Soal Kerusuhan Terjadi Di Papua, Sejumlah Tokoh Agama Kristen Ini Angkat Bicara
Sumber: tirto

Nasional / 21 August 2019

Kalangan Sendiri

Soal Kerusuhan Terjadi Di Papua, Sejumlah Tokoh Agama Kristen Ini Angkat Bicara

Inta Official Writer
2769

Pada Senin, 19 Agustus 2019 kemarin, sejumlah bangunan, rumah warga, hingga gedung DPRD Papua Barat dilalap oleh si jago merah. Kerusuhan ini terjadi di Manokwari, Papua Barat yang berawal dari aksi demonstrasi di sana.

Demonstrasi digelar sebagai buntut sikap ormas dan aparat keamanan yang dianggap menghina mahasiswa Papua di Malang, Surabaya, dan Semarang. Akibatnya, sejumlah ruas jalan juga diblokade, seperti Jalan Yos Sudarso, Jalan Trikora Wosi, Jalan Manunggal Amban, Distrik Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari. Para warga sekitar mengakui kalau aksi demonstrasi ini membuat mereka ketakutan untuk pergi ke luar rumah.

Menanggapi aksi ini, sejumlah tokoh agama Kristen pun ikut berkomentar.

Pesan sekretaris PGI Gomar Gultom

Mengacu pada kerusuhan tersebut, sekretaris PGI Gomar Gultom mengajak semua elemen masyarakat untuk bisa membangun budaya dialog, bukan bermain hakim sendiri dalam mengatasi berbagai masalah.

"Saya kira lebih baik saya semua kita elemen masyarakat mengembangkan budaya dialog ketimbang main hakim sendiri lalu main kekerasan," kata Gomar, Senin (19/8/2019).

Gomar mengajak kepolisian atau petugas maupun pemerintah di Papua untuk bisa menyikapi kekecewaan dan kemarahan dengan bijaksana, sekaligus membangun dialog dengan mereka.

"Saya memahami suasana batin masyarakat Papua. Saya memahami kemarahan yang timbul karena mereka menyambut saudara-saudara yang datang dari Jawa, dari Kalimantan, dari Sumatera ke Papua dengan tangan terbuka maka mereka berharap juga masyarakat Papua yang ada di luar Papua juga disambut oleh masyarakat lain sebagai bagian dari masyarakat Indonesia tapi kalau terjadi seperti kejadian-kejadian belakangan ini tentu saja kawan-kawan di Papua marah dan jengkel dan saya kira itu hanya luapan emosional dan dalam hal ini saya harap kita semua kembali membangun budaya dialog," lanjutnya, dikutip dari Akurat.co.

Selain itu, Gomar juga berpesan kepada petugas keamanan untuk bisa bersikap adil dan profesinal agar tidak ada lagi konflik kesalahpahaman.

Saya mengimbau pihak kepolisian untuk bertindak proporsional dan profesional artinya yang membuat kerusuhan yang harus ditangkap jadi jangan justru mahasiswa-mahasiswa Papua itu, mereka kan harus dilindungi, jadi ini kan terkesan orang-orang mahasiswa Papua-nya yang jadinya dipersekusi kan dan aparat negara mesti profesional dan proporsional dalam menangani ini," ujarnya.

Pesan terakhir Gomar ditujukan kepada masyarakat lain untuk bisa bersikap obyektif dan tidak mudah panas dengan isu-isu yang beredar di media sosial.

"Kepada masyarakat agar melihat secara objektif apa yang terjadi agar tidak terpancing sosial media, terpancing isu-isu yang tidak benar," katanya.

Ketua Persekutuan Gereja-Gereja Jayawijaya (PGGJ), Yoram Yogobi

Yoram mengajak setiap warga papua untuk memaafkan oknum pengucap kata rasisme terhadap warga papua. Hal ini disampaikannya di Wamena, Selasa, 20 Agustus 2019 kemarin.

Ia juga berkata bahwa sebagai umat yang belajar tentang kasih, Yoram berharap agar warga tidak menyimpan amarah.

”Sudah menjadi kewajiban kita sebagai orang beriman, wajib melaksanakan hukum yang diajarkan oleh Kristus, yaitu hukum kasih.Kita diajarkan untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan,” tuturnya.

Pesan Yoram untuk warga Papua adalah untuk tidak mengambil tindakan yang dapat merugikan diri sendiri. Kepada Gubernur Papua dan Papua Barat yang sudah menyelesaikan persoalan, Yoram berterima kasih dan mengapresiasi tindakan mereka tersebut.

Selain itu, Yoram juga mengingatkan kalau Gubernur Jawa Timur sudah menyampaikan permohonan maaf atas ucapannya. Kapolri dan juga bapak Presiden menyampaikan kepada kita untuk kita bersabar, bisa memberikan maaf kepada orang atau kelompok tertentu yang telah menyampaikan penghinaan kepada kita,” katanya.

Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua, Pdt. Lipiyus Biniluk

Permintaan yang diminta oleh Pendeta Lipiyus adalah agar pihak pemerintah ikut melibatkan tokoh agama bersmaa dengan tim investigasi ke Jawa Timur.

Mewakili FKUB, dirinya mengatakan kalau FKUB mengapresiasi semangat massa yang melakukan demonstrasi di Jayapura untuk menyampaikan aspirasi tentang harga diri Papua yang dilakukan dengan aman dan damai.

Pendeta Lipiyus juga mengimbau seluruh mahasiswa Papua yang tersebar di seluruh Indonesia agar tetap tenang, fokus belajar dan tetap menjaga persaudaraan sebagai sesama anak bangsa.

Pesannya kepada Presiden Jokowi adalah untuk membuat kebijakan pembangunan yang berpihak dan melibatkan orang asli Papua.

Sumber : berbagai sumber
Halaman :
1

Ikuti Kami