Ketika Tuhan mempercayakan kita sesuatu, itu merupakan sebuah
ucapan syukur dan kehormatan bukan? Misalnya dipercaya untuk memimpin sebuah komunitas sel, gereja, atau mungkin sebuah program TV dan lain sebagainya.
Intinya, apapun yang kita kerjakan dan Tuhan percayakan adalah
sebuah kehormatan dan biarlah segala kemuliaan hanya bagi Dia, itu sebabnya
kita perlu merendahkan hati dalam menjalani kepercayaan ini, dan membuat nama-Nya dikenal melalui apapun.
Sayangnya sebagai anak muda Kristen, kerap sekali kita
melupakan Tuhan dalam menjalani panggilan yang Dia percayakan, dalam menjalani
kepercayaan yang Dia sedang berikan. Bukannya malah menjadikan Tuhan nomor dua,
sementara kitalah yang nomor satu. Akhirnya apa yang kita kerjakan bukannya menyenangkan hati Tuhan tapi memberhalakan dan mengecewakan Tuhan.
Coba kita cek yuk, apakah kita demikian atau nggak.
1.
Soal strategi, kita cenderung berpatokan kepada srategi dan menutup ruang untuk pekerjaan Tuhan
Memang sih, dalam pekerjaan, panggilan, rencana usaha dan
gereja atau komunitas sekalipun, kita perlu sekali membuat sebuah perencanaan
atau strategi, tapi bukan berarti kita harus menghabiskan waktu berjam-jam
hanya memikirkan strategi itu dan membuat perdebatan dengan pikiranmu dan tim atau jemaatmu ya.
Itu berarti kamu hanya mengandalkan strategi dan menjadi korbannya.
Merencanakan sesuatu biar semakin excelent itu sih bagus tapi
masalahnya adalah rencana seperti itu harusnya jangan sampai menghalangi iman
percaya kamu kepada Tuhan. Pastikan untuk memberikan ruang bagi Allah untuk Dia bergerak dalam rencana dan strategi kamu.
2.
Jangan mencari kesempurnaan atas keterampilan kamu, yang ada kamu menjadi sombong.
Ya, sering sekali sebagai anak muda Kristen, kita tidak ingin
kalah dengan kepemimpinan atau hidup orang lain, sehingga akhirnya kita pun sibuk menyempurnakan diri kita sendiri
supaya diakui, lantas hal ini membuat kita sombong dan gagal menggunakan apa
yang kita kerjakan untuk kemuliaan Tuhan, jadinya kita memuliakan keterampilan kita, membanggakan skill kita.
Jangan sampai jatuh ke perangkap ini ya. Tuhan sudah
mengaruniakan kepada kita semua untuk menjadi pelayan-Nya dimana pun dan aspek
apapun yang kita kerjakan. Itu adalah sebuah kehormatan. Itu sebabnya kita
harus menahan diri supaya tidak tergoda membanggakan keterampilan dan kekuatan kita dibanding pekerjaan supernaturalnya Allah dalam hidup kita.
3. Mengejar pencapaian membuat kita hanya fokus kepadanya saja.
Saya pikir, setiap gereja atau setiap hal memiliki pencapaian
sendiri. Misalnya gembala komsel yang harus mendapatkan jiwa-jiwa yang lebih banyak supaya lebih banyak yang diselamatkan serta komsel bisa multiplikasi.
Itu tidak masalah, tapi bukan berarti statistik alias
pencapaian ini malah menentukan suasana hati kamu ya. Jangan sampai deh pokoknya.
Soalnya, ada banyak anak muda yang demikian. Misalnya saya.
Dulu, saya sempat sedih ketika like dan komentar di Instagram
rohani saya sedikit, dan akan kembali semangat membuat design dan perenungan ketika banyak yang like apalagi respost.
Nah, inilah yang harus kita perhatikan dengan seksama, baik dalam pekerjaan dan pelayanan kita.
Pencapaian atau statistik yang banyak bukanlah ukuran dari nilai kamu. Meskipun itu bermanfaat, tapi jangan sampai berlebihan.
Jangan sampai galau hanya karena jiwa-jiwa yang kamu gembalai
masih 5 orang sementara teman sebelah sudah 10 orang. Percayalah bahwa Tuhan mempercayai sesuatu sesuai dengan kapasitas kita.
4. Mendominasi suku-suku tertentu
Ini benar-benar buruk sekali. Dalam Tuhan, kita semua adalah
saudara. Sangat kejam rasanya jika kita mengutamakan suku kita dalam sebuah
pekerjaan, atau mengutamakan umat Kristen dalam perihal sesuatu, dan mengabaikan agama atau suku lain.
Bahkan sangat egois rasanya ketika kita hanya akan bangga ketika komunitas kita dipenuhi orang chines atau suku tertentu saja.
BACA JUGA :
Sahabat Jadi Cinta? Jangan Langsung Dipacarin Sebelum Cek Kembali Hal Ini. Penting!
Hal-hal seperti ini jangan sampai terjadi ya. Aliansi seperti
ini bukan sesuatu yang patut kita tiru. Tuhan bisa memakai siapa saja untuk
komunitas dan perusahaanmu jadi jangan terlalu mendominasi ya, karena itu bukanlah sifat yang Yesus ajarkan.
5. Mengharapkan lebih sampai melakukan apapun untuk mendapatkan itu.
Dalam pekerjaan, adalah normal jika kita menginginkan sesuatu
yang lebih dalam pencapaian atau target kita, tapi jangan sampai itu membuat
kita tidak menghargai hal kecil yang Tuhan berikan dalam pekerjaan atau hidup kita ya.
Karena jika kita melulu begitu, maka kita tak akan pernah mengalami kebahagiaan apalagi rasa cukup.
Lakukanlah segalanya untuk kemuliaan Tuhan dengan apa yang
sudah diberikan kepada kamu, maksimalkan tanpa harus mengeluh dan merasa apa yang kamu kerjakan tidak berguna.
Misalnya anak-anak di komselmu. Jangan terlalu berlarut dalam
kesedihan dan mundur dalam pelayanan ketika salah satu anak yang kamu didik
melakukan dosa atau lari dari Allah. Teruslah melayani Tuhan dan lakukan yang terbaik buat yang lain. Tuhan akan melakukan bagiannya.
Itulah 5 hal yang harus kamu belajar dalam hidup ini.
Jadikanlah Tuhan poros dalam segala sesuatu yang kamu lakukan. Jangan
menyimpang dan menjadikan kekuatanmu berhala dan menggeser posisi Tuhan dalam
hidupmu. Percayalah bahwa Dia akan menyertaimu.