Pemimpin Lintas Agama di Negara Ini Kecam Perdana Menteri Karena Setujui Suntik Mati
Sumber: job.like

Internasional / 30 August 2019

Kalangan Sendiri

Pemimpin Lintas Agama di Negara Ini Kecam Perdana Menteri Karena Setujui Suntik Mati

Lori Official Writer
2422

Para pemimpin agama di negara bagian Australia menyampaikan kecaman terhadap Perdana Menteri Mark McGowan dan anggota parlemen Australia bagian karena menyetujui undang-undang praktik suntik mati atau euthanasia.

Melalui sebuah surat, para pemimpin agama yang terdiri dari Muslim, Yahudi, Sikh dan Kristen ini menyampaikan penolakan mereka terhadap undang-undang tersebut.

“Martabat manusia dihormati dengan menjalani kehidupan, bukan dengan membunuhnya. Meskipun tindakan itu secara aktif dilakukan untuk mengakhiri hidup seseorang yang sakit dengan dimotivasi oleh rasa sayang, belas kasih yang sejati memotivasi kita untuk tetap bersama mereka yang sekarat, memahami dan mendukung mereka melalui waktu yang mereka butuhkan, daripada sekadar menyetujui permintaan untuk mengakhiri hidup mereka.

“Memang benar untuk menghilangkan rasa sakit, tapi tetap tidak dibenarkan untuk mengakhiri hidup orang itu. Mengakhiri hidup seseorang secara aktif mewakili pengabaian mereka yang sangat membutuhkan perhtaian dan dukungan kita,” tulis dalam surat penolakan tersebut.

Baca Juga : Nilai Nggak Pantas, Paus Fransiskus Larang Klinik-klinik Katolik Belgia Lakukan Praktik Suntik Mati

Pemimpin agama yang didalamnya juga termasuk Uskup Agung Katolik dan Anglikan Perth, Kepala Rabbi Perth, Ketua Dewan Muslim dan pemimpin Asosiasi Sikh Australia Bagian Barat meminta anggota parlemen untuk menolak undang-undang yang memberi ijin seorang dokter membantu seseorang suntik mati.

“Saat mengakhiri hidup seseorang jadi pilihan, bahkan jika tidak diucapkan, terutama jika hal itu adalah pilihan pengobatan yang disarankan dokter kepada pasien seperti yang diusulkan dalam RUU, apakah pilihan itu akan menjadi harapan?” tulis mereka.

Mereka menilai jika undang-undang itu hanya akan menimbulkan kebingungan kepada masyarakat tentang praktik suntik mati di tengah dunia dimana hampir satu orang dalam sehari memilih untuk bunuh diri sebagai solusi untuk mengakhiri penderitaan mereka.

“Bunuh diri adalah tragedi yang berdampak bukan hanya pada orang yang kehilangan nyawanya, tetapi juga keluarga dan komunitas mereka. Akan jadi kontra-produktif untuk secara sah mendukung segala bentuk bunuh diri saat pemerintah dan kelompok masyarakat kita bekerja keras untuk membujuk orang lain bahwa bunuh diri bukanlah solusi yang tepat,” demikian tertulis.

Surat yang ditandatangani bersama 14 pemimpin agama setempat itu pun berisi desakan kepada anggota parlemen untuk memilih menentang RUU euthanasia, yang sedang diperdebatkan oleh Parlemen Negera Bagian Australia.

“Kami menyimpulkan bahwa Undang-Undang Bagi Sukarelawan Untuk Melakukan Praktik Bunuh Diri 2019 hanya akan mendapat dukungan jika kami yakin beberapa nyawa yang menjalaninya merasa tidak layak hidup,” jelasnya.

Sebelumnya praktik euthanasia ini memang sudah dilegalkan di beberapa negara, salah satunya adalah Belgia. Namun praktik ini mendapat penolakan keras dari Gereja Katolik. Paus Fransiskus sendiri mengeluarkan larangan bagi klinik-klinik kesehatan Katolik untuk menyetujui atau melakukan praktik suntik mati ini terhadap pasien apapun kondisi yang dialaminya.

Sumber : Smh.con.au | Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami