Pernyataan Marty
Simpson, worship leader (WL) dari gereja Hillsong dan penulis lagu rohani
tersebut tentang ia meninggalkan imannya membuat heboh dunia Kekristenan, walau
kemudian ia melakukan revisi (Bisa dibaca disini klarifikasinya).
Tapi, hal ini tetap
menimbulkan pertanyaan besar, jika seorang WL yang sudah menciptakan banyak
lagu ungkapan cinta kepada Yesus bisa goyah imannya dan mengalami keraguan. Bagaimana
peran gereja mendewasakan iman umat dan bahkan lebih penting lagi para
pemimpin-pemimpinnya?
Memang pertumbuhan
rohani bukan hanya tanggung jawab gereja, namun juga tanggung jawab pribadi.
Tetapi sedikit banyak, gereja bertanggung jawab untuk memuridkan dan membangun
dasar yang kuat bagi iman jemaatnya. Lalu, mengapa di Hillsong Church bisa terjadi seperti ini?
Yuk sejenak kita mengulas
gereja ini..
Hillsong Church adalah salah satu gereja yang paling bertumbuh saat ini
Gereja ini didirikan
oleh pasangan suami isteri Brian dan Bobbie Houston di Sydney, Australia pada
tahun 1983, dan saat ini sudah berkembang hingga ke enam benua dan diklaim ada
di 23 kota di berbagai negara. Menurut data yang dirilis oleh BBC.com, setiap
minggu, rata-rata ada 130.000 jemaat yang menghadiri ibadah di gereja ini
diberbagai belahan dunia.
Gereja para artis
Ya, salah satu daya
tarik dari gereja ini adalah ada beberapa artis terkenal yang berjemaat di
Hillsong Church, seperti Justin Bieber dan istrinya, Hailey Baldwin Bieber. Pemain
basket NBA Kevin Durant dan Kyrie Irving dikabarkan mencari bimbingan dari
pendeta Hillsong di New York, Carl Lents. Selain itu nama-nama seperti Chris
Pratt, Kylie Jenner dan Kourtney Kardashian juga dikaitkan dengan gereja ini.
Gereja dengan berbagai
produk dan terdepan di bidang musik
Hillsong menyebut diri mereka sebagai gereja Kristen kontemporer, “dalam misi untuk melihat Kerajaan Allah dinyatakan di seluruh bumi.” Pernyataan misi tersebut diwujudkan dalam pelayanan mereka dan berbagai merek atau produk dari pelayanan mereka. Mereka memiliki dua kampus, satu di Sydney, Australia dan satu di Phoenix, Arizona, Amerika. Mereka juga menyelenggarakan konferensi tahunan, memiliki saluran TV 24 jam, pelayanan komunitas dan label musik sendiri.
Dari semua produknya,
Hillsong United adalah yang paling menonjol dan dikenal di berbagai belahan
dunia. Grup band ini memiliki 2 juta follower di Instagram dan lagu-lagu mereka
di dengarkan 3,5 juta kali di Spotify setiap minggunya. Lagunya yang paling
terkenal saat ini adalah Oceans yang telah didengarkan 155 juta kali di Spotify
saja. Sebagai perbandingan, jumlah itu dua kali lipat dari lagu hasil
kolaborasi Billie Eilish dan Justin Bieber baru-baru ini.
Band ini juga baru saja melakukan tour konser di
30 kota di Amerika dan Kanada. Pada November nanti mereka akan konser di
Amerika Latin, yaitu Brazil, Argentina dan Peru. Bisa dikatakan bahwa Hillsong
saat ini berada di garis terdepan musik gereja jika dilihat dari karya-karya
mereka.
Pernah kecolongan,
seorang gay menjadi pemimpin dan wl gereja
Josh Canfield
bergabung di gereja Hillsong pada tahun 2008, tak lama kemudian dia menjadi
vokalis tim penyembahan di gereja tersebut. Saat itu Josh masih bergumul dengan
seksualitasnya berkaitan dengan imannya. Gereja orangtuanya dengan tegas
mengatakan bahwa homoseksual adalah dosa, namun di Hillsong sikapnya lebih
abu-abu.
“Rasanya seperti
situasi ‘jangan tanya jangan beritahu’,” demikian pernyataan Canfield kepada
BBC. “Tidak seorangpun akan bertanya,
karena tidak seorangpun mau bertanya.”
Menurut Canfield
kotbahnya rata-rata positif, mereka mengajak jemaat untuk mengasihi mereka yang
termarginalkan, imigran dan orang miskin. “Tapi sepertinya mereka lupa tentang
grup LGBTQ,” tambahnya.
Pada tahun 2014
Canfield muncul di acara televise Survivor, dan sebelumnya ia sudah bertanya
pada para pemimpin gereja Hillsong New York karena ia akan mengungkap
seksualitasnya dan diberi ijin. Namun setelah hal itu menjadi berita besar,
Pendeta Brian Houston memberikan klarifikasi tentang posisi Hillsong tentang
homoseksualitas.
Dalam sebuah postingan
blog di website Hillsong, Houston menuliskan bahwa “Firman Tuhan sudah jelas”
tentang homoseksualitas.
“Gereja Hillsong menyambut
SEMUA orang tetapi tidak mendukung semua gaya hidup,” demikian ungkap Houston. “Untuk
lebih jelas, kami tidak mendukung gaya hidup gay dank arena hal ini kami tidak
secara sadar memiliki orang-orang gay di posisi kepemimpinan baik yang dibayar
maupun tidak dibayar.”
Canfield akhirnya
diminta mundur dari posisinya sebagai vokalis dan setelah beberapa pertemuan
pribadi dengan Pendeta Hillsong New York, Carl Lentz, Canfield memutuskan untuk
meninggalkan gereja itu.
“Masalah saya bukan
karena Hillsong percaya bahwa homoseksualitas itu dosa, itu adalah prerogative
mereka untuk percaya itu. Tapi masalahnya mereka tidak benar-benar terbuka
tentang apa yang mereka percayai karena mereka tidak ingin orang-orang itu
pergi… bukankah itu berbohong? Dalam bahasa agamawi, bukankah itu dosa karena
kelalaian?” demikian ungkap Canfield.
Mengapa gereja seperti
Hillsong Church tidak bisa menjawab keraguan Marty Simpson?
Apakah gereja masa
kini sudah menjalankan fungsinya dalam membangun iman jemaat?
Seorang penginjil dan
penulis Kristen yang hidup di tahun 1800an, Charles H. Spurgeon sudah melihat
masalah yang dihadapi gereja saat-saat ini, seperti yang dihadapi Hillsong
saat ini, yaitu gereja yang menyuguhkan hiburan dan berusaha membuat jemaat
merasa “senang” dengan berbagai pengajarannya.
“Pendapat pertama saya
adalah bahwa menyediakan hiburan bagi orang-orang tidak dibicarakan dalam
Alkitab sebagai fungsi gereja. Jika itu adalah pekerjaan orang Kristen, mengapa
Kristus tidak membicarakannya?” demikian tulis Spurgeon.
“Sekali lagi,
memberikan hiburan adalah pertentangan langsung dengan pengajaran dan kehidupan
Kristus dan semua rasul-Nya. Bagaimana sikap gereja terhadap dunia? "Kamu
adalah garam dunia," bukan permen manis - sesuatu yang akan dimuntahkan
dunia, bukan ditelan,” demikian tambahnya.
Apakah gereja sudah
kehilangan rasa asinnya sehingga tidak lagi bisa menjawab keresahan dan
keraguan orang-orang seperti Marty Simpson, Joshua Harris atau bahkan
memulihkan serta memberikan jawaban yang benar kepada orang-orang seperti Josh
Canfield?
Seharusnya tidak,
selama masih ada kuasa Roh Kudus di bumi ini. Yesus mengatakan dalam Yohanes 14:26,
“..Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan
mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang
telah Kukatakan kepadamu.”
Mengacu pada ayat di
atas Roh Kudus akan mengajar dan membawa kita pada pertumbuhan iman yang benar
berdasarkan pengajaran-pengajaran Yesus Kristus.
Pastor David Jeremiah,
pendiri Turning Point Radio and Television Ministries dan gembala senior Shadow
Mountain Community Church di El Cajon, California mengatakan kepada
Christianpost.com, “Kita bukan layanan hiburan; kita di sini bukan untuk
melihat seberapa mirip kita dengan apa yang dunia lakukan. Tetapi ada begitu
banyak hal dunia di Gereja dan
sebaliknya sehingga kita tidak bisa membedakan. Kita harus berpegang pada
kebenaran. Kita harus diberi makan (kebenaran-red). Jika itu tidak terjadi,
Anda adalah organisasi sosial dan bukan gereja.”
Mari kita berdoa bagi gereja, apapun denominasinya agar kembali kepada fungsinya yaitu menjadi garam dan terang bagi dunia ini. Menjadi jawaban yang solid untuk mereka yang terluka, sakit, kebingungan dan membutuhkan harapan. Sebab apa yang terjadi di Hillsong saat ini, juga terjadi di banyak gereja, dimana orang-orang mulai pergi.
Baca juga :
Kenapa Banyak Pemimpin Gereja Kehilangan Imannya? Hasil Penelitian Ini Mengungkapnya!
Menyusul Harris, Penulis Lagu Hillsong Ungkapkan Tak Lagi Percaya Pada Kristus