Lagi dan Lagi, Gadis Ini Disiksa Oleh Keluarganya Lantaran Tidak Mau Menyangkal Yesus!

Internasional / 28 August 2019

Kalangan Sendiri

Lagi dan Lagi, Gadis Ini Disiksa Oleh Keluarganya Lantaran Tidak Mau Menyangkal Yesus!

Naomii Simbolon Official Writer
2053

Lagi dan lagi, seseorang hanya mengalami penolakan karena memeluk agama Kristen.

Seorang gadis berusia 12 tahun asal India ini dipukuli dan diusir oleh keluarganya lantaran dia  menjadi Kristen. Orangtuanya yang adalah Hindu, menyuruh dia untuk menyangkal Yesus, tetapi sayangnya dia tidak mau melakukannya.

Kepada pengawas penganiayaan Open Doors USA, Saree membagikan kisahnya. Dia menceritakan kisahnya sejak kecil, bagaimana teman-teman mengejeknya dengan segala kekurangan yang dia miliki, dan bagaimana dia dijauhi dan dibenci oleh teman-teman seusianya hingga akhirnya dia memutuskan menemui para dukun untuk menyembuhkannya.

"Saya diintimidasi di sekolah karena saya tuli. Mereka membentak saya dan berkata, 'Kamu tuli!' Itu membuatku sedih sekali. Kami pun pergi ke rumah sakit, ke kuil-kuil Hindu bahkan ke orang-orang yang memiliki sihir. Tapi tak satupun yang bisa membantu," katanya.

Sampai usia 11 tahun, Saree masih tetap mengalami kelainan di telinganya. Hingga suatu hari, salah satu bibinya, yakni orang yang taat dan takut Tuhan mengajaknya untuk pergi ke gereja bersama.

"Anggota keluargamu bukan orang yang percaya kepada Allah yang benar. Tapi saya, ikutlah bersamaku. Tuhanku akan menyembuhkanmu," begitu kata bibi Saree.

Akhirnya karena sudah melakukan semua cara, Saree pun tak memiliki pilihan lain selain mencoba mengikuti jejak bibinya.

Saree mengenang bagaimana dia menginjakkan kaki di gereja untuk pertama kalinya.

"Orang-orang menyanyikan lagu, dan pendeta mengajarkan Firman Allah. Saya mendengarkan sedikit suara, jadi saya bisa mengerti sedikit tentang apa yang dikatakan dan apa yang dinyanyikan. Lagu-lagu itu membuatku bahagia," kenangnya.

Menurut kesaksian Saree, keajaiban terjadi ketika pendeta dan para pendoa mendoakannya setelah selesai berkotbah.

"Pertama, mereka memanggilku ke depan. Saya agak takut dan sebenarnya ingin lari menjauh. Tapi saya harus pergi. Sementara mereka berdoa, saya bisa mendengarkan suara. Perlahan, suaranya semakin menjadi keras. Saya juga merasakan sesuatu datang kepada saya, dan semakin dekat. Itu adalah hadirat Tuhan. Kemudian suaranya menjadi semakin jernih dan saya bisa mendengar semuanya. Saya sangat tenang," katanya

Setelah doa itu, bibinya Saree akhirnya mengenalkan gadis itu tentang Yesus, dan sebuah langkah yang akhirnya membuat keluarganya marah.

"Tuhanmu bukan Tuhan kami. Kami nggak akan percaya kepada Tuhanmu. Orang-orang di gerejamu juga mati. Jadi kami nggak akan pernah pergi ke gereja itu," kata ibu Saree sambil marah kepada bibinya Saree.

Sejak dari hari itu, ibu Saree selalu memperingatkan Saree untuk tidak pergi ke gereja lagi, "Penduduk desa bisa memotong kita. Kami nggak bisa membeli makanan atau minuman apapun lagi, dan nggak akan ada orang yang mau bicara dengan kami," katanya.

Meski dilarang, secara diam-diam, Saree tetap pergi beribadah ke gereja. Sampai pada akhirnya, kakak kandungnya mengetahui ini dan melaporkan kepada orangtuanya. Dari situlah, Saree mulai disiksa dan diperlakukan kasar oleh orangtua dan saudara kandungnya.

"Dia dan ayahku memukuliku dan menyeretku ke rumah. Suatu kali, saya membawa Alkitab. Dia mengambilnya, melemparkannya ke lumpur dan memukuliku dengan tongkat. Kemudian, aku mengambil Alkitab tersebut, membersihkannya dan memberikannya kepada temanku untuk disimpan untukku."

Tidak berhenti disana, kekerasan fisik terus terjadi kepada Saree setiap kali dia pergi ke gereja. Sampai akhirnya, dia ditendang dengan keras, dan diusir dari rumah.

"Sekitar 3 bulan lalu, mereka muak denganku. Adik lelaki dan ayahku  berteriak,' Jika kamu terus pergi ke gereja, maka kami akan menghukum kamu!' Mereka memukuli dan menendangku dengan begitu keras. Kemudian mereka memberiku beberapa pakaian dan mendorongku keluar. Ayahku berkata, "Kamu bukan putri kami lagi."

Sayangnya, ketika Saree berjalan keluar dari rumah menuju rumah bibinya, ditengah jalan ibunya bertemu dengannya dan menyeretnya kembali pulang ke rumah lagi.

Di rumah, Saree kembali dipukul oleh ibu dan saudara laki-lakinya yang berusia 22 tahun sambil menyuruhnya meninggalkan Yesus.

"Tinggalkan Yesus Kristus!"teriaknya sambil memukuli Saree dengan tongkat dan menampar dengan sepatu.

 

Mengalami hal yang mengerikan itu, Saree tetap menolak dan karena takut akan nyawanya, dia pun melarikan diri dan pergi menemui bibinya dan tinggal disana.

Sekarang, Saree sudah 12 tahun, dia begitu merindukan keluarganya, dan mengaku bahwa dia tetap mencintai keluarganya meskipun mereka tidak menerima Saree.

Setelah kepergian Saree dari rumah, dia sempat pergi menemui kedua orangtuanya. Tetapi sayangnya, ayahnya tidak mau berbicara kepada Saree. Hanya ibu dan kakak perempuannya lah yang mau bicara dengannya.

Meski demikian, kepada Open Doors Saree berkata bahwa Tuhan adalah kekuatannya. "Allah telah berfirman, bahwa Dia tidak akan meninggalkan umatnya," katanya.

BACA JUGA :

Singgung Tentang Joshua Harris, Teolog Ini Desak Orang Kristen Mempertahankan Imannya!

"Saya selalu merenung tentang persekutuan di hari Minggu. Setiap kali saya merasa tertekan, saya selalu berpikir tentang persekutuan. Seorang saudari saya di gereja memberitahu saya ,' Jangan tinggalkan Yesus Kristus. Kita selalu disini untukmu,' Ia menguatkan saya dari Firman Tuhan dan ia memotivasi saya.," lanjutnya.

Menurut Open Doors USA 2019 World Watch List, India menduduki peringat ke 10 sebagai negara terburuk di dunia dalam hal menganiaya umat Kristen.

Selain itu, Open Door USA juga mencatat bahwa orang yang bertobat pindah agama, akan terancam hukuman keras, termasuk penangkapan, serangan bahkan kematian.

Nggak cuma itu, pelaporan tentang kekerasan fisik maupun kekerasan seksual hingga pembunuhan anak semakin naik tahun demi tahun di India.

"Mereka sering dianiaya bukan karena keyakinan mereka sendiri tapi keyakinan orangtua mereka."

Dikutip dari Christiantpost, pada bulan Desember, seorang pendeta India mengungkapkan bahwa gerombolan 300 ekstrimis Hindu meneror anak-anak Kristen dan mengancam akan memukuli mereka karena menghadiri sekolah Minggu.

Menyedihkan sekali ya kehadiran orang Kristen ini. Tapi percayalah bahwa mereka akan mendapatkan upah dari Allah. Mari terus berdoa agar mereka diberikan kekuatan baik secara fisik terutama iman. Semakin mereka disiksa makan semakin nama Tuhan dipermuliakan. Amin.

 

 

Sumber : christianpost/ jawaban
Halaman :
1

Ikuti Kami