Nikahkan Anak di Usia Dini? Ngeri, Inilah Alasan Kebanyakan Orangtua!

Marriage / 22 August 2019

Kalangan Sendiri

Nikahkan Anak di Usia Dini? Ngeri, Inilah Alasan Kebanyakan Orangtua!

Naomii Simbolon Official Writer
3170

Bulan lalu, masyarakat tengah di hebohkan dengan pernikahan dini, antara bocah SMP dengan bocah SD. Apakah kamu sudah tahu tentang berita itu?

Ya, mirisnya pernikahan ini direstui oleh orang tua mereka. Hal ini sontak ramai dibicarakan oleh pada netijen di sosial media.

Menurut informasi yang dicantumkan oleh pemilik Instagram, detik.com mencatat bahwa pernikahan itu terjadi di Desa Ngulak, Sanga Desa Muba pada hari Kamis, 11 Juli 2019 yang lalu. Bahkan pejabat Humas Plres Musi Banyuasin Iptu Nazaruddin pun membenarkan kabar pernikahan tersebut.

Nggak hanya itu, tampaknya pernikahan dini semakin hari semakin merajalela di bangsa ini. Pada tahun 2010 pun, masyarakat Indonesia juga heboh atas pernikahan dini seorang perempuan berusia 12 tahun yang menikah dengan pria berusia 43 tahun.

Mengenai pernikahan dini ini, ada banyak pro dan kontra yang terjadi. Ada yang mendukung dan ada juga yang menolak.

Di negara Indonesia sendiri, pernikahan dini sama sekali tidak diperbolehkan. Karena menurut UUD Perkawainan No 1 Tahun 1974, pernikahan hanya dilakukan oleh pria dengan usia minimal 19 tahun sementara untuk perempuan minimal 16 tahun.

Fakta, kenapa orangtua mengizinkan pernikahan dini.

Agak geram ya ketika tahu orangtua mengizinkan anak-anaknya yang masih bau kencur alias tidak mengerti apa-apa untuk dinikahkan. Tapi meski begitu, ini ada beberapa alasan yang mungkin teman-teman bisa ketahui :

1. Untuk melindungi anak dari berita miring

Tahun lalu, tepat bulan Agustus 2018, seorang ibu asal Bantaeng mengizinkan putrinya (17) dilamar oleh pria berusia 13 tahun.

Salah satu alasan Salaming (ayah Pria) mengizinkan pernikahan tersebut adalah demi melindungi putra dan juga pacarnya dari berita miring atau cercaan para tetangga.

"Karena anak yang sudah ingin menikah, makanya saya nikahkani. Ini juga cara kami untuk terhindar dari cerita miring tetangga dikemudian hari," ujarnya kepada TribunBantaeng.com, Jumat (31/8/2018) malam.

2. Karena anak-anak ingin menikah

Orang tua siapa sih yang ingin anak-anaknya tidak bahagia? Tentu semua orangtua akan melakukan apapun agar anaknya bahagia dan senang.

Nah hal yang sama juga yang terjadi dengan orang tua ML (kelas 6 SD) dan RG (Kelas 2 SMP) ini.

Kepada Detik.news dia mengatakan bahwa anak-anaknya tiba-tiba datang dan meminta nikah, akhirnya mereka restui dan dinikahkan.

"Namanya orang tua, mereka cinta. Dari pada mereka berbuat tidak karuan, zina di luar dan menjadi omongan, lebih baik dinikahkan. Nikah secara agama, sudah sah."

Ada banyak alasan dan fakta mengapa orangtua kadang mengizinkan anak-anaknya menikah dini. Tetapi kalau melihat dari kaca mata kita, tampaknya pernikahan dini sangat buruk sekali untuk mental dan masa depan anak-anak. Pernikahan ini justru akan membuat pernikahan tidak karuan, karena dua orang yang belum matang dan begitu paham tentang hidup pernikahan langsung dinikahkan.

Yah, apapun alasannya, jikalau kamu berniat untuk menikahkan anak kamu yang masih muda, cobalah untuk mengetahui beberapa dampak pernikahan dini ini :

1. Kurangnya kasih dalam pernikahan

Kalau sudah kurang kasih dalam pernikahan, maka suami dan isteri akan mengalami ricuh bahkan KDRT.

Dikutip dari Kompas.com. menurut temuan Plan, sebanyak 44 persen anak perempuan yang menikah dini mengalami kekerasan alias KDRT dengan tingkat frekuensi yang sangat tinggi. Sementara itu, 56 persen lainnya mengalami KDRT dengan tingkat frekuensi rendah.

KDRT bukan hanya bicara kekerasan secara fisik ya, tapi juga secara omongan dan sikap dan lain sebagainya.

Sudah jelas dong, bagaimana tidak? Yang dinikahkan masih muda banget, dan belum mengerti apa-apa serta belum begitu dewasa. Otomatis cara sikapnya pun masih begitu ababil. Coba ingat bagaimana sikap kamu pas duduk SMA? Bisa kamu bayangkan, bagaimana pernikahan yang terjadi bagi anak-anak yang bahkan belum duduk dibangku SMA? Wah!

2. Risiko meninggal dunia

Hidup dan mati memang ada ditangan Tuhan, tapi asal kamu tahu bahwa pernikahan dini merusak kesehatan reproduksi anak perempuan.  Anak yang menikah di usia 10-14 tahun akan rentan meninggal bakan 5 kali lebih besar dari usia 20-25 tahun, entah itu meninggal karena melahirkan atau ketika hamil. Sementara itu, mereka yang menikah di usia 15-19 tahun memiliki kemungkinan 2 kali lebih besar akan meninggal dari mereka yang berusia 20-25 tahun.

Tentu saja dong. Bayangkan masih anak-anak yang dimana tubuh mereka belum sekuat orang dewasa tapi harus membawa bayi dalam rahimnya. Bukankah itu melelahkan dan menyakitkan?

BACA JUGA :

Menikah dan Terluka Selama Bertahun-tahun? Bangkitlah Karena Tuhan Tahu, Kamu Bisa!

3. Terputusnya akses pendidikan

Kalau sudah menikah, gimana caranya melanjutkan sekolah? Selain stres dengan masalah dan sikap pasangan, bagaimana bisa maksimal belajar di sekolah?

Selain itu, ada banyak orang yang menikah dini memutuskan untuk tidak sekolah lagi, mungkin karena malu atau sudah tidak fokus untuk masa depan lebih baik lagi.

Bayangkan berapa banyak anak-anak bangsa yang menikah dini dan kehilangan pendidikan. Bayangkan berapa ribu investasi bangsa ini tidak maksimal atau gagal hanya karena pernikahan dini?

Kesimpulan :

Melihat hal ini, sebagai gereja kita berharap dan kita harus melakukan sesuatu untuk membimbing dan memberikan edukasi tentang pernikahan ke orangtua dan anak-anak dipelosok desa bangsa in. Selain itu, bukankah sudah saatnya kita berdoa buat pemerintah sehingga mereka dengan peka memperhatikan hal ini? Anak-anak bangsa harus diselamatkan dari pernikahan dini, dan diberikan edukasi mengenai pendidikan, pernikahan dan lain sebagainya. Supaya Indonesia maju. Mari terus berdoa buat bangsa ini ya!

 

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami