Ditinggal Ayah Sejak Kecil Bikin Trauma Sama Pernikahan?  Kamu Wajib Banget  Baca Ini!
Sumber: Medical Daily

Single / 23 August 2019

Kalangan Sendiri

Ditinggal Ayah Sejak Kecil Bikin Trauma Sama Pernikahan? Kamu Wajib Banget Baca Ini!

Naomii Simbolon Official Writer
3485

Setelah menjalani hubungan dengan beberapa pria, dan memberi hati untuk benar-benar serius ke jenjang pernikahan, semua selalu berujung pahit. Apakah kamu pernah merasakannya, atau mungkin temanmu?

Atau mungkin kamu memiliki ayah yang suka memukuli mama kamu, pernikahan mereka sangat ricuh, dan ayahmu meninggalkanmu dan mamamu dan menikah dengan orang lain. Alhasil sudah berusia 35 tahun, kamu tak kunjung memiliki pacar, dikenalin teman malah menolak, ada yang suka sama kamu, malah sikapmu sangat dingin, kamu tidak ingin bergaul dengan pria, dan kamu begitu benci jika sudah membahas pernikahan.

"Hey, kamu kok belum menikah sih? Pacarmu mana?"

"Apaan si lo? Ada bahasan lain nggak sih selain pacar. Emangnya hidup ini harus menikah ya? Nikah mahal-mahal juga belum tentu awet kakek nenek. Semua pria sama aja. Jangan bahas gitu sama gue ah!"

Jika kamu alami hal-hal seperti ini, tandanya kamu sudah terkena gejala trauma bahkan fobia kepada cowok. Yah, ini bukan berita baru lagi bukan? Di masyarakat millenial sekarang ini, ada banyak yang demikian.

Jika trauma seperti ini melulu dibiarkan, maka hal-hal buruk bisa terjadi. Misalnya :

1. Karena memang butuh perhatian, dan kasih sayang, akhirnya kamu mengelilingi dirimu dengan wanita, bahkan kamu bisa menjadi suka kepada mereka, dalam arti 'pasangan.'

Dikutip dari Tribunnews, psikolog Renny Permataria SPsi Psi mengatakan bahwa salah satu dampak trauma yang dialami oleh seseorang ketika kecil, misalnya melihat ibunya disakiti oleh sang ayah baik fisik maupun tidak, trauma ditinggal nikah terus sama pria adalah menjadi lesbian.

Hal itu karena secara tidak sadar, kamu berusaha menanam sebuah nilai untuk menjadi wanita tangguh. Akhirnya kamu berusaha kuat dan ingin melindungi para wanita, kamu mengelilingi diri dari wanita, dan akhirnya kamu menjadi suka kepada mereka bahkan memacari mereka.

Selain itu, sebagai manusia kan, kita butuh diperhatikan dan dikasihi juga. Sementara tidak ingin mendapatkannya dari pria lantaran trauma, akhirnya kamu mengasihi wanita dan berharap dia memberimu hal yang serupa.

2. Kamu menjadi wanita yang suka gonta-ganti pria

Bukannya memikirkan menikah, kamu malah ingin memberi pelajaran kepada pria dengan gonta-ganti.

Pacaran sana sini, jalan dengan pria sana dan sini, memberi kasih sayang kepada mereka lalu meninggalkan dan menyakiti mereka. Kamu beranggapan bahwa pria itu tidak layak dicintai dengan serius, melainkan hanya sebagai permainan saja.

Ketika saya di Batam, saya sempat ngobrol dengan seorang perempuan di sebuah cafe. Dia adalah teman dari temanku yang ingin kulayani. Dari cerita yang saya dengar tentangnya, dia memperjual belikan dirinya dengan melakukan seks bebas, demi uang. Bahkan beberapa kali dia menipu pria.

Dia ingin menikah, tapi dia tidak tahu harus menikahi siapa. Karena dia merasa tidak satu pria yang dapat dipercaya.

3. Sampai tua tidak menikah, dan memutuskan hidup begitu saja

Dibilang lesbian sih nggak, di bilang playgirl juga nggak. Tapi salah satu dampaknya adalah dia menjadi insecure terhadap dirinya. Melakukan rutinitas tanpa memikirkan soal pernikahan apalagi pasangan.

Secara kasat mata, tampaknya sudah tak ada rasa cinta atau perasaan dengan pria. Semua pria yang dilihat sama saja, tidak ada yang membuatnya terkesan. Sehingga dia hanya menganggap semua pria sebagai teman, dan hidup apa adanya.

Kalau begini mulu, maka tidak akan maju dan kamu tidak akan menikah.

Jadi, kamu memang harus sembuh. Gimana caranya ? Cobak simak dibawah ini!

BACA JUGA : 

Move On Memang Sulit. Tapi Kalau Nggak Move On, Kapan Nikahnya Dong? So, Move On Yuk!

1. Melihat pria dari perspektif yang berbeda

Orang yang trauma cenderung melihat pria 'sama saja.' Sekarang, cobalah ubah perspektif itu dengan cara merendahkan hatimu dan coba mengenali pria satu persatu, berteman dengan mereka dan benar-benar banyak ngobrol dengan mereka.

Tapi, pastikan kamu berada dalam sebuah komunitas yang benar, yang dimana pria-pria disana tidak seburuk pria yang ada di diskotik dan lain sebagainya.

Pergilah ke gereja, gabunglah dengan komunitas disana.

"Tapi kan usiaku udah 35 tahun. Disana kan masih muda semua."

Loh, siapa bilang? Ada kok beberapa gereja yang isi komunitasnya yang seusia kamu. Nggak cuma kamu kali yang sudah tua. Ada banyak yang belum menikah di usia itu dan tergabung dalam komunitas gereja.

Cobalah mengenali gaya pacaran seseorang teman di gerejamu

Ini cara yang patut kamu lakukan. Ajaklah bicara dan bercerita teman-temanmu yang sudah memiliki pacar. Mintalah mereka bercerita tentang pacar mereka, orangtua mereka yang baik, dan bagaimana mereka bisa demikian. Mungkin kamu akan melihat sesuatu yang berbeda dari sana, dan mungkin kamu tidak akan membenci seorang pria lagi. Ini juga bisa kamu lakukan kepada mereka yang sudah menikah ya. Belajar dan mendengarkan lebih banyak.

Dengan melakukan 2 hal di atas, percayalah bahwa pelan-pelan perspektif kamu akan berubah tentang pria, tentang pacaran dan tentang pernikahan. Kamu akan tahu bahwa tidak semua pria di dunia ini sama, dan ada hal yang harus dilakukan untuk mendapatkan pria yang benar-benar baik, tidak seperti mantanmu ataupun orangtuamu.

2. Temui psikolog atau mentor rohanimu dan mintalah bimbingan darinya

Untuk sembuh itu, tidak gampang. Sekali dua kali bertemu psikolog atau mentor rohani, belum tentu sembuh loh!

Untuk bisa benar-benar sembuh dari trauma, kamu harus sembuh dari dalam. Luka batinmu harus di balut dulu biar nggak berdarah-darah terus. Caranya adalah bercerita kepada mentor rohanimu, meluapkan semua kesedihan, kekacauan di hatimu, dan mengizinkan mereka mendengar dan mengenalmu lebih dalam serta memiliki keinginan hati untuk benar-benar bebas, pulih. Setelah itu, mintalah dia mendoakanmu dan berdoalah pemulihan dari Tuhan.

“TUHAN dekat pada setiap orang yang berseru kepada-Nya, pada setiap orang yang berseru kepada-Nya dalam kesetiaan. Ia melakukan kehendak orang-orang yang takut akan Dia, mendengarkan teriak mereka minta tolong dan menyelamatkan mereka.” (Mazmur 145;18-19)

 

Kalau kamu nggak ada teman cerita, kamu bisa hubungi kami di SAHABAT24 : SMS/WA 081703005566 atau telp di 1-500-224 dan 0811 9914 240 bisa juga email ke [email protected] 

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami