China Larang Gereja Adakan Sekolah Minggu, Umur 18 Tahun Ke Bawah Dilarang Beribadah
Sumber: Express.co.uk

Internasional / 5 September 2019

Kalangan Sendiri

China Larang Gereja Adakan Sekolah Minggu, Umur 18 Tahun Ke Bawah Dilarang Beribadah

Puji Astuti Official Writer
3106

Firman Tuhan memerintahkan agar umat Tuhan mengajarkan kebenaran Firman Tuhan sejak mereka masih kecil, dimanapun mereka berada. Itu sebabnya gereja menyadari pentingnya pelayanan anak dan sekolah minggu untuk anak, namun di China sebuah aturan baru dikeluarkan dimana gereja dilarang menyelenggarakan Sekolah Minggu dan anak-anak dibawah usia 18 tahun dilarang beribadah.

Hal ini adalah upaya menyindikan masyarakat China agar mereka tetap setia kepada paham komunisme, yang merupakan ideologi negara tersebut.

“Semua orang boleh ke gereja, tetapi gereja tidak boleh menginjili (mengajarkan Firman Tuhan-red) kepada siapapun yang berumur di bawah 18 tahun,” demikian ungkap Erik Burklin, direktur organisasi China Partner kepada Fox News.

“Tapi sebenarnya saya melihat banyak anak muda pergi ke gereja, bahkan setelah aturan ini dikeluarkan. Tantangan bagi pemerintah (China-red) adalah bagaimana menerapkan aturan ini,” demikian tambahnya.

Menurut Burklin yang berasal keluarga misionaris, pendeta-pendeta di China mengalami tekanan keras dari pemerintahan Presiden Xi Jinping yang saat ini berkuasa. Gereja-gereja ditutup, pendeta-pendeta ditangkap, sekolah-sekolah ditutup dan anak-anak diinterogasi tentang kebiasaan membaca orang tua mereka.

“Alkitab mengatakan didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanyapun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu,” demikian uangkap juru bicara Voice of the Martyrs Amerika, Todd Nettleton kepada Mission Network News.

“Pemerintah China, para pemimpin Partai Komunis, sangat menyadari hal ini juga dan mereka ingin melatih anak untuk menjadi seorang komunis yang baik,” demikian jelas Todd.

China Partner sendiri yang selama ini melatih pemimpin gereja untuk pelayanan anak remaja memutuskan untuk menghentikan sementara pelayanan mereka hingga - atau jika – terjadi perubahan di China.

Walau demikian , menurut Erik umat Kristen di sana tidak berhenti melayani anak dan remaja, sebab mereka percaya mereka sedang melayani Tuhan yang hidup, bukan pemerintah, walau mereka tetap menghormati hukum yang berlaku di sana.

“Tuhan yang memegang kendali, Tuhan mengasihi masyarakat China, dan sekalipun dengan semua yang terjadi ini, gereja akan terus bertumbuh,” demikian Erik percaya.

Ia juga merujuk kepada pernyataan Yesus dalam Matius 16:18, “..di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.”

Kita sebagai umat Kristen percaya akan hal ini, bahwa dalam penganiayaan kabar Injil akan semakin tersebar, iman umat percaya semakin kuat dan gereja akan semakin berkembang. Dalam setiap generasi dan jaman, hal ini telah terbukti, dan kita percaya bahwa hal ini juga sedang terjadi di China juga.

Mari berdoa bagi umat Kristen di China agar mereka tetap teguh, dan agar anak-anak dan remaja di sana semakin mencintai Kristus dan Firman-Nya sehingga mereka bertumbuh dalam pengenalan mereka kepada Tuhan. 

Baca juga : 

China Bantah Tuduhan Amerika Bahwa Mereka Telah Melakukan Persekusi Keagamaan

Menlu Amerika Mike Pompeo, Serukan Ajakan Berdoa Bagi Umat Kristen Teraniaya di Iran

Sumber : Foxnews
Halaman :
1

Ikuti Kami