Baru-baru ini ada kisah viral
mengenai perempuan yang melawan pelaku pelecehan seksual yang terjadi di lampu
merah, Bekasi. Pelecehan tidak hanya terjadi di tempat tertutup, bahkan pelaku
sering melakukannya di tempat-tempat umum, seperti kisah di atas, di lampu merah, atau bis dan gerbong KRL.
Orang sering menganggap remeh
korban pelecehan seksual, terlebih jika yang terjadi adalah pelecehan secara
verbal seperti kejadian di lampu merah, Bekasi itu. Namun harus disadari bahwa
dampak pelecehan seksual seperti itu sangat besar pada diri korban, bahkan
menimbulkan trauma. Untuk itu, dukungan pasangan dan juga keluarga sangat penting bagi korban pelecehan seksual.
Perlu diingat bahwa bukan hanya
wanita yang jadi korban pelecehan seksual, laki-laki pun bisa mengalaminya.
Jadi, jangan menyepelekan suara mereka yang mengalami pelecehan seksual ya, hal itu hanya akan memperdalam luka dan trauma yang mereka alami.
Jika mengacu kepada Alkitab,
Tuhan berpihak kepada para korban pelecehan seksual, seperti ayat berikut ini: “Tetapi
jikalau di padang laki-laki itu bertemu dengan gadis yang telah bertunangan
itu, memaksa gadis itu tidur dengan dia, maka hanyalah laki-laki yang tidur
dengan gadis itu yang harus mati, tetapi gadis itu janganlah kau apa-apakan.
Gadis itu tidak ada dosanya yang sepadan dengan hukuman mati, sebab perkara ini
sama dengan perkara seseorang yang menyerang sesamanya manusia dan membunuhnya.” (Ulangan 22:25-26)
Pada perintah Tuhan tersebut,
Tuhan meminta agar pemimpin-pemimpin bangsa Israel untuk mempercayai korban,
sekalipun tidak ada saksi kejadian. Korban adalah pihak yang tidak berdaya, dan Tuhan ingin mereka diayomi, dan dipulihkan secara utuh dan dijaga martabatnya.
Kejahatan pelecehan seksual,
berdasarkan ayat di atas sama dengan kejahatan melakukan kekerasan kepada
sesama dan juga pembunuhan. Jadi, Tuhan memandang serius masalah ini. Demikian juga kita sebagai orang Kristen.
Nah, kalau gitu, apa yang kita
harus lakukan kalau pasangan kita pernah mengalami pelecehan seksual, baik yang
terjadi baru saja atau mungkin terjadi di masa lalunya? Yuk lakukan beberapa tips ini:
1# Sadarilah bahwa dia mengalami trauma psikologis
Pelecehan seksual bukan hanya
tentang luka fisik karena kekerasan seksual, namun jga tentang kerusakan secara
psikologis, dimana pelaku melakukan intimidasi, mempermalukan dan juga merendahkan korban.
Mereka yang mengalami pelecehan
seksual baik fisik maupun verbal, mengalami gelombang trauma setelah kejadian,
yang bisa muncul tiba-tiba hanya karena dipicu oleh sesuatu yang kecil. Hal ini
dalam psikologis sering disebut sebagai post-traumatic stress disorder (PTSD).
Hal tersebut akan mempengaruhi psikologinya, mental, emosi dan hubungannya dengan sesama.
2# Berdoalah bagi dia, dan miliki waktu untuk berdoa bersama tentang masalah ini
Hal ini sangat penting, yaitu
melibatkan Tuhan untuk pemulihannya. Bawalah dia dalam doa-doa pribadimu, agar dia bisa mengampuni dan mengalami pemulihan.
Selain itu, berilah waktu
khusus untuk berdoa berdua dengan pasanganmu. Mungkin saat ini dia mengalami
kekecewaan atau kemarahan kepada Tuhan, terus bimbing dan tuntun dia untuk mengalami kasih Tuhan, agar dia mengalami kesembuhan secara total.
3# Beri waktu hingga dia bisa bercerita apa yang dia alami, dan dengarkanlah saja
Kamu mungkin punya banyak
pertanyaan tentang apa sebenarnya yang dia alami, dan merasa marah terhadap
orang yang telah melukainya dan membuatnya menderita. Namun jangan paksa dia
untuk bercerita, percayalah bahwa hal itu tidak mudah. Karena untuk bisa
bercerita, ia harus mengingat kembali apa yang dia alami, dan itu sangatlah menyakitkan.
"Tapi seringkali,
detailnya bisa menjadi bagian yang sulit untuk dibicarakan, dan hal itu bukanlah
yang paling mengenai apa yang dirasakan individu itu saat ini: tetapi bagaimana
hal itu memengaruhi mereka dan bagaimana perasaan mereka tentang diri mereka sendiri sekarang," demikian penjelasan dari Kristen Carpenter, PhD, seorang
professor bidang psikiatri and direktur di Ohio State Wexner Medical Center bidang kesehatan prilaku wanita.
Jika
pasanganmu baru mengalami pelecehan seksual atau pernah mengalaminya di masa
lalu, ijinkan dia untuk bercerita sesuai dengan keinginannya, kapan dia ingin bercerita, sejauh mana ia ingin bercerita.
Jangan juga
berasumsi bahwa kamu tahu apa yang dia rasakan, tapi ijinkan dia untuk
menceritakan seperti apa perasaannya, bagaimana hal itu berdampak pada dirinya,
berdampak terhadap cara dia memandang tubuhnya, pribadinya dan juga orang lain.
Dari pada
sekedar menggali informasi tentang siapa pelakunya, akan lebih baik jika kamu
benar-benar mendengarkan dia. Buat dia tahu bahwa kamu benar-benar peduli dan
mendengarkan dia, percaya kepadanya, sehingga dia tidak takut untuk terbuka kepadamu.
4# Milikilah empati, jangan menghakimi atau menyalahkan dia
Tahukah kamu
bahwa untuk bercerita saja, hal itu sudah menjadi sebuah perjuangan yang sulit
bagi korban pelecehan seksual. Jadi respon terbaik yang kamu bisa lakukan saat dia bercerita adalah menunjukkan empati dan rasa sayangmu kepada pasanganmu.
Jangan malah
kamu bersikap menghakimi atau menyalahkan mereka, seperti mengajukan pertanyaan
yang bernada menyalahkan atau merendahkan. Contohnya bertanya, “Emangnya kamu
pakai baju kaya apa kok bisa kejadian seperti itu?” Atau berkata, “Memangnya kamu ngga bisa berteriak minta tolong?”
Percayalah
bahwa untuk terjadinya pelecehan seksual, korban tidak perlu melakukan apa-apa.
Mereka mungkin bahkan sudah berhati-hati dan juga merasakan tanda bahaya ketika
pelaku mendekati mereka. Jadi, jangan perburuk trauma mereka dengan sikapmu kepadanya ya.
5# Bantu pasanganmu untuk mendapatkan pertolongan professional
Para
korban pelecehan seksual kadang tidak tahu kemana harus mencari pertolongan, bahkan mereka merasa malu, trauma dan takut untuk mencari pertolongan.
Sebagai
pasangan yang mencintai dan peduli kepadanya, doronglah dia untuk mencari
pertolongan professional seperti konselor, psikolog atau bahkan psikiater untuk mengalami pemulihan.
Kamu
bisa mulai dengan memberitahu dia bahwa tidak perlu malu untuk mencari
pertolongan, dan bahwa kamupun tidak merasa malu atas apa yang dia alami. Ungkapkan bahwa kamu bangga kepadanya karena dia mau berjuang untuk mengalami pemulihan.
6# Jalanilah terapi bersama
Tawarkan
kepadanya untuk menjalani terapi bersama sebagai pasangan suami-isteri. Hal ini
bukan hanya menjadi dorongan semangat bagi dia, namun juga menjadi kesempatan
bagi kamu untuk memiliki sudut pandang dan pengertian lebih baik lagi tentang apa yang ia alami dan rasakan.
Sadarilah
bahwa terapi ini bukanlah jalan pintas untuk mengalami pemulihan, hal ini butuh
waktu yang panjang. Jadi butuh kesabaranmu, dan juga waktumu untuk terus mendampinginya.
7# Buatlah kesepakatan tentang hubungan seks kalian
Ya,
kejadian itu pasti akan mempengaruhi hubungan seks kalian. Pasanganmu mungkin
karena kejadian itu mengalami trauma, atau ia merasa tidak percaya diri dengan
tubuhnya. Bisa juga ia mengalami pemicu kepada traumanya saat disentuh dibagian tubuh tertentu.
Dalam
masa pemulihan ini, kalian harus membangun komunikasi yang terbuka. Ijinkan dia
memberikan batasan atau hal-hal yang dia tidak inginkan dalam hubungan intim kalian.
Bawa
masalah ini juga dalam terapi dengan psikolog sehingga bisa menemukan jalan keluarnya. Jangan merasa malu atau menganggapnya tabu.
8# Temukan keintiman dalam bentuk lain
Ya,
keintiman bukan hanya bicara tentang seks. Temukan bahasa cinta pasanganmu dan
juga dirimu. Carilah cara lain untuk mengungkapkan rasa sayang satu sama lain, mungkin itu pelukan, kata-kata penyemangat, atau waktu special bersamanya.
Jangan
biarkan trauma, membuat hubungan kalian berjarak. Teruslah jalin komunikasi
yang terbuka, jangan mudah tersinggung dengan apa yang ia lakukan atau katakan.
Ijinkan kasih Tuhan menjadi pengikat hubungan kalian, sehingga kalian terus
bisa saling mengampuni dan mengerti satu sama lain.
Percayalah bahwa Tuhan hadir dalam masa-masa sulit itu, sebab Dia tidak pernah meninggalkan kalian. Bahkan, Tuhan mampu memakai kejadian menyakitkan tersebut, menjadi sebuah kesaksian yang indah, sehingga Tuhan dimuliakan.
Apakah saat ini kamu sedang mengalami masalah seperti di atas, kamu bisa hubungi SAHABAT24 yang siap untuk mendengarkan curhatan kamu, yuk hubungi
Baca juga :
Katakan ‘Tidak’ Pada 5 Kalimat Ini, Jika Ingin Melayani Teman Yang Alami Pelecehan Seksual
5 Cara Hindarkan Anak dari Tindakan Pelecehan