebuah peringatan untuk gereja di Indonesia juga

Apa yang terjadi di Amerika, adalah sebuah contoh nyata dimana gereja tidak bisa mengabaikan pelayanan kepada anak dan remaja. Mereka perlu ditangani secara serius, sama seperti pelayanan kepada orang dewasa.

Di Indonesia sendiri, berdasarkan survey yang lakukan Bilangan Research Center pada tahun 2018, lebih dari 80 persen anak remaja di wilayah Sumatera, Jawa, NTT dan Bali meninggalkan ibadah kaum muda di usia 19 tahun. Sedangkan untuk wilayah Jabodetabek 85.6% di usia 15 tahun.

Bilangan Research dalam buku “Dinamika Spiritualitas Generasi Muda Indonesia” menyimpulkan, “Jika pun hal gelombang exodus generasi muda belum terjadi di Indonesia, hasil penelitian ini berfungsi sebagai tanda peringatan (alarm) akan potensi terjadinya exodus generasi muda dari gereja di Indonesia."

Baca juga :

Selain Andalkan Logika, Ini 10 Alasan yang Bikin Anak Muda Gak Lagi Percaya Tuhan

Bimas Kristen Ungkap 50% Generasi Milenial Kristen Tinggalkan Gereja, Ini Data Risetnya!

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami