Mengenal William Carey, Bapak Gerakan Misionaris Moderen dan Karyanya Untuk Kekristenan
Sumber: https://i.pinimg.com/originals/3e/62/04/

Internasional / 26 August 2019

Kalangan Sendiri

Mengenal William Carey, Bapak Gerakan Misionaris Moderen dan Karyanya Untuk Kekristenan

Puji Astuti Official Writer
8683

Di akhir bulan ini, Jawaban,com mengajak visitor untuk mengenal salah satu tokoh Kekristenan legendaris yang lahir  di bulan Agustus, yaitu William Carey. Misionaris asal Inggris ini lahir tepat pada 17 Agustus 1761. 

William Carey adalah anak pertama dari lima bersaudari dari Edmund dan Elizabeth Carey. Ayahnya adalah seorang kepala sekolah di desanya dan juga juru tulis gereja. William bertumbuh menjadi anak yang cerdas dan tertarik dengan ilmu pengetahuan alam, lebih spesifik adalah botani dan juga memiliki talenta dalam bidang bahasa, ia belajar otodidak bahasa latin. 

Ketidakpuasan dengan gereja

Di usia 14 tahun, ayahnya menyuruh William untuk magang kepada seorang tukang sepatu di desa tetangga, yaitu kepada Clarke Nichols yang juga seorang rohaniawan. Disana ia bertemu dengan seorang anak magang lainnya, yaitu John Warr seorang Dissenter (orang yang tidak sepaham dengan gereja resmi Inggris saat itu). John banyak memberikan pengaruh kepada William dan membawanya untuk menjadi seorang Dissenter dan dikemudian hari membangun jemaat sendiri. 

Ketika gurunya Clarke meninggal, William menjadi seorang tukang sepatu di dekat Hackleton, disana dia bertemu dengan Dorothy Plackett yang kemudian menjadi istrinya.  Namun profesi seorang tukang sepatu saat itu tidaklah mudah, penghasilannya sangat kecil. Hal itu membuat keluarganya hidup dalam kemiskinan, bahkan anaknya yang berusia 2 tahun saat itu akhirnya meninggal dunia. 

Walau demikian William Carey saat itu sepertinya sudah memiliki tujuan hidup, sehingga tidak putus asa.  “Aku bisa bersusah payah, aku bisa bertahan dengan pengejaran yang pasti,” demikian tulisnya kala itu. 

Saat itu William terus belajar bahasa, yaitu Ibrani dan Latin, ia kemudian bahkan menjadi pengkhotbah di Particular Baptists. Selain itu ia juga mempelajari tentang hubungan internasional, terutama kehidupan keagamaan dan budaya lain. 

Ketertarikan dengan gerakan misionaris

William Carey saat itu sangat kagum dengan gerakan misionaris Moravian, dan sangat kecewa dengan rekan-rekannya di gereja Protestan yang kurang tertarik dengan misi. Merespon hal tersebut ia menulis sebuah buku berjudul “An Enquiry into the Obligations of Christians to Use Means for the Conversion of the Heathens.”  

Dalam buku ini William Carey berargumentasi bahwa Amanat Agung Yesus adalah perintah yang berlaku kepada semua orang Kristen di semua zaman, dan dia mencela orang percaya di waktu itu yang mengabaikannya. 

“Banyak orang duduk dengan tenang dan tidak peduli pada sebagian besar sesama mereka orang berdosa, yang sampai pada hari ini, tersesat dalam ketidaktahuan dan penyembahan berhala,” demikian tulisannya. 

Memulai pelayanan misi

William Carey akhirnya berhasil mengatasi penolakan terhadap gerakan misi dan pada Oktober 1792 mendirikan Baptist Missionary Society bersama Andrey Fuller, John Ryland, dan John Sutcliff. Seorang misionaris medis, Dr. John Thomas akan ke India dan melakukan penggalangan dana di Inggris, William bersedia mendukung pelayanan John dan bahkan menemaninya ke India

Tantangan dalam ladang misi

Isteri William kemudian menyusul ke India pada Oktober 1993 setelah melahirkan anak ke empat mereka, dan mendarat di Kalkuta pada bulan November. Di awal-awal pelayanannya di Kalkuta, William Carey harus membiayai kehidupan dan pelayanannya sendiri. Ia akhirnya bertemu dengan temannya Thomas seorang pemilik pabrik nila yang menawarinya pekerjaan sebagai manager pabrik. Ia dan keluarganya akhirnya pindah ke utara India, di wilayah Midnapore, dan selama enam tahun bekerja di pabrik William berhasil menerjemahkan revisi pertama Perjanjian Baru dalam bahasa Bengali. 

Ia bahkan mulai membuat formula tentang prinsip-prinsip menjadi misionaris, mulai dari kehidupan komunal, keuangan yang mandiri, dan pelatihan terhadap misionaris tentang budaya setempat. 

Karena kematian putranya Peter yang masih berumur lima tahun karena disentri, istrinya Dorothy mengalami gangguan jiwa dan tidak sembuh hingga Dorothy meninggal dunia. Walau menderita gangguan jiwa, William menolak saran temannya untuk membawa Dorothy ke rumah sakit jiwa. Ia tetap merawatnya di rumah walau harus mengalami banyak masalah. 

“Ini adalah lembah bayang-bayang kematian bagiku. Meskipun demikian aku tetap bersukacita karena aku disini; dan Tuhan ada disini,” demikian tulisnya. 

Terobosan dalam pelayanan misi

Pada tahun 1799, William Carey pindah ke wilayah kekuasaan Denmark di Serampoe, karena saat itu Inggris masih menganggap gerakan misionaris adalah illegal. Disana ia bergabung dengan beberapa misionaris lain, William Ward seorang tukang percetakan, serta Joshua dan Hanna Marshman yang berlatar belakang guru. Untuk mendukung pelayanan mereka, William Ward berhasil mendapatkan kontrak percetakan dengan pemerintah. Keluarga Marshman kemudian membuka sekolah untuk anak-anak, dan William Carey mengajar di Fort William College di Kalkuta. 

Pada Desember 1800, setelah tujuh tahun pelayanan misionarisnya, William Carey membaptis orang pertama yang bertobat dari suku asli India, bernama Krishna Pal. Dua bulan setelah itu, William juga menerbitkan Alkitab Perjanjian Baru berbahasa Bengali. Pelayanan William dan teman-temannya menjadi dasar untuk pendidikan moderen di wilayah Bengali.  

Dorothy kemudian meninggal pada tahun 1807, setelah sebelumnya melahirkan putra bungsunya bernama Jim Carey. Satu tahun kemudian, William menikah lagi dengan Charlotte Rhumohr, seorang wanita berkebangsaan Denmark yang juga anggota jemaat gerejanya. Mereka menikah selama 13 tahun, kemudian Charlotte meninggal pada tahun 1821. Pada tahun 1823, William Carey kembali menikah, kali ini dengan seorang janda bernama Grace Hughes. 

Warisan abadi seorang bapak misionaris moderen

Dari tahun 1800an hingga 28 tahun kemudian, William Carey melakukan banyak hal besar seperti menerjemahkan Alkitab kepada beberapa bahasa mayoritas: Bengali, Oriya, Marathi, Hindi, Assamese, dan Sanskrit, dan beberapa bagian ke 209 bahasa dan dialek lain. 

Selain dalam penerjemahan Alkitab, William Carey juga membuat perubahan sosial di India dengan penghapusan pengorbanan anak, pembakaran para janda ketika sang suami meninggal (sati), dan bantuan untuk bunuh diri. Pada tahun 1818, dia dan keluarga Marshman juga mendirikan Serampore College, sekolah teologi bagi orang India, yang hingga sekarang menawarkan pendidikan teologi dan seni liberal untuk sekitar 2.500 mahasiswa. 

Hingga hari William Carey meninggal dunia, yaitu selama 41 pelayanan misi di India, dirinya berhasil mempertobatkan 700 orang. Walau demikian karyanya sudah memberikan dasar yang kuat untuk penerjemahan Alkitab, pendidikan dan perubahan sosial di masyarakat India. 

Apa yang ia kerjakan juga terus menginspirasi generasi misionaris selanjutnya yang lahir di abad ke sembilan belas seperti Adoniram Judson, Hudson Taylor dan David Livingstone. Salah satu pernyataannya yang terkenal adalah “Harapkan hal besar; Cobalah lakukan hal besar.” Banyak gerakan misionaris di abad ke sembilan belas lahir dari semangat pernyataan William Carey ini. 

Baca juga : 

Pernah Diremehkan? William Carey Sebagai Tokoh Penginjil Dunia Juga Pernah, Lho

Misionaris Ini Rela Korbankan Nyawa Demi Jangkau Tana Toraja Dengan Injil

Sumber : Jawaban.com
Halaman :
1

Ikuti Kami