Serem, 40% Milenial Indonesia Terlilit Hutang! Ini Yang Harus Kamu Ketahui Untuk Mengatasi
Sumber: Kontan.com

Finance / 21 September 2019

Kalangan Sendiri

Serem, 40% Milenial Indonesia Terlilit Hutang! Ini Yang Harus Kamu Ketahui Untuk Mengatasi

Puji Astuti Official Writer
3329

Tahukah kamu bahwa hampir 40% generasi milenial, atau anak muda yang berusia 18-30 tahun terlilit hutang karena gaya hidup konsumtifnya. Yang menyedihkan, mereka makin terjebak dengan hutang karena mencoba menyelesaikan masalahnya dengan gali lobang tutup lobang, alias menggunakan hutang untuk membayar hutang.

Salah satu jebakan hutang generasi millenial saat ini adalah godaan berbagai tawaran pinjaman online (pinjol) yang saat ini menjamur.  Meminjam uang cukup pencet aplikasi, tanpa pikir panjang dulu apakah bisa membayarnya atau tidak.

Apa yang menjadi penyebab anak-anak milenial yang mengalami masalah keuangan seperti ini?

1#  Mengutamakan gaya hidup

Ya, milenial merupakan generasi dimana tantangan utamanya adalah gaya hidupnya. Mulai dari kebiasaan ke kafe atau ngopi, belanja barang branded, hingga travelling yang sudah dianggap sebagai kebutuhan hidup.

Nah, tidak sedikit orang yang demi memenuhi gaya hidupnya ini rela berhutang, mulai dari menggunakan kartu kredit, pinjol, cicilan hingga fasilitas ‘paylater’. Pada akhirnya, ketika salah perhitungan maka hutang yang menumpuk tersebut membuat mereka tidak berkutik atau terjerat masalah keuangan.

2# Tidak memiliki strategi investasi

Menurut data yang dikutip Tirto.id dari Alvara Research pada tahun 2017 dengan judul “The Urban Middle-Class Millennials Indonesia: Financial and Online Behavior, produk keuangan yang paling diminati oleh para milenial adalah tabungan.

79,8 persen milenial memilih menabung sebagai investasi, dengan bunga tabungan yang Cuma sekitar 2-3 persen, maka berbanding dengan tingkat inflasi Indonesia yang mencapai 5-6 persen, tabungan itu akhirnya tidak memberikan dampak yang signifikan dalam keuangan mereka.

Yang ditabung itupun hanya sekitar 10 persen dari penghasilan mereka, sedangkan 51 persen lebih penghasilan habis untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

3# Hutang yang lebih besar dari kemampuan bayar

Tahukah kamu, bahwa untuk memiliki keuangan yang sehat, hutangmu tidak boleh lebih besar dari 30 persen dari penghasilanmu. Hutang yang lebih besar dari asset yang dimiliki bisa membawa seseorang kepada kebangkrutan, karena tidak bisa memenuhi kebutuhan hidup dan membayar hutang.

4# Tidak memiliki tabungan untuk dana darurat

Kamu pasti pernah mendengar tentang dana darurat kan? Ya, untuk darurat idealnya adalah 3 kali besaran gaji kamu. Hal ini untuk menjadi dana cadangan untuk hal tak terduga seperti jika terjadi PHK, mengalami penyakit atau bahkan anggota keluarga yang sakit.

Apakah kamu sudah punya pos untuk dana darurat ini? Jika belum pastikan mulai menyiapkannya sekarang ya.

Nah, setelah kita baca 4 masalah utama generasi milenial di atas, yuk kita cek kondisi keuangan masing-masing. Kira-kira masalahmu di bagian mananya nih? Atau jangan-jangan ke empat hal  di atas kamu alami juga. Kalau gitu, harus buru-buru tobat nih.

Apa yang harus kita lakukan untuk mengubah cara kita mengelola keuangan kita?

1# Sadari bahwa apa yang kita miliki, itu bukan milik kita tapi titipan Tuhan

Ya, sering kali karena kita pikir semua uang yang kita terima adalah hasil jerih payah kita, sehingga kita menggunakannya sesuka hati kita. Namun kita harus ingat bahwa semua itu adalah titipan Tuhan kepada kita. Ulangan 8:17-18 menyatakan:

Maka janganlah kaukatakan dalam hatimu: Kekuasaanku dan kekuatan tangankulah yang membuat aku memperoleh kekayaan ini. Tetapi haruslah engkau ingat kepada TUHAN, Allahmu, sebab Dialah yang memberikan kepadamu kekuatan untuk memperoleh kekayaan, dengan maksud meneguhkan perjanjian yang diikrarkan-Nya dengan sumpah kepada nenek moyangmu, seperti sekarang ini.

Sebagai pengelola keuangan yang baik, kita seharusnya bertanya kepada Tuhan yang menjadi pemilik atas harta kita apa yang harus dilakukan dengan harta tersebut, dan bagaimana mengalokasikannya. Dengan memiliki pola pikir bahwa apa yang kita miliki adalah milik Tuhan, maka kita akan lebih berhati-hati menggunakan harta dan uang kita.

2# Belajar tentang mengelola keuangan dan investasi

Setelah kita memiliki pola pikir yang benar tentang harta kita, selanjutnya kita perlu belajar lebih lagi tentang pengelolaan keuangan dan investasi.

Pengelolaan uang berkaitan dengan anggaran untuk setiap pemasukan dan pengeluaranmu, berapa persen untuk ditabung atau investasi, berapa persen untuk ditabur, memberi atau persembahan, berapa persen untuk kebutuhan hidup dan lain-lain.

Menabung memang bagus, tapi jika berbanding inflasi maka tidak akan maksimal. Belajarlah berbagai instrument investasi yang lain, seperti saham, reksadana, surat utang negara (SUN), emas, property dan bahkan crypto currency.

Sadarilah bahwa investasi bukanlah main tebak-tebakan atau judi, namun mengelola resiko dengan mempelajari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi ke depan melalui berbagai instrument investasi yang ada. Jadi pastikan kamu mempelajarinya dengan baik dulu, sebelum mulai terjun untuk investasi ya.

3# Mencukupkan dengan apa yang kamu punya

Godaan gaya hidup seringkali muncul karena membandingkan diri dengan orang lain, seperti melihat teman nongkrong di kafe atau beli kopi premium, kita juga ikutan biar dibilang gaul. Pada hal jika dihitung-hitung jika uang tersebut kamu tabung bisa menambah uang untuk dana darurat atau untuk membayar hutangmu.

Masalah mengapa kita mengalami kekurangan bukanlah seberapa besar penghasilanmu, tetapi tentang sikap hati kita. Selama kita bisa merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang kita miliki, kita tidak akan bisa belajar hidup dibawah jumlah penghasilan kita.

Jangankan menabung, atau memberi, untuk kebutuhan hidup kita tidak akan pernah cukup.

Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: "Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau." ~  Ibrani 13:5

Nah, kalau kita belajar melakukan kebenaran di atas, percayalah kita akan menggenapi janji Tuhan ini, “Dahulu aku muda, sekarang telah menjadi tua, tetapi tidak pernah kulihat orang benar ditinggalkan, atau anak cucunya meminta-minta roti; tiap hari ia menaruh belas kasihan dan memberi pinjaman, dan anak cucunya menjadi berkat.” (Mazmur 37:25-26).

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami