Atas Nama Anak-anak Papua, Pendeta Ini Minta Maaf dan Menemui Gubernur Surabaya

Nasional / 27 August 2019

Kalangan Sendiri

Atas Nama Anak-anak Papua, Pendeta Ini Minta Maaf dan Menemui Gubernur Surabaya

Naomii Simbolon Official Writer
2529

Terkait aksi kerusuhan yang terjadi di depan Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya beberapa waktu lalu,  sejumlah perwakilan dari Persekutuan Gereja di Papua dan Papuar Barat mendesak gubernur Surabaya supaya para siswa disana bisa kembali melanjutkan kuliah mereka.

"Mahasiswa Papua bisa kuliah lagi dengan harapan suatu saat mereka kembali ke Papua maupun Papua Barat bisa membangun bersama dengan masyarakat," ujar Ketua Umum Persekutuan Gereja se-Kota Jayapura, Pendeta Yan Piet Wambrauw usai bertemu dengan Gubernur Jawa Timur yakni Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin ( 26/08/19) lalu.

Dikutip dari Antaranews, dalam pertemuan tersebut Kapolda Jartim Irjen Pol, Luki Hermawan dan beberapa kepala OPD Pemprov Jawa Timur juga hadir. Nggak cuma itu, ternyata beberapa perwakilan pemuka agama wilayah Jatim juga pada hadir.

Ketua Umum Persekutauan Gereja se-kota Jaya Pura sangat menyayangkan kejadian yang terjadi di Surabaya yang menimpa mahasiswa Papua tersebut. Itulah sebabnya, Pendeta Yan Piet Wambraw dan beberapa orang mendatangi Surabaya dan bertemu langsung dengan Gubernur Jawa Timur untuk mendengarkan penjelasan terkait peristiwa tersebut.

Pendeta Yan Piew Wambrauw pun menyerahkan masalah ini kepada pihak yang berwenang dan sangat berharap agar aparat di kota Surabaya benar-benar menyelesaikan masalah rasis ini dengan baik tanpa merugikan siapapun. Mereka sepenuhnya menyerahkan

"Kami sangat berharap bahwa pihak aparat memproses hal ini, karena ada yang menyangkut hukum seperti ada tindakan-tindakan yang sedang dalam proses, dan itu ranah hukum dan bidang kepolisian yang mengaturnya, "ucap pendeta Yan.

Tidak hanya itu, kedatangan para Persekutuan Gereja di Papua dan Papuar Barat ke Surabaya tersebut menginginkan supaya Surabaya dan Jawa Timur bertumbuh dan menjadi role model untuk menyelesaikan masalah rasisme di Indonesia. Mereka juga berharap supaya pemerintah Surabaya menjadi orangtua bagi mahasiswa lain yang sedang menuntut ilmu ke Surabaya, terutama mahasiswa dari Papua .

Lebih menariknya lagi, kedatangan para perwakilan pendeta tersebut membawa sebuah ucapan maaf mewakili  anak-anak Papua yang sempat membuat masyarakat tidak nyaman, termasuk dalam peristiwa tersebut.

"Kami pada pendeta meminta maaf atas peristiwa itu, dan kiranya semuanya bisa selesai dengan baik," katanya.

Melalui pertemuan ini, Gubernur Jatim yakni Khofifah Indar Parawansa berharap komunikasi antar pemuka agama Papua semakin kuat dengan Pemprov Jatim dan elemen masyarakat lainnya. Nggak cuma itu, juga semakin kuatnya kebersamaan dan komunikasi antara mahasiswa Jatim dan juga warga Papua.

"Kami bersyukur pendeta dari Jayapura, Manokwari dan Sorong berkenan hadir disini. Kami sampaikan kepada para pendeta bahwa komunikasi sesungguhnya sangat baik selama ini."

Selain itu, pada pertemuan ini, gubernur sekaligus ketua umum PP Muslimat NU surabaya tersebut diberi kenang-kenangan oleh para pendeta, yaitu berupa tas tradisional masyarakat Papua.

Marilah terus berdoa buat bangsa ini, supaya dengan segala kerendahan hati, sikap rasisme semakin terkikis dan saling toleransi karena Indonesia adalah satu, dan kita semua adalah ciptaan Allah yang sama. Jangan berhenti di kamu ya, terus berdoa dan bagikan ke teman-teman kamu.

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami